canbulAvatar border
TS
canbul
ANAK BENGONG & PRESTASI MENURUN BISA JADI GEJALA EPILEPSI
elama ini kebanyakan orang mengidentikkan epilepsi dengan gejala kejang-kejang dan tak sadarkan diri. Padahal gejala epilepsi sebenarnya bukan hanya itu saja. Pada anak-anak, salah satu gejala epilepsi yang sering terjadi adalah bengong, amat jauh berbeda dengan anggapan kebanyakan orang.

Epilepsi terjadi karena adanya gangguan sinyal pada otak yang ditandai dengan bangkitan (seizure) secara berulang. Gangguan ini bisa terjadi pada salah satu bagian, beberapa bagian, hingga seluruh bagian otak. Bangkitan yang terjadi juga tidak selalu berupa kejang.

"Ada yang disebut bangkitan lena atau absence yang ditandai dengan bengong. Jika tidak didiagnonsis dengan adekuat, dikira anak suka bengong di sekolah," kata dr Suryani Gunadharma, SpS(K), spesialis saraf dari Rumah Sakit Hasan Sadikin, Bandung kepada detikHealth.

Dalam diskusi media bertema 'World Purple Day 2013: Mari Peduli Epilepsi' yang diselenggarakan Abott di Hotel Gran Melia, Jl HR Rasuna Said, Jakarta, Kamis (20/3/2013), dr Suryani menjelaskan bahwa gejala epilepsi memang berbeda-beda, tergantung dari bagian otak yang terkena gangguan.

Apabila yang terserang fungsi memori, maka pasien akan mengalami gangguan memori. Jika yang terkena fungsi bahasa atau mendengar, maka bisa jadi anak akan mengalami kesulitan bicara di kemudian hari karena tentu tidak akan bisa bicara jika tidak mendengar. Lalu bagaimana membedakan bengong karena epilepsi dan bengong biasa?

"Biasanya bengongnya tidak hanya otomatis bengong, tapi dilihat dia lagi kerja lalu menghentikan pekerjaan, kemudian matanya kedip-kedip. Setelah selesai bangkitan, kita tanya dia nyahut lagi," jelas dr Suryani.

Saat mengalami bengong karena bangkitan epilepsi, biasanya anak tidak sadar dan tidak memperhatikan apapun. Maka ketika dipanggil, anak biasanya tidak akan menyahut. Apabila di kelas, anak akan terlihat bengong namun tidak menyimak pelajaran sama sekali.

Dr Suryani menuturkan gejala epilepsi berupa bengong atau dalam istilah ilmiah disebut absence amat khas dialami anak-anak berumur 5 - 12 tahun dan tidak dialami oleh orang dewasa. Dalam sehari, bengong yang terjadi akibat epilepsi ini bisa terjadi hingga 10 kali. Akibatnya prestasi anak bisa menurun.

"Jadi ibu gurunya harus aware jika anaknya ada penurunan prestasi belajar. Kalau anak bengong mungkin bisa bengong saja, tapi ada yang lain nggak? Bisa bengong berkali-kali dalam sehari itu bisa bikin prestasi belajar menurun. Itu harusnya guru mengerti kalau ada yang tidak beres," kata dr Suryani.

Apabila anak sering bengong dan prestasi belajarnya menurun drastis, maka orang tua sebaiknya segera memeriksakan anak ke spesialis saraf untuk mengetahui adanya kemungkinan epilepsi. Pemeriksaan bisa dilakukan dengan menggunakan alat yang disebut EEG (Electroencephalography).

[URL="http://health.detik..com/read/2013/03/20/145535/2199043/1301/anak-sering-bengong-dan-prestasinya-menurun-bisa-jadi-gejala-epilepsi"]ini ni yang bilang[/URL]
0
3.8K
26
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan