Jakarta - Pembantu Rektor II Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Suryadi mengaku pernah menerima uang Rp 20 juta . Tapi Suryadi tidak mengetahui bila uang yang diterima tahun 2010 ini terkait dengan proyek pengadaan di kampusnya.

"Ketika saya diberikan uang itu, saya tidak menanyakan," kata Suryadi saat bersaksi di Pengadilan Tipikor, Jl HR Rasuna Said, Jaksel, Kamis (21/3/2013).

Kepada majelis hakim yang bertanya, Suryadi mengaku tidak mengenal perempuan yang memberikan uang. "Seorang perempuang tapi tidak kenal namanya," sebutnya.

Ketidaktahuan Suryadi mengenai identitas si pemberi uang, dianggap ganjil oleh anggota majelis hakim I Made Hendra. "Kenapa Anda terima Rp 20 juta padahal nggak kenal?" cecar Made Hendra.

Suryadi mengaku menyalahi etika sebagai pegawai negeri atas penerimaan uang. "Secara etika saya salah, tapi saya tidak kenal yang memberikan," ujarnya menegaskan.

Dia bersaksi untuk dua terdakwa yakni Pembantu Umum Rektor III UNJ, Fahrudin dan dosen UNJ Tri Mulyono. Keduanya didakwa dalam perkara korupsi proyek pengadaan barang dan jasa alat laboratorium tahun 2010.

Dalam proyek ini Fahrudin menjadi pejabat pembuat komitmen, sedangkan Tri sebagai ketua panitia pengadaan. Tri diduga menyusun harga perkiraan sendiri untuk alat lab, tanpa melibatkan anggota panitia lain.

Fahrudin dan Tri juga mengetahui pemenang lelang dikendalikan satu perusahaan dan dipinjam nama perusahaanya yaitu PT Anugrah Nusantara. Kerugian keuangan negara dalam proyek ini mencapai Rp 5,175 miliar.


[URL="http://news.detik..com/read/2013/03/21/150642/2200132/10/dugaan-korupsi-unj-pembantu-rektor-akui-terima-rp-20-juta"]ember[/URL]

sungguh sangat beruntung orang miskin yang gak kuliah, kalo kuliah uangnya pasti di korupsi