Kaskus

Story

ayahzieAvatar border
TS
ayahzie
Zie : The Little Angel of My Life
Ghazy Rakan Ayyasy | Pejuang yang Mulia dan Banyak Rezeki


Itulah nama yang kuberikan pada anak pertamaku. hmm, koreksi pemirsa sebenarnya dia anak keduaku. lho koq? iya sejujurnya anakku seharusnya dua, hanya saja. ah sudahlah enggan ku membahasnya. peristiwa yang terjadi beberapa tahun ke belakang itu telah menorehkan luka yang cukup mendalam di hati kami. namun tak perlu disesali pun ditangisi, karena pasti ada hikmah di sebalik semua kejadian bagi orang-orang yang mau berfikir dan berbesar hati tentunya.

Kembali lagi ke Ghazy anakku yang biasa kupanggil Zie saja. tepat tanggal 10 bulan juni mendatang dia akan genap berusia tiga tahun. tanpa kusadari, dia telah bertumbuh kembang menjadi seorang anak yang bukan saja rupawan tetapi juga cerdas, berattitude baik, serta senantiasa aktif dan ceria dalam menjalani hari-harinya. kehadirannya seolah oase yang menyejukkan kehidupan, ibarat pelangi yang mewarnai dan menceriakan, bagaikan penyembuh bagi semua kesakitan. ah lebay! mungkin, tapi ciyuss tak ada kata-kata lain yang sepadan untuk menggambarkan sosoknya. sungguh kelahirannya adalah salah satu anugrah terindah (kaya lagu) yang membawa berkah bagi kehidupan kami dan keluarga. Namun diantara kebanggaan yang mencuat, terselip rasa sesal karena sebagai seorang ayah kumerasa belum berbuat yang terbaik. sosok Zie yang seperti sekarang sejatinya adalah produk pendidikan dari ummi nya. sebentar, kalau Anda menyangka sosok ummi adalah istriku Anda salah. ummi adalah panggilan untuk ibu mertuaku. entah mengapa dia lebih senang memanggil dirinya ummi bukan nenek, eyang atau sebutan lainnya. ketika ditanyakan hal itu kepadanya, dia hanya menjawab, “biar beda saja dari kebanyakan orang”. ada-ada saja memang. sejak aku semakin sibuk dengan pekerjaan baruku, dan istriku yang memutuskan kembali untuk menjadi wanita kurir eh karir maka sejak itu pula semakin minim waktu kebersamaan kami dengan Zie. dan di saat itu pulalah kami memutuskan untuk menitipkannya kepada ummi. kami lebih memilih ummi karena beliau adalah profil ibu yang tangguh dan teruji. meskipun tak berpendidikan tinggi namun wawasan dan ilmu agamanya membuat kami yakin bahwa Zie sudah berada di tangan yang tepat. di sisi lain kami tak tega memilih ibu ku untuk dititipi karena usianya yang sudah sepuh dan sering sakit-sakitan. bukannya aku dan istriku tak ingin menjadi sosok orang tua yang ideal, tetapi keadaan berkehendak lain.

Beberapa hari ini Zie nampak kurang bersemangat dan lemas. kondisi cuaca yang galau seperti sekarang membuatnya terserang mencret. ditambah lagi kebiasaannya yang malas makan membuat tubuhnya agak kurus. namun aneh, ketika beberapa hari lalu pergi ke Posyandu berat badannya justru naik 1,5 kg. jangan-jangan timbangannya kurang akurat dan harus dikalibrasi lagi? entahlah. tapi meskipun sedang kurang enak badan, jagoanku yang satu itu tak pernah kehabisan energi untuk beraktivitas. senyum selalu tersungging dari bibirnya yang merah merekah, matanya yang besar selalu berbinar, dan gerak-geriknya selalu powerfull. “ayah ayah” katanya setengah berteriak tiap kali pulang dari rumah ummi. dengan hanya mendengarkan suaranya saja dapat membuat seluruh penatku sirna, berganti dengan kebahagiaan yang membuncah. segera kudekap dan kukecup berulangkali kening dan pipinya ketika kudapati dia. meski sakit, “ritual” yang biasa dijalaninya ketika pulang tak pernah terlewatkan. mulai dari menonton kartun Sponge Bob, Shaun The Sheep dan Angry Bird, bermain mobil-mobilan, kuda-kudaan, sampai dengan bernyanyi sebuah nasyid yang menjadi favorit kami semua. dengan kata-kata yang belum jelas benar dia bersenandung sambil menggerakkan kepalanya ke kanan dan ke kiri, “kata-kata cinta telucap indah, mengalil berdikir di…”. lucu sekali.

Kemarin ketika di tengah malam ku terbangun karena ingin ke belakang, kudapati istriku sedang sibuk mengerjakan tugas kuliahnya. kemudian dia berkata, “yah Zie kenapa panas lagi ya?” setengah sadar kuraba dahi dan badan anakku itu. ternyata perkataan istriku memang benar, badannya memang cukup panas. untuk memastikan, segera saja kuambil termometer. angka 38 derajat yang ditunjukkan cukup membuatku khawatir. seolah tak terganggu dengan panas yang mendera tubuhnya, Zie masih nampak nyaman dan lelap dalam tidurnya. kusingkirkan kekhawatiran yang berlebihan di benak, lalu ku bermunajat kepada Yang Maha Kuasa untuk kesehatan anakku itu. sampai tadi pagi tatkala kami semua terbangun dari tidur yang tak nyenyak, kuraba lagi dahi anakku. masih panas namun tak sepanas semalam. seraut wajahnya yang polos masih saja menggemaskan sekalipun baru terbangun dari tidur. senyum masih sempat tersimpul dari mulut mungilnya. meski masih khawatir, setidaknya hal itu membuatku sedikit tenang. sebenarnya tak sampai hati kutinggalkan Zie dalam keadaan yang seperti itu. hanya saja ada hal urgen yang menanti untuk kukerjakan. kuhanya berharap semoga tak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, dan Yang Maha Kuasa tetap melindunginya. “Ayah pergi dulu ya sayang” kataku. diiringi lambaian tangan dan sun jauh dari Zie aku pun berlalu.

Dan malam ini bersamaan dengan ditulisnya thread ini malaikat kecilku itu sudah terlelap, terhanyut di alam mimpi yang sama indahnya dengan masa golden age yang sedang dijalaninya. kukecup lembut keningnya sambil kurapal doa didalam hati "Rabbi Habli Minas Shalihiin". aamiin...
anasabilaAvatar border
anasabila memberi reputasi
1
1.1K
4
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan