- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Penyerangan Lapas, Indonesia Dikuasai Mafia
TS
Bembey
Penyerangan Lapas, Indonesia Dikuasai Mafia
Quote:
Original Posted By KOMPAS.com
JAKARTA - Penyerangan Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Cebongan, Sleman, DI Yogyakarta, lalu membunuh empat tahanan oleh sekelompok orang bersenjata lengkap dinilai sangat mengkhawatirkan publik dan memalukan pemerintahan. Peristiwa itu seperti terjadi di negara yang gagal atau dikuasai mafia.
"Tak pernah kita mendengar adegan semacam itu kecuali di film-film action. Negara tak berdaya dan lemah menghadapi kelompok bersenjata. Hukum tak berjalan dan kurang wibawa," kata Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra Fadli Zondalam siaran persnya, Minggu (24/3/2013).
Fadli mengatakan, pemerintah tak bisa menganggap sepele peristiwa itu. Kejadian itu,
kata dia, merupakan teror kepada negara. Harus ada tindakan nyata dan cepat dari pemerintah untuk menangkap para pelaku dan menjamin kejadian serupa tidak terulang.
"Jika tidak ditangani serius, masyarakat akan
makin tak percaya kepada aparat penegak hukum dan bebas main hakim sendiri. Kejadian brutal itu tak sepantasnya terjadi di negara hukum seperti Indonesia," kata Fadli.
Anggota Dewan Pembina Partai Gerindra Martin Hutabarat secara terpisah mengatakan, tindakan main hakim yang kerap terjadi lantaran kurangnya kepercayaan masyarakat terhadap hukum. Proses hukum yang dilakukan aparat penegak hukum dinilai kurang bisa memberi keadilan kepada orang-orang yang menjadi korban.
"Apabila rasa kepercayaan itu ada, pasti kejadian seperti ini tidak mungkin terjadi," kata anggota Komisi III DPR itu.
Sebelumnya, gerombolan bersenjata api laras panjang, pistol, dan granat menyerang lapas. Awalnya, mereka mengaku dari Polda DI Yogyakarta sambil menunjukkan surat berkop polda.
Mereka mengaku ingin membawa empat
tersangka kasus pembunuhan Sersan Satu Santosa, anggota Komando Pasukan Khusus (Kopassus) di Hugo's Cafe, Selasa lalu. Mereka mengancam meledakkan lapas ketika permintaan ditolak pihak lapas. Akhirnya, petugas membukakan pintu dan belasan orang memakai penutup mata masuk. Mereka menyeret petugas lapas menunjukkan empat tahanan yang dicari.
Empat tahanan tersebut ditembak mati. Mereka, yakni Gameliel Yermiyanto Rohi Riwu, Adrianus Candra Galaja, Hendrik Angel Sahetapi alias Deki, dan Yohanes Juan Manbait. Mereka tercatat sebagai desertir anggota kesatuan Kepolisian Resor Kota Besar Yogyakarta. Sebelum kabur, mereka juga membawa rekaman CCTV.
Aksi itu hanya berlangsung 15 menit. Kasus itu masih dalam penyelidikan. Panglima Kodam IV/Diponegoro Mayor Jenderal Hardiono Saroso sudah membantah penembakan dilakukan anggota Kopassus. Kepala Seksi Intelijen Kopassus Grup-2 Kapten (Inf) Wahyu Yuniartoto juga membantah.
(Sumber)
Penyerangan Lapas, Indonesia
Dikuasai Mafia
Ilustrasi
Dikuasai Mafia
Ilustrasi
JAKARTA - Penyerangan Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Cebongan, Sleman, DI Yogyakarta, lalu membunuh empat tahanan oleh sekelompok orang bersenjata lengkap dinilai sangat mengkhawatirkan publik dan memalukan pemerintahan. Peristiwa itu seperti terjadi di negara yang gagal atau dikuasai mafia.
"Tak pernah kita mendengar adegan semacam itu kecuali di film-film action. Negara tak berdaya dan lemah menghadapi kelompok bersenjata. Hukum tak berjalan dan kurang wibawa," kata Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra Fadli Zondalam siaran persnya, Minggu (24/3/2013).
Fadli mengatakan, pemerintah tak bisa menganggap sepele peristiwa itu. Kejadian itu,
kata dia, merupakan teror kepada negara. Harus ada tindakan nyata dan cepat dari pemerintah untuk menangkap para pelaku dan menjamin kejadian serupa tidak terulang.
"Jika tidak ditangani serius, masyarakat akan
makin tak percaya kepada aparat penegak hukum dan bebas main hakim sendiri. Kejadian brutal itu tak sepantasnya terjadi di negara hukum seperti Indonesia," kata Fadli.
Anggota Dewan Pembina Partai Gerindra Martin Hutabarat secara terpisah mengatakan, tindakan main hakim yang kerap terjadi lantaran kurangnya kepercayaan masyarakat terhadap hukum. Proses hukum yang dilakukan aparat penegak hukum dinilai kurang bisa memberi keadilan kepada orang-orang yang menjadi korban.
"Apabila rasa kepercayaan itu ada, pasti kejadian seperti ini tidak mungkin terjadi," kata anggota Komisi III DPR itu.
Sebelumnya, gerombolan bersenjata api laras panjang, pistol, dan granat menyerang lapas. Awalnya, mereka mengaku dari Polda DI Yogyakarta sambil menunjukkan surat berkop polda.
Mereka mengaku ingin membawa empat
tersangka kasus pembunuhan Sersan Satu Santosa, anggota Komando Pasukan Khusus (Kopassus) di Hugo's Cafe, Selasa lalu. Mereka mengancam meledakkan lapas ketika permintaan ditolak pihak lapas. Akhirnya, petugas membukakan pintu dan belasan orang memakai penutup mata masuk. Mereka menyeret petugas lapas menunjukkan empat tahanan yang dicari.
Empat tahanan tersebut ditembak mati. Mereka, yakni Gameliel Yermiyanto Rohi Riwu, Adrianus Candra Galaja, Hendrik Angel Sahetapi alias Deki, dan Yohanes Juan Manbait. Mereka tercatat sebagai desertir anggota kesatuan Kepolisian Resor Kota Besar Yogyakarta. Sebelum kabur, mereka juga membawa rekaman CCTV.
Aksi itu hanya berlangsung 15 menit. Kasus itu masih dalam penyelidikan. Panglima Kodam IV/Diponegoro Mayor Jenderal Hardiono Saroso sudah membantah penembakan dilakukan anggota Kopassus. Kepala Seksi Intelijen Kopassus Grup-2 Kapten (Inf) Wahyu Yuniartoto juga membantah.
(Sumber)
Lha partai sampeyan knp malah melihara Preman Pak Dhe?
0
1.8K
Kutip
13
Balasan
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan