Aku sedang menikmati makan siangku yang langka ini di satu sudut mall kota. Di siang hari yang kebetulan panas ini, sudah berulang kali aku mencoba tersambung dengan internet guna mengejar mimpiku memenangkan hadiah pulitzer dalam bidang sastra, yang tentu saja jauh lebih mudah untuk dibayangkan daripada diraih.

Aku adalah seorang penulis perempuan dengan cita-cita yang jauh lebih besar daripada jari-jariku. Tapi, bukannya menghabiskan hari dengan menulis buku ataupun puisi, aku malah bekerja di satu institusi perbankan asing yang bercokol di salah satu kota metropolis dunia ini. Jangan salah sangka, aku sama sekali tidak bangga dengan pekerjaan sialan ini. Aku mulai sadar bahawa aku merasa jenuh setidak-tidaknya setelah dua tahun aku menggeluti bidang ini tanpa tahu akan seperti apa tanganku bergerak nantinya ketika jari ini menekan tombol "apply now" pada salah satu situs lowongan kerja yang aku temukan di search engine nomor 1 dunia. Saat itu aku merasa bosan terhadap dunia kecil yang ditawarkan keluargaku.