- Beranda
- Komunitas
- Story
- B-Log Collections
Berpendapat


TS
safaniaromas
Berpendapat
Hello Kaskusers,
Di posting saya kali ini saya mau membicarakan mengenai berpendapat. Saya mendapat comment mengenai posting saya mungkin yang lebih tepatnya lagi pendapat-pendapat saya yang dianggap retorika. Saya mau menitikberatkan peran 'berpendapat' di skenario seperti ini. Agan pasti pernah dong mengeluarkan pendapat agan tapi malah dibilang sesuatu yang salah atau aneh.
Berpendapat itu tidak salah. Pernah denger gak cerita tentang Pope di Vetican City dan Nicholas? Orang-orang zaman dulu yakin kalau matahari yang berputar, bukan bumi yang berputar. Suatu hari Nicholas yang hanya orang awam menyalahkan teori itu dan dengan tegas menjelaskan bukan matahari yang berputar tapi bumi yang berputar. Pope marah. Nicholas akhirnya digantung mati oleh Pope itu sendiri (zaman dulu kalau punya opini yang lain dari orang lain akan dihukum mati) Baru di era akhir-akhir ini saya pope itu minta maaf dan mengakui bahwa teori Nicholas itu benar. Kesimpulannya, posting-posting saya sebelumnya itu hanya pendapat saya dan berpendapat itu salah. Malah berpendapat membuat kita berfikir; kenapa ini begitu? Kenapa itu begini? Berfikir itu hukumnya wajib apalai kalian yang menganut agama Islam. Jadi, buat para juraggan teruslah berpendapat karena kalian tidak tau jika pendapat kalian itu akan mengubah dunia.
Pendapat atau pemaparan yang kita fikirkan bukan retorika. Saya amat sedih ketika mendapat comment bahwa posting saya itu retorika. Ketika saya mencari tahu apa maksud sebenarnya mengenai retorika, saya terpaku pada cerita Nabi Muhammad dengan sahabatnya. Suatu hari sang sahabat hendak pegi ke pasar. Anaknya minta ikut mau ke pasar juga tapi tidak dibolehkan oleh sahabat nabi. Anaknya nangis tidak karuan lalu sahabat nabi bilang kalau dia akan ke pasar untuk membelikan mainan agar berhenti menangis. Lalu Nabi bertanya apakah benar beliau akan membelikan mainan. Tidak. Beliau hanya berkata begitu agar anaknya berhenti menangis.. Lalu Nabi berkata bahwa sahabat harus membelikan mainan kepada anaknya karna dia sudah berkata itu dan dia berjanji. Kata-kata sahabat kepada anaknya adalah sebuah retorika. Retorika tidak diajarkan oleh Islam beda halnya dengan berpendapat. Jadi udah bisa bedainkan mana yang dimaksud retorika dan pendapat agan?
Kesimpulannya, saya berharap agan semua akan terus berfikir dan jangan takut untuk meluahkan pendapat agan. Jangan takut untuk diejek atau dikucilkan karena pendapat agan yang salah. Jika agan mempunya pendapat yang benar dan lain dari orang lain, agan akan unggul dari sudut manapun. Good luck!

Di posting saya kali ini saya mau membicarakan mengenai berpendapat. Saya mendapat comment mengenai posting saya mungkin yang lebih tepatnya lagi pendapat-pendapat saya yang dianggap retorika. Saya mau menitikberatkan peran 'berpendapat' di skenario seperti ini. Agan pasti pernah dong mengeluarkan pendapat agan tapi malah dibilang sesuatu yang salah atau aneh.
Berpendapat itu tidak salah. Pernah denger gak cerita tentang Pope di Vetican City dan Nicholas? Orang-orang zaman dulu yakin kalau matahari yang berputar, bukan bumi yang berputar. Suatu hari Nicholas yang hanya orang awam menyalahkan teori itu dan dengan tegas menjelaskan bukan matahari yang berputar tapi bumi yang berputar. Pope marah. Nicholas akhirnya digantung mati oleh Pope itu sendiri (zaman dulu kalau punya opini yang lain dari orang lain akan dihukum mati) Baru di era akhir-akhir ini saya pope itu minta maaf dan mengakui bahwa teori Nicholas itu benar. Kesimpulannya, posting-posting saya sebelumnya itu hanya pendapat saya dan berpendapat itu salah. Malah berpendapat membuat kita berfikir; kenapa ini begitu? Kenapa itu begini? Berfikir itu hukumnya wajib apalai kalian yang menganut agama Islam. Jadi, buat para juraggan teruslah berpendapat karena kalian tidak tau jika pendapat kalian itu akan mengubah dunia.
Pendapat atau pemaparan yang kita fikirkan bukan retorika. Saya amat sedih ketika mendapat comment bahwa posting saya itu retorika. Ketika saya mencari tahu apa maksud sebenarnya mengenai retorika, saya terpaku pada cerita Nabi Muhammad dengan sahabatnya. Suatu hari sang sahabat hendak pegi ke pasar. Anaknya minta ikut mau ke pasar juga tapi tidak dibolehkan oleh sahabat nabi. Anaknya nangis tidak karuan lalu sahabat nabi bilang kalau dia akan ke pasar untuk membelikan mainan agar berhenti menangis. Lalu Nabi bertanya apakah benar beliau akan membelikan mainan. Tidak. Beliau hanya berkata begitu agar anaknya berhenti menangis.. Lalu Nabi berkata bahwa sahabat harus membelikan mainan kepada anaknya karna dia sudah berkata itu dan dia berjanji. Kata-kata sahabat kepada anaknya adalah sebuah retorika. Retorika tidak diajarkan oleh Islam beda halnya dengan berpendapat. Jadi udah bisa bedainkan mana yang dimaksud retorika dan pendapat agan?
Kesimpulannya, saya berharap agan semua akan terus berfikir dan jangan takut untuk meluahkan pendapat agan. Jangan takut untuk diejek atau dikucilkan karena pendapat agan yang salah. Jika agan mempunya pendapat yang benar dan lain dari orang lain, agan akan unggul dari sudut manapun. Good luck!


0
893
2


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan