- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Ketika Hary Tanoe mengumbar kuasa media


TS
Ekspresi2nd
Ketika Hary Tanoe mengumbar kuasa media
Quote:

Para politikus menguasai televisi di negeri ini bukan lagi barang baru. Semua tahu Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie adalah pemilik Viva Grup, Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh punya Media Group, dan Hary Tanoesoedibjo adalah raja MNC Group.
Tapi yang baru adalah kevulgaran mereka dalam mengeksploitasi media yang dimiliki untuk kepentingan politik. Hary Tanoe adalah yang memulai kevulgaran tersebut dengan mengatakan akan mengerahkan televisinya untuk memenangkan Partai Hanura di Pemilu 2014.
"Saya punya media, MNC, RCTI, Global TV, jalan tol dan tambang batu bara. Untuk bekerja lebih masif, akan melibatkan instrumen yang ada pada saya baik itu perusahaan maupun kekuatan dari diri saya sendiri," kata Hary depan para ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Hanura se-Sulawesi Selatan di Makassar, kemarin.
"Tujuan kita sama, partai Hanura harus menang," tegas Hary.
Bukan kali itu saja Hary Tanoe menyatakan akan mengerahkan medianya untuk pemenangan Hanura. Saat secara resmi menyatakan bergabung dengan Hanura, Hary Tanoe juga sudah mengumbar kuasanya di media.
"Saya akan gunakan udara (siaran televisi) sebagai pemenangan," ujar Hary. "Saya akan all out."
Komitmen Hary Tanoe itu diucapkan saat jumpa pers bersama Ketua Umum Hanura Wiranto pada 18 Februari lalu. Adegan Hary Tanoe memakai jaket coklat Hanura juga menandakan taipan itu kini menjabat ketua Dewan Pertimbangan Hanura.
Kevulgaran Hary Tanoe itu menuai kritik. Pegiat Koalisi Independen untuk Demokrasi Penyiaran (KIDP), Paulus Widianto, menilai tindakan Hary Tanoe itu tidak etis.
Paulus menilai komitmen Hary Tanoe untuk all-out mengerahkan semua kapitalnya demi pemenangan Hanura adalah bentuk karakter politikus Machiavelis. "Dia menggunakan segala cara untuk kepentingan politiknya, untuk partainya," ujar Paulus saat dihubungi merdeka.com kemarin.
Paulus mengatakan, Hary Tanoe harus ingat bahwa bisnis televisi juga masuk public domain. Siaran televisi memakai frekuensi yang dimiliki oleh publik.
"Frekuensi kan dipinjamkan negara ke pemodal agar digunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat, bukan golongannya sendiri," protes mantan anggota DPR dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ini.
Oleh karena itu, Paulus menilai Hary Tanoe sudah menyalahi etika penyiaran. "Sangat disayangkan politikus muda sudah terjebak jargon-jargon politik yang tidak patut, sangat Machiavelis," tegasnya.
Sumber : http://www.merdeka.com/politik/ketik...asa-media.html
tadi pagi ada beritanya di RCTI dan kemarin malam di global tv, ketika si HT ke Makassar

semua aktifitas si HT di liput MNC group

0
2.8K
Kutip
27
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan