Diiringi adzan, jasad bayi Dara Nur Anggraini dibawa ke peristirahatan terakhir. Dara dimakamkan berdekatan dengan kembarannya, Dera, di pemakaman umum tak jauh dari rumah orang tuanya, Jati Padang, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Rabu, 20 Maret 2013.

Dera dan Dara lahir melewati operasi caesar yang melelahkan sang Ibu di RS Zahira, Jagakarsa, Jakarta Selatan, 10 Februari 2013. Dua bayi yang ditunggu-tunggu ini datang lebih awal. Lahir prematur. Tubuh mereka tak begitu kuat bernafas di luar kandungan sang Ibu. Dera terus melemah, lalu menyerah pada hari keenam. Dia wafat meninggalkan ayah ibunya, juga sang kembaran Dara, yang ketika itu kondisinya terus membaik.

Tapi Dara hanya kuat sebulan. Menurut sang kakek, Hermanto, kesehatan Dara memburuk dalam sepekan belakangan, hingga akhirnya meninggal dunia. "Meninggal tadi pagi, sekitar pukul 06.20 WIB," ujar Hermanto saat ditemui di rumah duka.

Sang Kakek mengisahkan bahwa Dara meninggal karena infeksi darah. Keluarga disarankan oleh dokter untuk mencari darah segar golongan AB +. "Sempat cuci darah 2 kali, namun kondisi Dara terus menurun lalu meninggal," ucapnya.

Jenazah Dara tiba di rumah duka pukul 9 pagi. Para tetangga berdatangan untuk menyampaikan bela sungkawa. Ayah Dara, Eliyas Setya Nugroho, menggendong sendiri jenazah putrinya menuju pemakaman.

Kesedihan tampak jelas di raut wajahnya. Ketika semua orang telah beranjak dari makam, Eliyas masih duduk sendiri berdoa di depan pusara kedua putrinya itu. Sebelum pamit, dia mencium nisan dua itu.