- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Tugu Nol Kilometer Sabang: Simbol Perekat Nusantara di Batas Barat Tanah Air


TS
2108888
Tugu Nol Kilometer Sabang: Simbol Perekat Nusantara di Batas Barat Tanah Air
Quote:


Repost ga ya ??
Quote:
Spoiler for REPOST:

Quote:
Slogan terkenal ‘Dari Sabang sampai Merauke’ dipopularkan Presiden Soekarno dari ucapan seorang perwira Belanda bernama Jenderal J.B. van Heutsz saat mengklaim kemenangannya dalam Perang Aceh tahun 1904, yaitu “Vom Sabang tot Merauke”. Sabang dan Merauke adalah dua kota di ujung paling barat dan paling timur Indonesia yang kini sama-sama memiliki tugu nol kilometer.
Tugu Nol Kilometer RI atau biasa disebut Monumen Kilometer Nol merupakan sebuah penanda geografis yang unik di Indonesia. Hal ini berkaitan perannya sebagai simbol perekat Nusantara dari Sabang di Aceh sampai Merauke di Papua. Tugu ini bukan saja menjadi penanda ujung terjauh bagian barat di Indonesia tetapi juga menjadi objek wisata sejarah bagi wisatawan domestik maupun mancanegara.
Lokasi tugu ini terletak di areal Hutan Wisata Sabang tepatnya di Desa Iboih Ujong Ba’u, Kecamatan Sukakarya, sekitar 5 km dari Pantai Iboih. Letaknya di sebelah barat kota Sabang sekitar 29 kilometer atau memakan waktu sekitar 40 menit berkendara.
Datanglah ke ujung barat Indonesia ini untuk menapakkan kaki Anda di atas titik kilometer nol yang terbuat dari semen berbentuk lingkaran berdiameter 50 centimeter. Berdirilah di atasnya lalu abadikan fakta historis yang sifatnya pribadi itu. Dengan menyambangi tempat ini juga Anda nantinya akan mendapat sertifikat dari agen penjalanan resmi mana pun di Sabang sebagai bukti pernah berdiri di titik nol kilometer Indonesia.
Sebuah lagu nasional karya R. Surarjo awalnya bersyair "Dari Barat sampai ke Timur, berjajar pulau-pulau’", tetapi bait tersebut kemudian diubah atas masukan Presiden Soekarno tahun 1960-an saat mempersatukan Irian Barat ke NKRI. Perubahannya menjadi ‘Dari Sabang sampai Merauke, berjajar pulau-pulau’. Kebanggaan itu terus berakar, menanamkan kesan kuat bahwa batas barat negara Indonesia ialah Kota Sabang dan di sisi timurnya ialah Kota Merauke.
Tugu adalah simbol pengenang dimana arti pentingnya justru sering kali terlupakan dan bahkan diremehkan dengan cara tidak bertanggung jawab. Oleh karena itu, selayaknya warga negara yang baik turut menjaga keberadaannya dengan tidak melakukan aksi vandalisme seperti mencorat-coret fasilitas atau pun merusak fasilitasnya.
Tugu kilometer Nol adalah sebuah bangunan setinggi 22,5 meter dengan bentuk lingkaran berjeruji. Bagian tugu dicat putih dan bagian atas lingkaran menyempit seperti mata bor. Puncak tugu ini terdapat patung burung Garuda menggenggam angka nol dilengkapi prasasti marmer hitam yang menunjukkan posisi geografisnya.
Di lantai pertama monumen terdapat sebuah pilar bulat dan terdapat prasasti peresmian tugu yang ditandatangani Wakil Presiden Try Sutrisno, pada 9 September 1997. Di lantai kedua terdapat sebuah beton bersegi empat dimana tertempel dua prasasti yaitu prasasti pertama ditandatangani Menteri Riset dan Teknologi/Ketua BPP Teknologi BJ. Habibie, pada 24 September 1997. Dalam prasasti itu bertuliskan penetapan posisi geografis KM-0 Indonesia tersebut diukur pakar BPP Teknologi dengan menggunakan teknologi Global Positioning System (GPS). Prasati kedua menjelaskan posisi geografis tempat ini yaitu 05 54" 21,99 Lintang Utara - 95 12" 59,02" Bujur Timur. Data teknis berdirinya tugu ini tertoreh di atas lempeng batu granit yang menyebutkan “Posisi Geografis Kilometer 0 Indonesia, Sabang. Lintang: 05o 54’ 21.42” LU. Bujur: 95o 13’ 00.50” BT. Tinggi: 43.6 Meter (MSL). Posisi Geografis dalam Ellipsoid WGS 84”.
Tugu Nol Kilometer Sabang sebenarnya tidak dipancangkan persis di garis terluar sisi barat wilayah Indonesia. Sebenarnya secara teknis, masih ada pulau di sisi paling barat Indonesia yaitu Pulau Lhee Blah, berupa pulau kecil di sebelah barat Pulau Breuh. Hal ini sama terjadi dengan pulau paling selatan yaitu Pulau Rote, walau secara teknis Pulau N’dana ialah pulau paling selatan di Indonesia.
Tugu Nol Kilometer di Sabang memiliki kembarannya yaitu di Merauke, tepatnya di Distrik Sota, Kabupaten Merauke, sekira 75 kilometer dari pusat Kota Merauke dan 3 kilometer dari Tugu perbatasan dengan Negara Papua New Guinea.
Untuk agan2 yang mau tau sekilas tentang 0 KM :
- Transportasi: Pelabuhan Balohan, 10 km dari Kota Sabang terhubung dengan Pelabuhan Ulee Lheue di Banda Aceh. Dua buah kapal feri beroperasi setiap harinya menyebrangi lautan sekitar 2 jam dibantu satu buah feri cepat KM. Pulo Rondo selama 45 menit. Ongkosnya sekitar Rp60.000,- per orang untuk feri cepat.
- Akomodasi : Lokasi terdekat untuk akomodasi ke tampat ini adalah Pantai Iboih dan Pantai Gapang. Akan tetapi, Sabang sendiri secara keseluruhan memiliki banyak pilihan akomodasi yang dapat dijelajahi dalam 1-2 hari. Berikut ini referensi akomodasinya untuk Anda.
Hotel Sabang Hill
Jl. Iskandar Muda
Telp: +62652 21344
Guest House Pantai Kasih
Jalan Sultan Hasanuddin, No.10, Sabang
Telp : +62652 21066
Mobile: +62813 7734 7444
Phone: +62-652-21066
Web: www.pantaikasih.com
Sabang Guest House
Jl. Teuku Umar No.23-25
Kota Bawah, Sabang
Telp/fax: +62-652-21186
Holiday Hotel
- Kuliner : Bergegaslah sedikit ke arah selatan, di Pantai Iboihn dan Pantai Gapang marak akan Anda temukan beberapa café dan restoran yang menyajikan makanan khas Aceh dan Eropa. Makanan dan minuman di Pantai Iboih terhitung cukup lezat dengan harga terjangkau.
Perlu diperhatikan mengingat Sabang bagian dari Provinsi Aceh maka tetap berlaku Hukum Syariah Islam. Oleh karena itu secara keseluruhan makanan dan minuman diharuskan halal terkecuali untuk wisatawan mancanegara tersedia minuman ber-alkohol.
- Kegiatan :
Pesona alam laut dan hutan tropis di Sabang sepanjang perjalanan menuju tempat ini akan memberikan kesan yang menggetarkan sanubari. Anda juga dapat melihat hewan liar seperti kera ekor panjang yang senantiasa menunggu diberi makanan oleh pengunjung.
Pemandangan dari atas tugu sungguh sangat menawan dimana membentang samudera lepas yang seakan tak terbatas. Mengapa tidak tunggulah hingga Matahari larut di birunya air laut Samudera Hindia. Menikmati sunset di ujung paling barat kepulauan di Indonesia ini tak mungkin tersandingkan dengan pengalaman sunset serup di bagaian lainnya kecuali Tugu Nol Kilometer di Merauke.
Di sini akan Anda dapati banyak kera ekor panjang yang menjadi penguasa wilayahnya bersama seekor babi hutan yang dinamai masyarakat setempat sebagai 'Bro'. Kedua jenis hewan ini terbilang jinak tetapi Anda tetap perlu berhati-hati terutama terhadap kera yang mengincar makanan yang Anda bawa.
Tugu Nol Kilometer RI atau biasa disebut Monumen Kilometer Nol merupakan sebuah penanda geografis yang unik di Indonesia. Hal ini berkaitan perannya sebagai simbol perekat Nusantara dari Sabang di Aceh sampai Merauke di Papua. Tugu ini bukan saja menjadi penanda ujung terjauh bagian barat di Indonesia tetapi juga menjadi objek wisata sejarah bagi wisatawan domestik maupun mancanegara.
Lokasi tugu ini terletak di areal Hutan Wisata Sabang tepatnya di Desa Iboih Ujong Ba’u, Kecamatan Sukakarya, sekitar 5 km dari Pantai Iboih. Letaknya di sebelah barat kota Sabang sekitar 29 kilometer atau memakan waktu sekitar 40 menit berkendara.
Datanglah ke ujung barat Indonesia ini untuk menapakkan kaki Anda di atas titik kilometer nol yang terbuat dari semen berbentuk lingkaran berdiameter 50 centimeter. Berdirilah di atasnya lalu abadikan fakta historis yang sifatnya pribadi itu. Dengan menyambangi tempat ini juga Anda nantinya akan mendapat sertifikat dari agen penjalanan resmi mana pun di Sabang sebagai bukti pernah berdiri di titik nol kilometer Indonesia.
Sebuah lagu nasional karya R. Surarjo awalnya bersyair "Dari Barat sampai ke Timur, berjajar pulau-pulau’", tetapi bait tersebut kemudian diubah atas masukan Presiden Soekarno tahun 1960-an saat mempersatukan Irian Barat ke NKRI. Perubahannya menjadi ‘Dari Sabang sampai Merauke, berjajar pulau-pulau’. Kebanggaan itu terus berakar, menanamkan kesan kuat bahwa batas barat negara Indonesia ialah Kota Sabang dan di sisi timurnya ialah Kota Merauke.
Tugu adalah simbol pengenang dimana arti pentingnya justru sering kali terlupakan dan bahkan diremehkan dengan cara tidak bertanggung jawab. Oleh karena itu, selayaknya warga negara yang baik turut menjaga keberadaannya dengan tidak melakukan aksi vandalisme seperti mencorat-coret fasilitas atau pun merusak fasilitasnya.
Tugu kilometer Nol adalah sebuah bangunan setinggi 22,5 meter dengan bentuk lingkaran berjeruji. Bagian tugu dicat putih dan bagian atas lingkaran menyempit seperti mata bor. Puncak tugu ini terdapat patung burung Garuda menggenggam angka nol dilengkapi prasasti marmer hitam yang menunjukkan posisi geografisnya.
Di lantai pertama monumen terdapat sebuah pilar bulat dan terdapat prasasti peresmian tugu yang ditandatangani Wakil Presiden Try Sutrisno, pada 9 September 1997. Di lantai kedua terdapat sebuah beton bersegi empat dimana tertempel dua prasasti yaitu prasasti pertama ditandatangani Menteri Riset dan Teknologi/Ketua BPP Teknologi BJ. Habibie, pada 24 September 1997. Dalam prasasti itu bertuliskan penetapan posisi geografis KM-0 Indonesia tersebut diukur pakar BPP Teknologi dengan menggunakan teknologi Global Positioning System (GPS). Prasati kedua menjelaskan posisi geografis tempat ini yaitu 05 54" 21,99 Lintang Utara - 95 12" 59,02" Bujur Timur. Data teknis berdirinya tugu ini tertoreh di atas lempeng batu granit yang menyebutkan “Posisi Geografis Kilometer 0 Indonesia, Sabang. Lintang: 05o 54’ 21.42” LU. Bujur: 95o 13’ 00.50” BT. Tinggi: 43.6 Meter (MSL). Posisi Geografis dalam Ellipsoid WGS 84”.
Tugu Nol Kilometer Sabang sebenarnya tidak dipancangkan persis di garis terluar sisi barat wilayah Indonesia. Sebenarnya secara teknis, masih ada pulau di sisi paling barat Indonesia yaitu Pulau Lhee Blah, berupa pulau kecil di sebelah barat Pulau Breuh. Hal ini sama terjadi dengan pulau paling selatan yaitu Pulau Rote, walau secara teknis Pulau N’dana ialah pulau paling selatan di Indonesia.
Tugu Nol Kilometer di Sabang memiliki kembarannya yaitu di Merauke, tepatnya di Distrik Sota, Kabupaten Merauke, sekira 75 kilometer dari pusat Kota Merauke dan 3 kilometer dari Tugu perbatasan dengan Negara Papua New Guinea.
Spoiler for 0km:

Spoiler for 0km:

Spoiler for 0km:

Spoiler for 0km:

Spoiler for 0km:

Spoiler for 0km:

Untuk agan2 yang mau tau sekilas tentang 0 KM :
- Transportasi: Pelabuhan Balohan, 10 km dari Kota Sabang terhubung dengan Pelabuhan Ulee Lheue di Banda Aceh. Dua buah kapal feri beroperasi setiap harinya menyebrangi lautan sekitar 2 jam dibantu satu buah feri cepat KM. Pulo Rondo selama 45 menit. Ongkosnya sekitar Rp60.000,- per orang untuk feri cepat.
- Akomodasi : Lokasi terdekat untuk akomodasi ke tampat ini adalah Pantai Iboih dan Pantai Gapang. Akan tetapi, Sabang sendiri secara keseluruhan memiliki banyak pilihan akomodasi yang dapat dijelajahi dalam 1-2 hari. Berikut ini referensi akomodasinya untuk Anda.
Hotel Sabang Hill
Jl. Iskandar Muda
Telp: +62652 21344
Guest House Pantai Kasih
Jalan Sultan Hasanuddin, No.10, Sabang
Telp : +62652 21066
Mobile: +62813 7734 7444
Phone: +62-652-21066
Web: www.pantaikasih.com
Sabang Guest House
Jl. Teuku Umar No.23-25
Kota Bawah, Sabang
Telp/fax: +62-652-21186
Holiday Hotel
- Kuliner : Bergegaslah sedikit ke arah selatan, di Pantai Iboihn dan Pantai Gapang marak akan Anda temukan beberapa café dan restoran yang menyajikan makanan khas Aceh dan Eropa. Makanan dan minuman di Pantai Iboih terhitung cukup lezat dengan harga terjangkau.
Perlu diperhatikan mengingat Sabang bagian dari Provinsi Aceh maka tetap berlaku Hukum Syariah Islam. Oleh karena itu secara keseluruhan makanan dan minuman diharuskan halal terkecuali untuk wisatawan mancanegara tersedia minuman ber-alkohol.
- Kegiatan :
Spoiler for pantai:

Pesona alam laut dan hutan tropis di Sabang sepanjang perjalanan menuju tempat ini akan memberikan kesan yang menggetarkan sanubari. Anda juga dapat melihat hewan liar seperti kera ekor panjang yang senantiasa menunggu diberi makanan oleh pengunjung.
Pemandangan dari atas tugu sungguh sangat menawan dimana membentang samudera lepas yang seakan tak terbatas. Mengapa tidak tunggulah hingga Matahari larut di birunya air laut Samudera Hindia. Menikmati sunset di ujung paling barat kepulauan di Indonesia ini tak mungkin tersandingkan dengan pengalaman sunset serup di bagaian lainnya kecuali Tugu Nol Kilometer di Merauke.
Di sini akan Anda dapati banyak kera ekor panjang yang menjadi penguasa wilayahnya bersama seekor babi hutan yang dinamai masyarakat setempat sebagai 'Bro'. Kedua jenis hewan ini terbilang jinak tetapi Anda tetap perlu berhati-hati terutama terhadap kera yang mengincar makanan yang Anda bawa.
Quote:
Sekian Dari Saya 
Please Not Junk In My Thread
Dan Berikan Komentar Yang Bermutu
Sekian Thread Dari Ane Tentang "Tugu Nol Kilometer Sabang: Simbol Perekat Nusantara di Batas Barat Tanah Air "
Tak Lupa Memberikan


Hargai TS Yang Susah Payah Membuat Thread Ini
Dengan Memberikan

Dan Berikan Komentar Terbaik


Please Not Junk In My Thread

Dan Berikan Komentar Yang Bermutu

Sekian Thread Dari Ane Tentang "Tugu Nol Kilometer Sabang: Simbol Perekat Nusantara di Batas Barat Tanah Air "
Tak Lupa Memberikan





Hargai TS Yang Susah Payah Membuat Thread Ini
Dengan Memberikan





Dan Berikan Komentar Terbaik


Diubah oleh 2108888 26-03-2013 21:20
0
3.3K
Kutip
18
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan