- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Kemana Dana Bidikmisi "Bersembunyi"?
TS
agoengfunk
Kemana Dana Bidikmisi "Bersembunyi"?
Sigmanews - Seiring pergantian kabinet Republik Indonesia beberapa tahun lalu, pemerintahan SBY menawarkan banyak beasiswa pendidikan bagi warga Indonesia yang mau melanjutkan studinya ke jenjang Perguruan Tinggi. Salah satunya adalah Bidikmisi.
Bidikmisi adalah program bantuan biaya pendidikan yang diberikan Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mulai tahun 2010 kepada mahasiswa yang memiliki potensi akademik memadai dan kurang mampu secara finansial. Bidikmisi merupakan program 100 Hari Kerja Menteri Pendidikan Nasional yang dicanangkan pada tahun 2010. Perguruan tinggi yang mendapat bantuan Bidikmisi yaitu perguruan tinggi di bawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan juga Kementerian Agama. Mulai tahun 2010, sekitar 117 Perguruan Tingi Negeri di Indonesia membuka jalur beasiswa Bidikmisi.
Namun, apakah Bidikmisi bisa menjamin seluruh kebutuhan mereka yang memang kurang mampu tapi berprestasi? Ternyata tidak demikian. Anggaran beasiswa dari bidikmisi selalu saja mengalami keterlambatan. Lebih parahnya terjadi pada tahun ini.
Kita ingat-ingat dua tahun ke belakang. Anggaran beasiswa dari Dikti untuk tiap mahasiswa Bidikmisi pada tahun 2010 adalah 500 ribu perbulan. Beranjak ke tahun 2011, anggaran dana dinaikkan menjadi 600 ribu perbulan. Ada apakah ini? Tapi masalah tersebut langsung tuntas ketika tahun 2011 Bidikmisi mengeluarkan dana tambahan sebagai rapel pada tahun 2010. Permasalahan dianggap selesai. Setelah itu, maju ke tahun 2012, anggaran yang cair masih stabil yakni 600 ribu perbulan. Beranjak dari itu, menginjak tahun 2013 kini, apakah pencairan Bidikmisi tersebut masih stabil? sudah cairkah bulan ini? Jawabannya, belum.
Tahun 2013 adalah tahun sekarat bagi mereka yang tergolong mahasiswa jalur Bidikmisi. Mengapa demikian? Menurut info dari grup facebook Bidikmisi di salahsatu Universitas ternama Kota Bandung, pencairan beasiswa Bidikmisi, singkatnya BM, mengalami keterlambatan paling parah di tahun ini.
Bidikmisi tidak cair ketika bulan januari adalah hal yang biasa dan lumrah. Menurut info, setiap awal tahun Universitas masih sibuk menyusun laporan anggaran di buku tahunan (tutup buku-akhir tahun). Jadi, anggaran bulan januari akan dirapel ke bulan februari. Selesai.
Bulan februari tiba, awal bulan – prasangka mahasiswa masih baik, karena BM umumnya cair pada pertengahan bulan. Namun, ketika kalender menunjukkan angka 16 dan BM belum juga cair, mereka langsung kelabakan. Informasi dari beberapa situs BM di internet selalu meleset dari kemungkinan tanggal pencairan. Kabarnya, setelah pertengahan bulan februari 2013, beberapa grup facebook BM menginfokan bahwa ada kesalahan pendataan penerima BM, sehingga beasiswa akan dirapel ke bulan Maret. Untuk itu, pada akhir februari diinfokan bahwa tiap penerima BM harus mengisi kuisioner yang ada di web Bidikmisi pusat.
Hanya dengan memasukkan Nomor Induk Mahasiswa (NIM) dan nama Universitas masing-masing, mereka dapat log in dengan mudah di situs tersebut. Lalu, mereka mengisi kuisioner yang ada di dalamnya. Setelah itu muncullah beberapa pertanyaan semacam identitas diri, perkembangan finansial, kondisi keluarga maupun prestasi selama berkuliah. Jika sudah berhasil mengisi kuisioner dan melaporkannya ke pihak yang menangani BM di kampus masing-masing, maka dianggap selesai dan datanya telah masuk ke pusat.
Sejauh itu para penerima BM masih memiliki kesan baik terhadap penanganan Dikti. Beranjak ke awal bulan Maret, para penerima Bidikmisi masih menunggu keputusan dan informasi dari kampusnya masing-masing perihal pencairan yang akan dirapel tiga bulan (Januari sampai Maret). Awal bulan, seperti biasa mereka masih terkesan maklum ketika dana BM belum juga cair. Namun, ketika kalender sudah menunjukan angka 18, tapi beasiswa belum juga turun, para penerima BM mulai berontak mempertanyakannya. Grup Bidikmisi di salah satu kampus ternama di kota Bandung menginfokan, “Para penerima Beasiswa Bidikmisi diharapkan untuk lebih bersabar lagi, karena pencairan dana Bidikmisi seluruh Perguruan Tinggi di Indonesia belum dicairkan, dan pihak kampus belum dapat memastikan kapan waktu pencairannya.”
Adanya pernyataan demikian tentu membuat geram para penerima BM. Mereka seolah diajak bermain petak umpet oleh Dikti untuk menemukan di mana posisi dana BM saat ini. Beruntunglah bagi beberapa mahasiswa yang mendapat tunjangan sementara dari kampusnya sebagai pinjaman sebelum uang BM cair. Tapi, bagaimana dengan mereka yang kampusnya sedang pailit dan tidak menyediakan dana pinjaman sementara?
Miris, jika kita membayangkan betapa sulitnya para penerima BM menghidupi dirinya yang memang tinggal jauh dari orang tua dan tidak memiliki sanak keluarga di daerah tempatnya berkuliah. Bahkan ada pula para penerima BM yang sempat meminjam uang ke orang lain atau suatu lembaga peminjaman uang, untuk memenuhi kebutuhannya selama tiga bulan terakhir. Kebanyakan mereka yang meminjam uang beranggapan bahwa dana akan cair bulan Maret, sehingga mereka bisa berjanji untuk melunasinya dengan segera. Tapi, bagaimanakah nasib mereka sekarang ketika mendapati bulan Maret ini belum juga ada kejelasan perihal pencairan dana BM?
Di manakah dana BM bersembunyi? Apakah Dikti kurang peka terhadap keluhan para penerima BM yang telah menggantungkan hidup mereka pada dana tersebut?
Kabar burung datang, ada yang mengatakan, keterlambatan penanganan BM disebabkan Dikti tengah sibuk menanggulangi cara penyaluran dana BM. Awalnya dana BM disalurkan terlebih dahulu ke Universitas, barulah dari pihak Universitas akan membagikannya ke mahasiswa. Namun, simpang siur kabar mengatakan bahwa Dikti akan mengubah cara penyaluran uang BM dengan langsung menurunkan uangnya ke rekening mahasiswa tanpa perantara Universitas.
Adanya kabar semacam ini tentu menjadi sebuah alibi buruk para penerima BM. Mereka tak mungkin meminta dana pengganti kebutuhan sehari-hari kepada orang tuanya, karena hidup mereka sebelumnya telah bergantung pada dana Bidikmisi. Betapa simpang siurnya penanganan anggaran beasiswa saat ini. Seharusnya Dikti bisa lebih peka terhadap masalah semacam ini. Apakah benar pusat keterlambatannya pada Dikti, atau justru dari tiap Universitasnya itu sendiri yang bermasalah? Jika memang keterlambatan itu tidak bisa diupayakan selesai dengan cepat, seharusnya Dikti memberikan penjelasan yang akurat kepada para penerima BM, bukan malah mengajak bermain petak umpet dana BM selama tiga bulan terakhir. (pm/reporter: Intan Pertiwi)
SUMBER
adakah info yang bisa menjelaskan kemana Dana BIdikmisi ini "bersembunyi"?
0
5.5K
39
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan