Ratusan penumpang kereta rel listrik memblokade sejumlah jalur rel di Stasiun Besar Bekasi, Senin, 25 Maret 2013. Akibatnya, rute dan jadwal perjalanan kereta dari dan menuju stasiun tersebut terhambat hingga sekitar empat jam.

Penghadangan ini merupakan buntut dari unjuk rasa para penumpang kereta yang menolak rencana pemerintah menghapus kereta rel listrik (KRL) ekonomi mulai 1 April 2013. Mereka memblokade jalur kereta tersebut dengan membentangkan spanduk bertulis "Tolak Penghapusan KRL Ekonomi. Kami diam bukan berarti kami setuju. Tolong perhatikan nasib pengguna KRL Ekonomi."

Aksi ini bermula dari puluhan orang yang memblokade keberangkatan Commuter Line sekitar pukul 06.30 WIB. Karena jumlah massa masih sedikit, mereka membentangkan spanduk yang menutup seluruh jalur kereta yang melewati stasiun.

Seorang pendemo, Nasuha, 37 tahun, mengatakan penghadangan dilakukan secara spontan oleh solidaritas pengguna kereta, khususnya penumpang KRL ekonomi. "Mereka berpartisipasi karena menolak rencana pemerintah," ujar dia kepada Tempo, tadi pagi.

Pemblokadean rel ini sempat membuat keberangkatan kereta api trayek Cikampek-Jakarta terhambat. Para penumpang memblokade rel ketika kereta ekonomi itu mencoba untuk berjalan dari Stasiun Besar Bekasi. Kereta itu pun berhenti mendadak. Beruntung tidak terjadi kecelakaan.

Berdasarkan pantauan Tempo, blokade massa itu menutup empat jalur kereta yang ada di Stasiun Besar Bekasi. Selain membentangkan spanduk, pemblokadena dilakukan dengan menumpukkan kayu dan sampah-sampah di sejumlah jalur rel. Penumpang juga duduk di jalur kereta tersebut.

Kegiatan operasional kereta api di Stasiun Besar Bekasi pun kembali normal sekitar pukul 10.30 WIB. Itu karena aparat kepolisian membubarkan paksa unjuk rasa yang diklaim tidak berizin tersebut. Namun, hingga siang ini, beberapa pendemo masih terlihat duduk di sekitar area stasiun.

SUMBER TERPERCAYA