- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Tips menjadi seorang Fotografer handal


TS
stevenzzzzz
Tips menjadi seorang Fotografer handal
Selamat sore gan 
trit pertama ane nih
moga moga ga repost, newbie mau share Cara menjadi seorang Fotografer yang Handal

Zaman sekarang banyak orang yang memilki cita cita menjadi seorang fotografer. Karena selain dapat menghasilkan uang yang tidak sedikit, juga merupakan pekerjaan yang terbilang cukup santai. Bila anda ingin menjadi seorang fotografer handal, berikut adalah hal yang harus anda perhatikan
1. Punya otot leher yang kuat

Ini adalah persyaratan utama, makanya saya simpan di nomer 1. Kenapa? Karena kamera DSLR itu lumayan berat. Apalagi kalau sudah ditambah aksesori tambahan seperti flash dan battery grip. Belum lagi kalau kameranya dipasangi lensa tele yang besar, panjang dan berat. Tidak percaya? Coba saja kalungkan kamera DSLR + flash + battery grip + lensa 70-200 mm lalu biarkan selama satu jam. Dijamin leher anda akan terasa sakit. Hehehe..
Cobalah memotret dengan kamera seperti ini selama 1-2 jam..
2. Otot-otot lainnya juga harus kuat

Kenapa? Kalau tidak sedang dikalungkan, kamera pasti dimasukkan ke dalam tas. Yang tersiksa bukan cuma otot leher juga, tapi juga otot bahu dan punggung yang harus menopang tas berisi kamera tersebut. Kaki juga lama-lama akan terasa pegal karena membawa tambahan beban yang cukup lumayan.
kalo seperti gambar diatas, dijamin mencapai 5kg
Mari menyambut encok dan sakit punggung
3. Kuat modal

Harga kamera dan peralatannya tergolong mahal. Kamera DSLR second saja harganya minimal 3 juta ke atas. Kalau menyewa pun, harganya berkisar dari 200 ribu per harinya. Kalau modalnya kulit badak, bisa saja meminjam kamera teman setiap akan memotret. Cuma, urat malu kita harus dipotong terlebih dahulu.
Kalau tidak punya modal membeli dan malu meminjam kamera, cobalah untuk bekerja di industri yang berhubungan erat dengan dunia fotografi. Misalnya di media cetak, media elektronik, advertising, dll. Biasanya tempat-tempat seperti ini punya kamera inventaris untuk dipakai bekerja oleh karyawannya. Cuma, mau tak mau harus punya modal skill dan mental yang cukup untuk bertahan disana.
Menjadi fotografer tidak selalu harus memiliki kamera. Saya pribadi tidak memiliki kamera. Bahkan kamera pocket pun tidak. Saya setiap hari memotret memakai kamera kantor. Gratis, dan dibayar pula. Hehehe..
Semua ini bisa ditukar dengan sebuah rumah tipe 36
4. Jangan asal jepret
Saya sering menemukan orang-orang yang ‘trigger happy’ dengan kameranya. Memotret dengan mode ‘burst shooting’ sehingga kameranya berbunyi seperi senapan mesin. “Klak! Klak! Klak! Klak! Klak!” Tapi waktu saya mengintip orang itu mem-preview hasilnya, tampak kalau hasilnya sama saja dengan memotret memakai kamera handphone. Buram, blur, dan tidak jelas.
Padahal, pada kamera DSLR dikenal istilah ‘shutter count’ alias berapa kali sudah kamera itu dipakai memotret. Setelah sekian puluh ribu jepretan, shutter unit akan rusak dan harus diganti. Dan minimal harganya sekitar 1 juta, makanya sayang kalau dihabiskan untuk memotret dengan sia-sia.
Dan berikut cara menghasilkan jepretan profesional
1. Atur kamera dengan mode ukuran gambar paling besar.
Keuntungan dari mode ini adalah memungkinkan Anda dapat mencetak foto dalam ukuran foto terbesar tanpa ancaman hasil foto pecah. Selain itu Anda juga dapat memotong bagian yang tidak dikehendaki pada hasil foto tersebut. Tidak ada gunanya jika Anda membeli kamera digital dengan resolusi 5, 6, atau 8 megapiksel, tapi Anda tetap memasang mode ukuran foto standar, dan bukan maksimum.
2. Gunakan pengaturan kualitas foto dengan level maksimal.
Banyak gambar hasil kamera digital memakai format JPEG. JPEG menghasilkan gambar yang buruk jika dikompresi berlebihan. Agar gambar Anda tampak seperti aslinya, gunakan pengaturan kualitas foto dengan level maksimal.
3. Pakai tipe kamera digital gambar JPEG.
JPEG, meskipun bersifat lossy (kurang jelas), bisa jadi merupakan pilihan terbaik. Pasalnya, ketika Anda mengambil gambar dengan format JPEG, keuntungan yang diperoleh juga berlipat karena Anda bisa mengolahnya lagi dengan Adobe Photoshop.
Kamera digital SLR biasanya memberikan pilihan apakah Anda ingin menggunakan format JPEG, TIF atau Raw. TIF biasa digunakan untuk reproduksi grafis yang berbau seni, misalnya pada majalah dan koran. Sementara Raw, menyimpan apa adanya tanpa pemrosesan gambardengan ilmu fotografi lebih lanjut.
Dibanding dengan TIF dan Raw, format JPEG lebih mudah dikelola dengan Photoshop. Kedua format tersebut (TIF dan Raw-red) hanya akan menambah pekerjaan Anda sewaktu akan diproses pada Photoshop.
4. Camkan bahwa Whitte Balance itu penting.
Untuk kebanyakan pengambilan gambar, dianjurkan agar dimulai dengan mode Auto white balance. Fungsinya agar kamera digital Anda bisa membaca pewarnaan dari cahaya yang ada disekitarnya dan secara otomatis mengatur dirinya sendiri untuk mengoptimalkan white balance.
Mode Daylight cocok untuk hari terang, sementara jika hari berawan, dianjurkan agar Anda memakai mode Cloudy. Untuk mengevaluasi pewarnaan dan pencahayaan, jangan lupa mengetesnya dengan mengambil satu atau dua gambar.
5. Jangan lupa mengatur "Low ISO Number" atau "Use Auto ISO".
Hasil gambar akan lebih jernih jika Anda menggunakan ISO rendah, namun sensitivitas kamera digital dalam menangkap cahaya menjadi lebih rendah. Sementara jika memakai ISO terlalu tinggi, seperti dilansir Dale laboratories, hanya akan menimbulkan noise pada gambar.
6. Optimalkan penggunaan Histogram.
Dengan menggunakan histogram Anda dapat melihat seberapa optimal sensitivitas sensor kamera digital dalam menangkap gambar.
7. Hindari menggunakan zoom secara foto digital.
Sebaiknya jangan menggunakan zoom secara digital karena hanya akan membuat kinerja chip yang mengatur tingkat resolusi (piksel) pada kamera menjadi boros. Coba gunakan zoom dari lensa kamera digital saja, agar bisa menghemat penggunaan chip. Selain itu hasil bidikan, jika menggunakan zoom secara digital, tidak sebagus jika menggunakan zoom lensa dalam ilmu fotografi.
8. Belilah kartu Memori berkualitas profesional.
Kecepatan rekam pengambilan gambar dengan memakai memori kamera digital yang berkualitas tinggi dapat mengimbangi teknologi kamera digital Anda. Misalnya dengan kartu memori berkecepatan 40x, dapat merekam 3 dari 10 jepretan berturut-turut dalam 1 detik. Sementara dengan memori 4x, Anda hanya bisa merekam 1 gambar dalam 3 detik. Keuntungannya, dengan memori berkualitas tinggi Anda tidak perlu mengkhawatirkan terjadinya pergeseran warna dalam foto.
9. Backup hasil foto dalam CD atau DVD.
Menyiapkan payung sebelum hujan adalah lebih baik. Pastikan backup seluruh kreasi foto-foto digital Anda dalam CD atau DVD, sebagai antisipasi jika hard drive Anda rusak..
Semoga bermanfaat dan tidak
kalo berkenan mohon di
dan ga nolak
tapi jangan di

tambahan pendapat dari master gan

trit pertama ane nih
moga moga ga repost, newbie mau share Cara menjadi seorang Fotografer yang Handal


Zaman sekarang banyak orang yang memilki cita cita menjadi seorang fotografer. Karena selain dapat menghasilkan uang yang tidak sedikit, juga merupakan pekerjaan yang terbilang cukup santai. Bila anda ingin menjadi seorang fotografer handal, berikut adalah hal yang harus anda perhatikan
Spoiler for persiapan:
1. Punya otot leher yang kuat

Ini adalah persyaratan utama, makanya saya simpan di nomer 1. Kenapa? Karena kamera DSLR itu lumayan berat. Apalagi kalau sudah ditambah aksesori tambahan seperti flash dan battery grip. Belum lagi kalau kameranya dipasangi lensa tele yang besar, panjang dan berat. Tidak percaya? Coba saja kalungkan kamera DSLR + flash + battery grip + lensa 70-200 mm lalu biarkan selama satu jam. Dijamin leher anda akan terasa sakit. Hehehe..
Cobalah memotret dengan kamera seperti ini selama 1-2 jam..
2. Otot-otot lainnya juga harus kuat

Kenapa? Kalau tidak sedang dikalungkan, kamera pasti dimasukkan ke dalam tas. Yang tersiksa bukan cuma otot leher juga, tapi juga otot bahu dan punggung yang harus menopang tas berisi kamera tersebut. Kaki juga lama-lama akan terasa pegal karena membawa tambahan beban yang cukup lumayan.
kalo seperti gambar diatas, dijamin mencapai 5kg

Mari menyambut encok dan sakit punggung
3. Kuat modal

Harga kamera dan peralatannya tergolong mahal. Kamera DSLR second saja harganya minimal 3 juta ke atas. Kalau menyewa pun, harganya berkisar dari 200 ribu per harinya. Kalau modalnya kulit badak, bisa saja meminjam kamera teman setiap akan memotret. Cuma, urat malu kita harus dipotong terlebih dahulu.
Kalau tidak punya modal membeli dan malu meminjam kamera, cobalah untuk bekerja di industri yang berhubungan erat dengan dunia fotografi. Misalnya di media cetak, media elektronik, advertising, dll. Biasanya tempat-tempat seperti ini punya kamera inventaris untuk dipakai bekerja oleh karyawannya. Cuma, mau tak mau harus punya modal skill dan mental yang cukup untuk bertahan disana.
Menjadi fotografer tidak selalu harus memiliki kamera. Saya pribadi tidak memiliki kamera. Bahkan kamera pocket pun tidak. Saya setiap hari memotret memakai kamera kantor. Gratis, dan dibayar pula. Hehehe..
Semua ini bisa ditukar dengan sebuah rumah tipe 36
4. Jangan asal jepret
Saya sering menemukan orang-orang yang ‘trigger happy’ dengan kameranya. Memotret dengan mode ‘burst shooting’ sehingga kameranya berbunyi seperi senapan mesin. “Klak! Klak! Klak! Klak! Klak!” Tapi waktu saya mengintip orang itu mem-preview hasilnya, tampak kalau hasilnya sama saja dengan memotret memakai kamera handphone. Buram, blur, dan tidak jelas.
Padahal, pada kamera DSLR dikenal istilah ‘shutter count’ alias berapa kali sudah kamera itu dipakai memotret. Setelah sekian puluh ribu jepretan, shutter unit akan rusak dan harus diganti. Dan minimal harganya sekitar 1 juta, makanya sayang kalau dihabiskan untuk memotret dengan sia-sia.
Dan berikut cara menghasilkan jepretan profesional

Spoiler for cara:
1. Atur kamera dengan mode ukuran gambar paling besar.
Keuntungan dari mode ini adalah memungkinkan Anda dapat mencetak foto dalam ukuran foto terbesar tanpa ancaman hasil foto pecah. Selain itu Anda juga dapat memotong bagian yang tidak dikehendaki pada hasil foto tersebut. Tidak ada gunanya jika Anda membeli kamera digital dengan resolusi 5, 6, atau 8 megapiksel, tapi Anda tetap memasang mode ukuran foto standar, dan bukan maksimum.
2. Gunakan pengaturan kualitas foto dengan level maksimal.
Banyak gambar hasil kamera digital memakai format JPEG. JPEG menghasilkan gambar yang buruk jika dikompresi berlebihan. Agar gambar Anda tampak seperti aslinya, gunakan pengaturan kualitas foto dengan level maksimal.
3. Pakai tipe kamera digital gambar JPEG.
JPEG, meskipun bersifat lossy (kurang jelas), bisa jadi merupakan pilihan terbaik. Pasalnya, ketika Anda mengambil gambar dengan format JPEG, keuntungan yang diperoleh juga berlipat karena Anda bisa mengolahnya lagi dengan Adobe Photoshop.
Kamera digital SLR biasanya memberikan pilihan apakah Anda ingin menggunakan format JPEG, TIF atau Raw. TIF biasa digunakan untuk reproduksi grafis yang berbau seni, misalnya pada majalah dan koran. Sementara Raw, menyimpan apa adanya tanpa pemrosesan gambardengan ilmu fotografi lebih lanjut.
Dibanding dengan TIF dan Raw, format JPEG lebih mudah dikelola dengan Photoshop. Kedua format tersebut (TIF dan Raw-red) hanya akan menambah pekerjaan Anda sewaktu akan diproses pada Photoshop.
4. Camkan bahwa Whitte Balance itu penting.
Untuk kebanyakan pengambilan gambar, dianjurkan agar dimulai dengan mode Auto white balance. Fungsinya agar kamera digital Anda bisa membaca pewarnaan dari cahaya yang ada disekitarnya dan secara otomatis mengatur dirinya sendiri untuk mengoptimalkan white balance.
Mode Daylight cocok untuk hari terang, sementara jika hari berawan, dianjurkan agar Anda memakai mode Cloudy. Untuk mengevaluasi pewarnaan dan pencahayaan, jangan lupa mengetesnya dengan mengambil satu atau dua gambar.
5. Jangan lupa mengatur "Low ISO Number" atau "Use Auto ISO".
Hasil gambar akan lebih jernih jika Anda menggunakan ISO rendah, namun sensitivitas kamera digital dalam menangkap cahaya menjadi lebih rendah. Sementara jika memakai ISO terlalu tinggi, seperti dilansir Dale laboratories, hanya akan menimbulkan noise pada gambar.
6. Optimalkan penggunaan Histogram.
Dengan menggunakan histogram Anda dapat melihat seberapa optimal sensitivitas sensor kamera digital dalam menangkap gambar.
7. Hindari menggunakan zoom secara foto digital.
Sebaiknya jangan menggunakan zoom secara digital karena hanya akan membuat kinerja chip yang mengatur tingkat resolusi (piksel) pada kamera menjadi boros. Coba gunakan zoom dari lensa kamera digital saja, agar bisa menghemat penggunaan chip. Selain itu hasil bidikan, jika menggunakan zoom secara digital, tidak sebagus jika menggunakan zoom lensa dalam ilmu fotografi.
8. Belilah kartu Memori berkualitas profesional.
Kecepatan rekam pengambilan gambar dengan memakai memori kamera digital yang berkualitas tinggi dapat mengimbangi teknologi kamera digital Anda. Misalnya dengan kartu memori berkecepatan 40x, dapat merekam 3 dari 10 jepretan berturut-turut dalam 1 detik. Sementara dengan memori 4x, Anda hanya bisa merekam 1 gambar dalam 3 detik. Keuntungannya, dengan memori berkualitas tinggi Anda tidak perlu mengkhawatirkan terjadinya pergeseran warna dalam foto.
9. Backup hasil foto dalam CD atau DVD.
Menyiapkan payung sebelum hujan adalah lebih baik. Pastikan backup seluruh kreasi foto-foto digital Anda dalam CD atau DVD, sebagai antisipasi jika hard drive Anda rusak..
Semoga bermanfaat dan tidak

kalo berkenan mohon di


tapi jangan di


tambahan pendapat dari master gan

Quote:
Original Posted By coky_coky►ane juga sesama hobby foto ane ga mau di sebut photographer gan kalo menurut ane tergantung orang gan mending latih skill dlu karna pake kamera Prosumer,DSLR,miroless itu ga segampang pake kamera hape ada rumusnya untuk mendapat gambar yg bagus blm lagi detail"nya harus di perhatikan...
tips dari ane gan mending beli prosumer yang bentuk dan setingan mirip DSLR pelajari ISO,BUKAAN,SS pelajari tips" nya juga gan...
kalo udah baru deh naik level ke DSLR tp inget kalo cuma buat nampang mending pake kamera hp aja karna ane kadang heran liat orang pke kamera semi pro DSLR cuma buat narsisin diri sendiri gan buat foto" kalo makan di kaepci atau sepel


1 lagi gan percuma kamera mahal tapi ga ada pengetahuan dan skillnya mending pke kamera pocket atau prosumer dlu jadi mending asal dulu skillnya...
karna kamera cuma alat bisa di beli tapi knowledge dan skillnya itu yang ga ada harganya gan tak ternilai
pejwan gan
tips dari ane gan mending beli prosumer yang bentuk dan setingan mirip DSLR pelajari ISO,BUKAAN,SS pelajari tips" nya juga gan...
kalo udah baru deh naik level ke DSLR tp inget kalo cuma buat nampang mending pake kamera hp aja karna ane kadang heran liat orang pke kamera semi pro DSLR cuma buat narsisin diri sendiri gan buat foto" kalo makan di kaepci atau sepel



1 lagi gan percuma kamera mahal tapi ga ada pengetahuan dan skillnya mending pke kamera pocket atau prosumer dlu jadi mending asal dulu skillnya...
karna kamera cuma alat bisa di beli tapi knowledge dan skillnya itu yang ga ada harganya gan tak ternilai

pejwan gan

Diubah oleh stevenzzzzz 25-03-2013 18:52
0
7.2K
Kutip
33
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan