- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Demi Masa Depan Nia Ramadhani, Besan Ical Minta Akbar Tidak Recoki Pencapresan Bakrie


TS
soipon
Demi Masa Depan Nia Ramadhani, Besan Ical Minta Akbar Tidak Recoki Pencapresan Bakrie
Besan Ical Minta Akbar Tidak Recoki Pencapresan
klaim sukses poles ketua umum golkar
Selasa, 26 Maret 2013 , 09:01:00 WIB
RMOL. Prya Ramadhani, besan capres Golkar Aburizal Bakrie (Ical), mengklaim kerja keras timsukses memoles citra Ical sudah mulai membuahkan hasil. Hasil polling Lingkaran Survei Indonesia (LSI) yang menempatkan Ical di posisi nomor dua setelah Mega adalah buktinya.
Untuk itu, Ketua DPD Partai Golkar DKI Jakarta itu meminta Ketua Dewan Pertimbangan (wantim) Partai Golkar, Akbar Tandjung, tak lagi menyuarakan wacana evaluasi pencapresan Ical.
“Sebab survei tersebut menunjukkan kerja keras kita sudah membuahkan hasil, sudah on the right track. Tapi kalau kemudian (pencapresan Ical) mau dievaluasi, ya susah.
Jadi kita minta, bang Akbar, JK (Jusuf Kalla), senior-senior Golkar turut membantu program pencapresan,” kata Prya kepada Rakyat Merdeka.
Sebelumnya Akbar Tandjung mengingatkan kekalahan Golkar di Pilkada DKI, Jabar, Sumut dan Papua harus dijadikan bahan evaluasi pemenangan pilpres. Akbar bersama wantim Golkar lainnya konsisten mencermati perkembangan elektabilitas Ical.
“Karena kami melihat elektabilitas ARB (Aburizal) belum kondusif untuk jadi pemenang pilpres,” kata Akbar.
Ketua DPP Partai Golkar Bidang Komunikasi dan Informasi Publik, Fuad Hasan Mansyur, menilai terdongkraknya elektablitas Ical berpengaruh besar terhadap optimisme Golkar.
“Pak Ical selalu bilang, padi semakin menguning. Nah Insya Allah akan kita panen di 2014. Alhamdulillah kita telah lakukna pemupukan dari hari ke hari agar padi benar-benar dinikmati masyarakat,” katanya beranalogi.
Atas dasar itu, Fuad menilai Partai Golkar tidak butuh lagi capres selain Ical.
Disinggung duet Ical-Jokowi, Fuad menilai wacana itu muncul karena memang melihat beberapa manuver yang dilakukan para capres seperti Prabowo-Hatta atau pun Mega-JK.
Namun Fuad menegaskan, DPP belum menentukan cawapres buat Ical. Karena bagaimana pun yang berhak menentukan posisi calon RI-2 di Golkar adalah Ical karena memang itu adalah mandat kader Golkar kepadanya.
“Tapi nama Jokowi itu belum ada sama sekali, tapi survei melihat keduanya merupakan fgur-figur yang tepat. Hasil survey menempatkan apabila ARB dipasangkan dengan Jokowi cukup unggul. Jadi keduanya punya kekuatan berimbang yang sangat bagus,” tambah dia.
Seperti diberitakan, berdasarkan simulasi capres yang digelar LSI, jika Ical dipasangkan dengan Jokowi keduanya berpeluang besar memanangkan pilpres. Dalam survei LSI, duet Ical-Jokowi sanggup mengantongi dukungan 36 persen suara responden. Sedangkan Mega-JK dan Prabowo-Hatta masing-masing hanya didukung 22,9 persen dan 10,1 persen.
Source
Tidak mengherankan ayahnya Nia Ramadhani membela Ical, karena nasib anaknya tergantung Ical jadi presiden RI. Jika Ical gagal menjadi presiden RI, bisa dipastikan masa depan Nia Ramadhani akan suram karena bisinis keluarga Bakrie tidak akan bertahan jika tidak ditalangi uang rakyat.

klaim sukses poles ketua umum golkar
Selasa, 26 Maret 2013 , 09:01:00 WIB
RMOL. Prya Ramadhani, besan capres Golkar Aburizal Bakrie (Ical), mengklaim kerja keras timsukses memoles citra Ical sudah mulai membuahkan hasil. Hasil polling Lingkaran Survei Indonesia (LSI) yang menempatkan Ical di posisi nomor dua setelah Mega adalah buktinya.
Untuk itu, Ketua DPD Partai Golkar DKI Jakarta itu meminta Ketua Dewan Pertimbangan (wantim) Partai Golkar, Akbar Tandjung, tak lagi menyuarakan wacana evaluasi pencapresan Ical.
“Sebab survei tersebut menunjukkan kerja keras kita sudah membuahkan hasil, sudah on the right track. Tapi kalau kemudian (pencapresan Ical) mau dievaluasi, ya susah.
Jadi kita minta, bang Akbar, JK (Jusuf Kalla), senior-senior Golkar turut membantu program pencapresan,” kata Prya kepada Rakyat Merdeka.
Sebelumnya Akbar Tandjung mengingatkan kekalahan Golkar di Pilkada DKI, Jabar, Sumut dan Papua harus dijadikan bahan evaluasi pemenangan pilpres. Akbar bersama wantim Golkar lainnya konsisten mencermati perkembangan elektabilitas Ical.
“Karena kami melihat elektabilitas ARB (Aburizal) belum kondusif untuk jadi pemenang pilpres,” kata Akbar.
Ketua DPP Partai Golkar Bidang Komunikasi dan Informasi Publik, Fuad Hasan Mansyur, menilai terdongkraknya elektablitas Ical berpengaruh besar terhadap optimisme Golkar.
“Pak Ical selalu bilang, padi semakin menguning. Nah Insya Allah akan kita panen di 2014. Alhamdulillah kita telah lakukna pemupukan dari hari ke hari agar padi benar-benar dinikmati masyarakat,” katanya beranalogi.
Atas dasar itu, Fuad menilai Partai Golkar tidak butuh lagi capres selain Ical.
Disinggung duet Ical-Jokowi, Fuad menilai wacana itu muncul karena memang melihat beberapa manuver yang dilakukan para capres seperti Prabowo-Hatta atau pun Mega-JK.
Namun Fuad menegaskan, DPP belum menentukan cawapres buat Ical. Karena bagaimana pun yang berhak menentukan posisi calon RI-2 di Golkar adalah Ical karena memang itu adalah mandat kader Golkar kepadanya.
“Tapi nama Jokowi itu belum ada sama sekali, tapi survei melihat keduanya merupakan fgur-figur yang tepat. Hasil survey menempatkan apabila ARB dipasangkan dengan Jokowi cukup unggul. Jadi keduanya punya kekuatan berimbang yang sangat bagus,” tambah dia.
Seperti diberitakan, berdasarkan simulasi capres yang digelar LSI, jika Ical dipasangkan dengan Jokowi keduanya berpeluang besar memanangkan pilpres. Dalam survei LSI, duet Ical-Jokowi sanggup mengantongi dukungan 36 persen suara responden. Sedangkan Mega-JK dan Prabowo-Hatta masing-masing hanya didukung 22,9 persen dan 10,1 persen.
Source
Tidak mengherankan ayahnya Nia Ramadhani membela Ical, karena nasib anaknya tergantung Ical jadi presiden RI. Jika Ical gagal menjadi presiden RI, bisa dipastikan masa depan Nia Ramadhani akan suram karena bisinis keluarga Bakrie tidak akan bertahan jika tidak ditalangi uang rakyat.

0
2K
8


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan