Belakangan ini sedang hangat di bicarakan mengenai ilmu yang sering di gunakan untuk menyesatkan orang lain atau yang biasa di sebut santet. Yang bisa saya sampaikan adalah santet itu tidak saya percayai karena tidak dapat di buktikan secara nyata. Pernah kah anda melihat seseorang membahas dan mempraktekkan langsung di depan mata anda proses santet terjadi? pernah kah anda melihat korban santet secara langsung kesakitan karena ulah dukun yang ada di depannya? Jawabannya tidak.



Karena semua itu terjadi karena anggapan seseorang yang secara mentah-mentah menelan pendapat orang lain belum tentu kebenarannya. Penyebabnya adalah satu kata sakti yang membuat orang berfikir satu arah, yaitu "KATANYA". Setiap acara yang berbau mistis pasti tidak pernah mengatakan, "Iya saya lihat sendiri" atau "Saya lihat dengan dengan mata kepala saya sendiri". Setiap jawaban yang keluar dari mulut orang-orang yang di wawancara diawali dengan "Kata orang-orang sini sih begitu" atau "Katanya sih angker".



Memang di Indonesia kental dengan budaya yang berbau gaib, tapi jaman kini telah berubah karena pasti ada penjelasan dari setiap pertanyaan. Semakin hari pengetahuan generasi ke generasi bertambah dan mereka para generasi baru lebih berpikiran luas mengenai informasi yang di terimanya. Karena informasi sekecil apapun lebih baik di cerna baik-baik untuk di pahami apakah ini akan memiliki dampak buruk bagi banyak orang.

Bila kita melihat seorang tetangga yang jarang keluar rumah, dan tiba-tiba dia jadi kaya raya apakah itu artinya dia menggunakan jasa dukun? belum tentu. Bisa saja dia adalah seorang yang baru saja menemukan hal baru dari hasil penelitiannya selama di rumah atau bisa juga dia adalah seorang penulis yang karyanya dinyatakan sebagai best seller.

Kalau santet dan dukun punya ilmu yang hebat, santet saja para koruptor, teroris dan buronan kejahatan. Dan bila anda sukses dan kemudian orang lain mengatakan "Wah kamu pasti main dukun bisa sukses". Apa yang anda rasakan?.

Bila ada undang-undang tentang ilmu gaib, bagaimana cara kita menjelaskan ke teman-teman kita yang ada di negara lain. Bisakah kita bangga karena bisa menghakimi orang yang di tuduh melakukan praktek perdukunan? Tidakkah kita tau kalau itu bisa menjadi fitnah?



Menurut Saya : Segala kemungkinan mungkin saja terjadi di setiap keseharian kita, walaupun kelihatannya seperti sebuah keajaiban tetapi satu hal yang saya percayai adalah bila kita menginginkan sesuatu yang kita idam kan, kita harus berteman dengan yang namanya "Proses".

Sumber : www.bukuhidupandre.blogspot.com