Bantul - Menteri Pertahanan Malaysia Dato' Seri Ahmad Zahidi Hamidi ternyata memiliki ikatan darah yang cukup kuat dengan Indonesia. Dia merupakan menteri Malaysia yang bergaris keturunan dari Jawa.

Bapaknya berasal dari desa Serang kecamatan Wates Kulonprogo DIY. Sementara ibunya asli Ponorogo Jawa Timur. Maka tak heran jika pria yang akrab disapa Dato' ini fasih berbahasa Jawa.

Saat beristirahat di bangsal Saptorenggo kompleks Makam Raja-Raja Mataram Imogiri usai berziarah ke makam Sultan Agung, Kamis (21/3/2013), Ahmad terlihat beberapa kali berbincang dengan Walikota Yogyakarta Haryadi Suyuti dalam bahasa Jawa.

"Monggo dipun sekeca'aken (silakan dinikmati). Growol (makanan khas Kulonprogo) wonten punopo mboten (ada gak)?" ucapnya saat rombongan disuguhi Wedang Uwuh, minuman khas makam Imogiri.

Menhan Malaysia ini mengaku kedatangannya ke Yogyakarta karena ingin mengunjungi tanah kelahiran orangtuanya di Wates Kulonprogo dan bertemu dengan kerabat.

"Mbenjang badhe tilik sederek wonten Kulonprogo. Niki Pak Walikota (Haryadi) sepupu kulo," ujarnya.

Dalam obrolannya, selain bercerita tentang asal usulnya, Dato juga bicara banyak hal. Salah satunya terkait beberapa kali ketegangan yang sempat terjadi antara Indonesia dan Malaysia. Sebagai warga negara Malaysia tapi berdarah Indonesia ia mengaku sangat prihatin.

"Setiap kali ada permasalahan yang muncul dari kedua negara saya sedih. Kita ini bangsa serumpun jadi kalau ada permasalahan ya harus diselesaikan dengan baik-baik, termasuk urusan tenaga kerja. Jiwa saya tetap Malaysia tapi saya juga melindungi saudara-saudara saya yang mencari makan di sana (Malaysia)", kata Dato sembari melepas blangkonnya.

Dato' Seri Ahmad Zahidi Hamidi datang ke Yogyakarta usai mengikuti Jakarta International Defence Dialogue. Selain berziarah ke Makam Raja-raja Mataram di Imogiri ia juga akan mengunjungi tanah kelahiran orangtuanya di Wates Kulonprogo.

Sumber: http://m.detik..com/news/read/2013/03/22/041939/2200677/10/ketika-menteri-pertahanan-malaysia-fasih-bertutur-bahasa-jawa

Komen: Sampe menteri aja kudu impor dari Indonesia