dhiemistryAvatar border
TS
dhiemistry
RUU Santet: Kenapa Sebagian Orang Tidak Percaya Santet Itu Ada
Spoiler for Bukti no repost:


Mumpung lagi seru serunya kontroversi mengenai undang undang anti santet, blog post kali ini akan membahas kenapa sebagian orang tidak percaya santet. Santet secara prinsip adalah mencelakai atau membunuh seseorang secara ghaib. Seorang member di sub forum supranatural di kaskus pernah membuat thread heboh bertajuk “Tolong santet saya”. Berbekal ketidak percayaannya terhadap santet dia tetap hidup meskipun sub forum itu konon dihuni banyak orang ber “ilmu” tinggi dan mencoba melayani permintaannya. Banyak organisasi ilmu pengetahuan yang menawarkan hadiah uang bagi siapa saja yang bisa membuktikan lewat demonstrasi, segala bukti dari hal supranatural termasuk santet. Satu yang fenomenal adalah cerita tentang Sanal Edamaruku melawan seorang dukun sakti India.

Pada tahun 2008 di India, Mantan kepala mentri daerah Madya Pradesh bernama Uma Bharati menuduh lawan politiknya menggunakan ilmu hitam untuk mencelakainya. Faktanya, dalam beberapa hari, Paman Uma meninggal dunia. Dirinya sendiri terbentur pintu mobil di bagian kepala, dan di kakinya muncul beberapa bekas luka.

Cerita tersebut membuat India TV mengundang ketua Asosiasi Rasionalis India (IRA) Sanal Edamaruku sebagai narasumber dalam acara bertajuk “Tantrik power versus Science”. Pihak lain yang juga diundang adalah Pandit Surinder Sharma yang merupakan Guru Spiritual yang mengklaim sering dimintai bantuan oleh para politisi papan India atas dan juga terkenal di berbagai acara TV. Acara ini disiarkan langsung pada 3 Maret 2008 dan meskipun ditayangkan siang hari, dalam waktu sekejap acara ini mendapat lonjakan penonton dan segera menempati rating tertinggi dalam sejarah pertelevisian di India. Dalam acara tersebut Pandit mengatakan bahwa salah satu ilmu tertinggi yang dia miliki adalah kemampuan membunuh siapapun dalam 3 menit lewat media sejenis boneka yang dimilikinya. Menjawab klaim ini, Sanal menantang Pandit untuk membuktikannya dengan cara membunuh Sanal saat itu juga dengan ilmu hitam tersebut.


Sanal vs Pandit
Pandit yang menyanggupi tantangan itu segera melakukan persiapan dan mulai melayangkan mantra mantranya pada Sanal. Setelah 3 menit berlalu masih tidak terjadi apapun, hingga 5 menit berlalu Sanal masih berdiri dan terlihat baik baik saja. Beberapa kali pembawa acara memperpanjang waktu yang diberikan. Acara ini yang seharusnya berdurasi 1 jam pada akhirnya terus berjalan dan membuat banyak acara lain yang terjadwal setelah itu, dibatalkan.

Merasa tidak menemui hasil, Pandit mulai merubah metodenya. Tidak hanya menggunakan mantra, kini ia memercikkan air dan mengayunkaan pisau beberapa kali di sekitar tubuh sanal. Pandit juga mengusap usap rambut Sanal dan menekan pelipisnya dengan ibu jari. Ketika tekanan dari ibu jari makin menguat, Sanal akhirnya berkomentar mengingatkan pandit bahwa seharusnya dia hanya menggunakan ilmu hitamnya bukan kekuatan fisiknya. Setelah acara berlangsung hampir 2 jam, tak ada apapun yang terjadi, pembawa acara mengumumkan bahwa ilmu hitam Pandit dinyatakan gagal.


Pandit berkilah bahwa dia gagal karena acara dilakukan siang hari. Dia memiliki metode yang diyakini tidak pernah gagal dilakukan di malam hari dengan persiapan yang lebih matang. Sanal Edamaruku segera merespon hal ini dan menawarkan untuk mengulangnya malam hari itu juga. Pihak televisi menyanggupinya dan Pandit tidak bisa mengelak. Selama tiga jam jeda kemudian, pihak televisi secara terus menerus menanyangkan iklan agar orang orang di India menonton tayangan tersebut.

Acara dilanjutkan pada malam harinya dan dilakukan di tempat terbuka. Pandit ditemani dua asistennya menyalakan api dan terus menatap nyala api tersebut. Pandit mengatakan bahwa sekali ritual dimulai, tidak ada jalan keluar. Dalam dua menit Sanal akan menjadi gila, dan menit selanjutnya Sanal akan berteriak kesakitan dan lalu mati. Sanal menerima hal ini dan meminta untuk melanjutkan ritual. Saat ketika ritual di mulai, Pandit beberapa kali mencoba menyentuh Sanal dengan tangannya namun segera diperingatkan oleh pembawa acara bahwa tidak boleh ada kontak fisik disitu. Beberapa kali asistennya melemparkan serbuk misterius ke dalam api dan membuat nyala api berubah warna. Dalam beberap akali kesempatan pembawa acara harus terus mengingatkan pandit agar tidak menyentuh sanal secara fisik. Hal ini berlangsung terus menerus selama beberapa jam dan tidak ada yang terjadi. Acara berakhir dengan pembawa acara mengumumkan kegagalan ilmu hitam yang didemonstrasikan Pandit.

Sebagai pemimpin dari asosiasi rasionalis India, Sanal memahami banyak trik yang dilakukan oleh “Guru” semacam Pandit. Segala trik ilmu kebal, santet, tidur diatas paku, ilusi levitassi, hingga materialisasi permata dapat diduplikasi secara sempurna dan dijelaskan dengan baik. Sanal sadar bahwa ilmu santet yang diperagakan Pandit tidak memiliki dasar ilmiah untuk dipercaya. Pada umumnya cerita mengenai keberhasilan santet semacam itu hanya beredar dari mulut ke mulut tanpa ada pengujian pembuktian yang fair untuk menutup kemungkinan bahwa efek yang terjadi adalah karena faktor faktor lain diluar klaim ilmu hitam itu sendiri. Faktor faktor lain yang dimaksud antara lain:

Terror Psikologis

Seorang ilmuwan yang turut hadir secara langsungd alam acara tersebut mengemukakan bahwa atmosfer yang dibangun oleh Pandit melalui ritual tersebut sangatlah menegangkan dan penuh aura mistis sehingga orang berakal sehat sekalipun bisa saja stress mendadak seiring intensitas ketegangan yang timbul. Jika efek ketegangan psikologis ini bisa dicapai, stress yang tinggi bisa mengakibatkan serangan jantung atau gangguan syaraf motorik. Dalam upaya tradisional, Dukun/paranormal gadungan menggunakan elemen terror psikologis pada korban, yakni dengan memberikan pesan/ancaman bahwa korban sedang dalam proses disantet. Ini bisa diperkuat dengan memberikan elemen elemen yang sering diasosiasikan dengan mistis seperti boneka voodoo, kembang untuk ziarah makam, kepala ayam yang ditusuk jarum, dan lain sebagainya. Korban yang mendapati hal hal tersebut muncul misterius di sekitar rumahnya akan menimbulkan efek horor bahwa dirinya tengah disantet. Dari sini jika berhasil dan korban percaya, ada dua kemungkinan yang terjadi. Yang pertama, korban akan jatuh sakit, daya tahan dan imunitasnya turun drastis karena mengalami stress. Sementara kemungkinan kedua adalah apa yang disebut sebagai selective thingking.

Selective Thingking

Selective thingking adalah ketika seseorang cenderung memilih untuk melihat satu kejadian/bukti dan mengabaikan fakta lain agar sesuai dengan kepercayaannya. Orang yang tengah percaya dirinya disantet akan mengasosiasikan kejadian apapun yang menimpanya sebagai hasil dari santet. Semua orang, cepat atau lambat akan mengalami kesialan/kecelakaan/kematian seperti meninggalnya teman dekat atau keluarga, kecelakaan, jatuh sakit, bangkrut, dan sebagainya. Orang yang terlanjur percaya dirinya disantet akan menghubungkan kesialan apapun yang dialaminya sebagai “bukti” santet. Dalam kasus Uma Bharati diatas, kematian paman dan terbenturnya kepalanya ke pintu mobil dianggap bagian hari hasil guna guna ilmu hitam. Bagi orang yang terlanjur termakan delusi seperti ini, ban bocor sekalipuun akan dianggap sebagai bukti.

Nocebo Effect

Dunia kudokteran mengenal placebo effect yakni efek sugesti yang membuat pasien merasa lebih baik/sembuh meskipun tidak benar benar diberi obat yang sesuai penyakitnya. Kebalikannya, ada Nocebo effect yang membuat tubuh seorang benar benar sakit karena kepercayaan dan persepsinya akan suatu hal. Contoh: Penelitian di jepang terhadap 57 siswa sekolah menengah yang mengaku alergi terhadap daun tertentu diberi penutup mata. Subjek diberi tahu bahwa tangan kanan akan diolesi daun yang dia alergi dan tangan lainnya daun biasa. Apa yang dilakukan para peneliti adalah sebaliknya. Hasilnya, tangan yang diusap daun biasa menjadi berbintik kemerahan karena si anak mengira daun tersebut adalah daun chessnut yang menjadi alergi dia. Sementara tangan kiri yang benar benar diolesi daun chessnut pada sebagian besar kasus justru tidak terjadi apa apa. (Morse, 1999). Ini mendukung fakta bahwa sebagian besar kassus alergi adalah nocebo atau persoalan persepsi dan sugesti. Penelitian Meador C.K pada 1992 juga menunjukkan bahwa orang yang percaya voodoo dapat benar benar sakit dan meninggal karena akibat stress. Kepercayaan kuat terbukti dapat mempengaruhi tubuh biologis manusia. Mereka yang percaya bisa disakiti dengan santet terbukti lebih rawan jatuh sakit sesuai kepercayaan tersebut.

- continue below -
Diubah oleh dhiemistry 25-03-2013 05:50
0
3.6K
30
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan