Putra bungsu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Edhie Baskoro Yudhoyono, memilih mengikuti jejak ayahnya terjun ke dunia politik. Tak disangka, setelah menyandang jabatan sebagai sekretaris jenderal di partai berlambang bintang Mercy itu pria yang akrab disapa Ibas itu kaget luar biasa.

Di matanya, politik itu kejam. Banyak intrik busuk yang dimainkan tanpa memandang kawan atau lawan.

"Saya masuk ke politik dengan segala persiapan tapi saya enggak sangka politik ini. Unpredictable, nggak seperti yang diprediksi," ucap Ibas.

Hal itu disampaikan Ibas di depan kedua orang tuanya dalam acara bertajuk 'SBY dan Keluarga Bicara' di SCTV yang dipandu Mochamad Achir dan Retno Pinasti, Rabu (20/3).

Ibas tak menyangka dalam politik itu nama baiknya menjadi taruhan. Dia sadar betul, posisinya di dunia politik yang masih junior dijadikan sasaran empuk para lawan.

"Politik tidak seperti matematika rumusan pasti, saya rasakan tantangan itu besar dan berat. Banyak intrik, rumor, banyak fitnah terlebih untuk saya yang masih junior ini sangat berat. Pengalaman politik saya tidak ada sejengkal kelingking dibandingkan Ibu Ani dan Bapak," tambahnya.

Satu bentuk fitnah yang dianggap Ibas sangat merugikan dirinya adalah, dia disebut menerima uang dari anak buah Anas, Yulianis, sebesar USD 200 ribu untuk Kongres Demokrat. Bagi Ibas pemberitaan tanpa konfirmasi itu sangat mencemarkan nama baik dia, keluarga serta ayahnya sebagai seorang Presiden.

"Saya hargai kebebasan pers yang beretika tapi itu tanpa diklarifikasi saya punya harga diri dan punya keluarga," tegas Ibas yang mengenakan batik coklat.

"Tapi saya ada batas kesadaran, selama ini saya dia, tapi sebenarnya saya berbicara dalam hati," tambahnya.

Menanggapi berbagai hujatan itu, Ibas mengaku tetap berusaha tenang.

"Saya diminta sabar dan kuat," katanya.

http://www.merdeka.com/peristiwa/iba...edictable.html

Kalo takut bilang sm bapak saja, biar bapak yg atasi