- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Cara Pemda DKI Mencegah Zat Berbahaya pada Makanan


TS
kolong61
Cara Pemda DKI Mencegah Zat Berbahaya pada Makanan
Quote:
VIVAnews - Joko Widodo sidak kepasar Klender Jakarta Timur. Rabu
pagi 20 Maret 2013. Gubernur DKI
Jakarta itu tidak datang sendirian. Dia mengandeng Badan Pengawas Obat dan Makanan(Badan POM).
Kedatangan mereka hendak memantau kadar bahan kimia pada
makanan dan minuman yang didagangkan di pasar itu.
Jokowi berhenti sejenak di sebuah
Warung Jamu. Memesan segelas Jamu Temulawak lalu menengaknya.
Temulawak , yang disebut curcuma
xanthorrhiza Roxb itu,menurut para
ahli kesehatan memang memiliki
banyak khasiat. Tanaman itu bisa
mencegah hepatitis, menekan jumlah kolesterol dalam darah, bahkan bisa mencegah gangguan pada ginjal.
Namun, bukan karena menderita
sejumlah penyakit ini, Jokowi
meminum Jamu Temulawak itu.
Mantan Wakilota Solo itu, tempat
rupa-rupa jamu mudah ditemukan,
sedang sidak dan memeriksa bahan
kimia pada jamu itu. Juga karena
minum jamu itu sudah jadi kebiasaan semenjak muda.
Di negeri ini, dengan begitu banyak
makanan dan minuman tradisional,
baik lokal maupun impor dari negeri seberang, pasar tradisional memang kadang menjadi salah satu lahan basah makanan yang kurang aman alias berbahaya. Yang mengandung banyak bahan kimia dan tentu saja membawa celaka bagi tubuh.
Tahun lalu, misalnya, Badan POM
menemukan puluhan jenis minuman
dan makanan yang mengandung zat
berbahaya. Puluhan jenis makanan
ditemukan di sejumlah pusat
perbelanjaan, tempat warga kelas
menengah Jakarta lazim berbelanja,
dan pasar tradisional.
Saat itu, Ketua BPOM, Kustantinah,
menyampaikan bahwa ada makanan yang mengandung zat rhodamin dan borax. Dua zat berbahaya bagi kesehatan tapi bahkan para pembelipun nyaris kurang peduli.
Padahal sebenarnya mudah saja
membedakan manakan yang
mengandung zat berbahaya atau
tidak.”Bila makanan itu terkena sinar matahari maka akan pudar warna aslinya,” kata Kustantinah.
Razia makanan berbahaya saat itu,
juga berlangsung di sejumlah daerah.
Badan Pom di sejumlah kota besar di Indonesia menemukan zat berbahaya itu pada sejumlah jenis makanan.
Badan POM Provinsi Nusa Tenggara
Barat, yang merazia sejumlah
pedagang di sekitar sejumlah sekolah di sana, menemukan kandungan formalin pada makanan anak-anak.
Pembelinya banyak, padahal
berbahaya. “Formalin ini sangat
berbahaya jika terhirup, mengenai
kulit dan tertelan. Menimbulkan luka
bakar,iritasi dan bisa menyebabkan
kanker,” kata Kepala BPOM NTB saat itu, Utami Ekaningtiyas.
Meski dirazia berkali-kali, zat
berbahaya masih saja ditemukan
pada sejumlah makanan dan
minuman yang dijual bebas di tengah warga. Tahun ini saja, Badan POM menemukan 448 item jamu yang mengadung bahan kimia yang dijual bebas di pasar-pasar, khususnya kota besar seperti Jakarta.
Padahal, selain dianggap ampuh
mencegah sejumlah penyakit tadi,
jamu seringkali dianggap sanggup
memelihara stamina dan semangat.
Itu sebabnya, ribuan orang di
Indonesia doyan meminum ramuan
tradisional itu.
Lantaran sulit diberantas itulah,
Pemerintah DKI Jakarta mencoba cara baru memberantas zat-zat berbahaya itu. Mengandeng BPOM mengawasi makanan dan minuman berbahaya itu, hampir setiap hari. Memang akan memerlukan banyak orang, upaya
keras, karena itu pada tahap pertama pengawasan melekat ini akan dilakukan pada sejumlah pasar tradisional.
“Kami akan membuat contohnya,”
kata Jokowi kepada wartawan saat
berkunjung ke Pasar Klender itu.
Dengan pengawasan melekat ini, parapembeli akan benar-benar merasa aman dan nyaman berbelanja di pasar tradisional.
Demi mendukung program ini, Pemda DKI dan Badan POM akan
menyediakan sejumlah laboratorium keliling, yang akan beroperasi di sejumlah pasar tradisional di Jakarta.
Laboratorium keliling itu akan
dioperasikan oleh sejumlah tenaga
ahli. Para petugas akan mengambil
sampel semua makanan dan
minuman untuk diperiksa di
laboratorium itu.
Para pembeli yang ragu, juga bisa
langsung memeriksa bahan kimia
pada makanan dan minuman di
laboratorium ini. Prosesnya sederhana dan cepat. Laboratorium itu dirancang
untuk memeriksa semua jenis zat
berbahaya dari semua jenis makanan dan minuman.
“Termasuk jamu. Apakah
mengandung zat berbahaya atau
tidak, “ kata Jokowi. Dagangan yang
juga bisa dengan gampang dicek di
laboratorium itu adalah tahu dan ikan,yang saban hari banyak dibeli warga.
Hasil pengujian di setiap pasar itu, kata Jokowi, akan diumumkan kepada publik. Dengan cara itu semua akan terjaga dan tak ragu. Pembeli dan penjual. Dengan pengumuman yang rutin, kata Jokowi, para pedagang tidak akan main-main dengan daganganya. Jika ada ikan yang mengandung formalin, “Akan langsung kami umumkan,” katanya.Sipenjual ikan tentu akan berhati-hati.
Untuk operasi yang terlibang besar
dan memerlukan kerja keras ini,
Badan POM sudah siap mendukung
Pemda DKI sepenuhnya. Kepala
badan itu, Lucky Oemar Said,
menyampaikan bahwa dengan
kerjasama ini, petugas dari Badan
POM akan secara rutin dan intensif
beroperasi di sejumlah pasar.
Selain mencegah merasukanya bahan-
bahan kimia pada makanan dan
minuman itu, kata Lucky, program ini akan sangat membantu, memberi pengetahuan teknis kepada para pedangang dan pembeli. Itu sebabnya, para petugas yang beroperasi di pasar-pasar itu, juga akan melakukan sosialisasi soal bahan-bahan berbahaya itu.
Selama ini, kata Lucky, Badan POM
hanya melakukan kegiatan
pemeriksaan di Balai Besar POM.
Dengan program ini, para petugas
bisa masuk langsung ke pasar. Lebih
proaktif memeriksa zat-zat berbahaya
itu.
Lucky yakin bahwa jika masyarakat
bisa dengan mudah mengenal zat-zat
berbahaya itu, para pedagang pun
tidak akan menjualnya. Dan pada satu
titik nanti, kesadaran pembeli tidak
perlu dilecut lagi.
Sejumlah pembeli, yang menonton
dan mendengar penjelasan Jokowi di
Pasar Klender Rabu pagi itu, terlihat
senang dengan rencana itu. Sesudah
meminum segelas Jamu Temulawak
seharga seribu perak itu, Jokowi
mengingatkan sejumlah penjual, agar
menjual jamu yang sehat dan tidak
berbahaya.
pagi 20 Maret 2013. Gubernur DKI
Jakarta itu tidak datang sendirian. Dia mengandeng Badan Pengawas Obat dan Makanan(Badan POM).
Kedatangan mereka hendak memantau kadar bahan kimia pada
makanan dan minuman yang didagangkan di pasar itu.
Jokowi berhenti sejenak di sebuah
Warung Jamu. Memesan segelas Jamu Temulawak lalu menengaknya.
Temulawak , yang disebut curcuma
xanthorrhiza Roxb itu,menurut para
ahli kesehatan memang memiliki
banyak khasiat. Tanaman itu bisa
mencegah hepatitis, menekan jumlah kolesterol dalam darah, bahkan bisa mencegah gangguan pada ginjal.
Namun, bukan karena menderita
sejumlah penyakit ini, Jokowi
meminum Jamu Temulawak itu.
Mantan Wakilota Solo itu, tempat
rupa-rupa jamu mudah ditemukan,
sedang sidak dan memeriksa bahan
kimia pada jamu itu. Juga karena
minum jamu itu sudah jadi kebiasaan semenjak muda.
Di negeri ini, dengan begitu banyak
makanan dan minuman tradisional,
baik lokal maupun impor dari negeri seberang, pasar tradisional memang kadang menjadi salah satu lahan basah makanan yang kurang aman alias berbahaya. Yang mengandung banyak bahan kimia dan tentu saja membawa celaka bagi tubuh.
Tahun lalu, misalnya, Badan POM
menemukan puluhan jenis minuman
dan makanan yang mengandung zat
berbahaya. Puluhan jenis makanan
ditemukan di sejumlah pusat
perbelanjaan, tempat warga kelas
menengah Jakarta lazim berbelanja,
dan pasar tradisional.
Saat itu, Ketua BPOM, Kustantinah,
menyampaikan bahwa ada makanan yang mengandung zat rhodamin dan borax. Dua zat berbahaya bagi kesehatan tapi bahkan para pembelipun nyaris kurang peduli.
Padahal sebenarnya mudah saja
membedakan manakan yang
mengandung zat berbahaya atau
tidak.”Bila makanan itu terkena sinar matahari maka akan pudar warna aslinya,” kata Kustantinah.
Razia makanan berbahaya saat itu,
juga berlangsung di sejumlah daerah.
Badan Pom di sejumlah kota besar di Indonesia menemukan zat berbahaya itu pada sejumlah jenis makanan.
Badan POM Provinsi Nusa Tenggara
Barat, yang merazia sejumlah
pedagang di sekitar sejumlah sekolah di sana, menemukan kandungan formalin pada makanan anak-anak.
Pembelinya banyak, padahal
berbahaya. “Formalin ini sangat
berbahaya jika terhirup, mengenai
kulit dan tertelan. Menimbulkan luka
bakar,iritasi dan bisa menyebabkan
kanker,” kata Kepala BPOM NTB saat itu, Utami Ekaningtiyas.
Meski dirazia berkali-kali, zat
berbahaya masih saja ditemukan
pada sejumlah makanan dan
minuman yang dijual bebas di tengah warga. Tahun ini saja, Badan POM menemukan 448 item jamu yang mengadung bahan kimia yang dijual bebas di pasar-pasar, khususnya kota besar seperti Jakarta.
Padahal, selain dianggap ampuh
mencegah sejumlah penyakit tadi,
jamu seringkali dianggap sanggup
memelihara stamina dan semangat.
Itu sebabnya, ribuan orang di
Indonesia doyan meminum ramuan
tradisional itu.
Lantaran sulit diberantas itulah,
Pemerintah DKI Jakarta mencoba cara baru memberantas zat-zat berbahaya itu. Mengandeng BPOM mengawasi makanan dan minuman berbahaya itu, hampir setiap hari. Memang akan memerlukan banyak orang, upaya
keras, karena itu pada tahap pertama pengawasan melekat ini akan dilakukan pada sejumlah pasar tradisional.
“Kami akan membuat contohnya,”
kata Jokowi kepada wartawan saat
berkunjung ke Pasar Klender itu.
Dengan pengawasan melekat ini, parapembeli akan benar-benar merasa aman dan nyaman berbelanja di pasar tradisional.
Demi mendukung program ini, Pemda DKI dan Badan POM akan
menyediakan sejumlah laboratorium keliling, yang akan beroperasi di sejumlah pasar tradisional di Jakarta.
Laboratorium keliling itu akan
dioperasikan oleh sejumlah tenaga
ahli. Para petugas akan mengambil
sampel semua makanan dan
minuman untuk diperiksa di
laboratorium itu.
Para pembeli yang ragu, juga bisa
langsung memeriksa bahan kimia
pada makanan dan minuman di
laboratorium ini. Prosesnya sederhana dan cepat. Laboratorium itu dirancang
untuk memeriksa semua jenis zat
berbahaya dari semua jenis makanan dan minuman.
“Termasuk jamu. Apakah
mengandung zat berbahaya atau
tidak, “ kata Jokowi. Dagangan yang
juga bisa dengan gampang dicek di
laboratorium itu adalah tahu dan ikan,yang saban hari banyak dibeli warga.
Hasil pengujian di setiap pasar itu, kata Jokowi, akan diumumkan kepada publik. Dengan cara itu semua akan terjaga dan tak ragu. Pembeli dan penjual. Dengan pengumuman yang rutin, kata Jokowi, para pedagang tidak akan main-main dengan daganganya. Jika ada ikan yang mengandung formalin, “Akan langsung kami umumkan,” katanya.Sipenjual ikan tentu akan berhati-hati.
Untuk operasi yang terlibang besar
dan memerlukan kerja keras ini,
Badan POM sudah siap mendukung
Pemda DKI sepenuhnya. Kepala
badan itu, Lucky Oemar Said,
menyampaikan bahwa dengan
kerjasama ini, petugas dari Badan
POM akan secara rutin dan intensif
beroperasi di sejumlah pasar.
Selain mencegah merasukanya bahan-
bahan kimia pada makanan dan
minuman itu, kata Lucky, program ini akan sangat membantu, memberi pengetahuan teknis kepada para pedangang dan pembeli. Itu sebabnya, para petugas yang beroperasi di pasar-pasar itu, juga akan melakukan sosialisasi soal bahan-bahan berbahaya itu.
Selama ini, kata Lucky, Badan POM
hanya melakukan kegiatan
pemeriksaan di Balai Besar POM.
Dengan program ini, para petugas
bisa masuk langsung ke pasar. Lebih
proaktif memeriksa zat-zat berbahaya
itu.
Lucky yakin bahwa jika masyarakat
bisa dengan mudah mengenal zat-zat
berbahaya itu, para pedagang pun
tidak akan menjualnya. Dan pada satu
titik nanti, kesadaran pembeli tidak
perlu dilecut lagi.
Sejumlah pembeli, yang menonton
dan mendengar penjelasan Jokowi di
Pasar Klender Rabu pagi itu, terlihat
senang dengan rencana itu. Sesudah
meminum segelas Jamu Temulawak
seharga seribu perak itu, Jokowi
mengingatkan sejumlah penjual, agar
menjual jamu yang sehat dan tidak
berbahaya.
Sumber:http://m.news.viva.co.id/news/read/3...a-pada-makanan
Baguslah biar konsumen terlindungi dari ancaman penyakit dan produsen berjualan lebih tenang dan jujur
Diubah oleh kolong61 21-03-2013 07:59
0
723
Kutip
1
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan