- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
[ Perlu bantuan Pongasi ] Santhy yg kenyes2 Minta Jatah Seks


TS
RyuKnightly
[ Perlu bantuan Pongasi ] Santhy yg kenyes2 Minta Jatah Seks
Spoiler for ilustrasi santhy:
![[ Perlu bantuan Pongasi ] Santhy yg kenyes2 Minta Jatah Seks](https://dl.kaskus.id/www.haven4gamerz.com/wp-content/gallery/sexy-asian-babes-wallpapers/Sexy%20Asian%20Bikini%20Collection-56.jpg)
Quote:
Rekonstruksi Pembunuhan Shelo Ricuh
LUBUKPAKAM-PM
Sejak mendekam di rumah tahanan polisi (RTP) Polres Deliserdang, tingkah dan perangai Santhy Magdalena Manurung (37), pelaku pembunuhan Shelo Alviano Nababan (4) terkesan cuek. Ia seakan tak peduli dengan hukuman mati yang bakal mengancamnya. Bahkan ia masih sempat-sempatnya minta seks pada suaminya yang datang menjenguk.
Setidaknya hal ini diakui Leli (37), teman satu sel Santhy yang ditemui kru koran di sela-sela berlangsungnya rekonstruksi. Menurut warga Dusun I Desa Paluh Sibaji, Kec. Pantai Labu itu, selama 15 hari ditahan, Santhy terlihat tenang-tenang saja. Bahkan ia masih bisa tidur nyenyak di tahanan. “Tiap hari, dia paling lama bangun bang. Nyenyak kali pun tidurnya Santhy itu,” cerita Leli.
Masih kata wanita yang ditahan akibat kasus penggelapan itu, saat Santhy dukunjungi suaminya, Amon Dixon Sitinjak, Santhy bahkan sempat minta berhubungan badan. Tapi Amon menolak. “Santhy tak mau cerita apa alasan suaminya menolak. Padahal tempat untuk berhubungan badan itu sudah disediakan polisi. Sudah pingin kali kurasa dia,” ujar Leli. Ditanya lebih lanjut apa alasan Santhy membunuh Shelo, menurut pengakuan Santhy pada Leli, ia membunuh karena tersinggung dengan ucapan ibu Shelo.
Pasalnya, saat Santhy meminjam uang Rp 2 juta, ibu Shelo menolak memberikan karena uang yang ia pinjam sebelumnya belum dilunasi. Karena tak kunjung bayar utang, ibu Shelo sempat menghina dan meminta Santhy menggunakan sisa pinjaman itu untuk beli peti matinya saja. “Santhy pernah cerita, kalau hanya hukuman 2 tahun saja dia sanggup menjalaninya. Namun kalau lebih dari itu, Santhy tidak mampu menjalani hukuman,” tandas Leli.
>> Rakonstruksi Berlangsung Riscuh
Sementara itu, rekonstruksi pembunuhan Shelo, anak Kepala Dusun VII Desa Pagar Jati, Kec. Lubukpakam itu berlangsung ricuh. Santhy yang jadi tersangka nyaris dihakimi ratusan warga yang memadati lapangan sepak bola Mapolres Deliserdang, tempat berlangsungnya reka ulang, Senin (18/3) siang. Pantauan POSMETRO MEDAN, meski rekon baru digelar pukul 11.00 WIB, karena polisi menunggu kehadiran jaksa Rumondang SH dan Doni Harahap SH, tapi ratusan warga tetap sabar menunggu dari pagi.
Bahkan sangkin banyaknya massa, polisi terpaksa memasang police line (garis polisi) untuk membatasi pengunjung agar tak mendekati tersangka. Singkat cerita, tepat pukul 11.00 WIB, kedua jaksa yang dinanti pun hadir di lokasi. Detik berikutnya, polisi membawa Santhy keluar dari tahanan.
Semula Santhy diboyong mengenakan sebo (penutup wajah). Hal itu pula yang membuat warga marah dan teriak. “Jangan kau tutupi wajahmu pembunuh! Buka topeng itu. Saat membunuh Shelo kau tampakkan wajahmu. Sekarang kau sok-sok pakai topeng,” protes ratusan warga. Melihat kemarahan warga, polisi akhirnya membuka sebo yang dikenakan Santhy. Tapi ulah tersangka kembali membuat dongkol ratusan warga karena menguraikan rambutnya, hingga warga tak bisa melihat ekspresi wajahnya.
Diwarnai makian warga, satu per satu dari 19 adegan itu pun dimulai. Sahar Nababan (44), ayah Shelo yang hadir sejak awal sebelum dimulainya rekonstruksi, kepada kru koran ini mengaku tak menyangka kalau Santhy adalah pembunuh anaknya. Padahal, saat jasad korban dikebumikan, Santhy juga ikut makan bersama keluarga korban di rumah duka. Bahkan Santhy sempat mencium pipi ibu Shelo, dan memintanya untuk tetap bersabar. “Kalau bukan perempuan si Santhy itu, sudah ‘kugas’ dia itu,” ujar Sahar geram.
Awalnya Sahar mengaku kalau istrinya tak menghadiri rekonstruksi karena tak tahan menyaksikan perbuatan Santhy menghabisi nyawa putra tercintanya. Tapi pada adegan ke tujuh, Kasamaulina Manurung, ibu kandung Shelo tiba-tiba nongol dalam reka ulang. Kasamaulina sontak berteriak sambil mengutuk perbuatan Santhy. “Dimana hati nuranimu Santhy. Pembunuh kau Santhy,” jerit ibu korban sambil berdiri dan berusaha mengejar tersangka. Namun niat itu dihalangi petugas yang berjaga.
Meskipun Santhy terus menundukkan wajahnya, tapi selama rekon berlangsung, tak ada mimik penyesalan dan kesedihan di wajahnya. Hal itu terbukti saat adegan melakban mulut Shelo yang diperankan Joni, ajudan Kasat Reskrim, Santhy malah tampak tersenyum. Sontak saja, sikap itu membuat warga geram. Hingga Santhy pun ‘dibanjiri’ hujatan dankutukan. Dua jam berselang, akhirnya rekon pun berakhir. Kapolres DS AKBP Dicky Patrianegara SH Sik Msi kepada wartawan menjelaskan, dari hasil rekonstruksi itu, tersangka sudah merencanakan pembunuhan Shelo. Sehingga ia terancam hukuman mati, seumur hidup atau 20 tahun penjara. Sekedar mengingatkan, setelah dibunuh, jasat Shelo lalu dimasukkan Santhy ke dalam goni. Selanjutnya dibuang di tumpukan kayu tanah kosong samping rumahnya, Selasa (19/2) lalu. (man/deo)
LUBUKPAKAM-PM
Sejak mendekam di rumah tahanan polisi (RTP) Polres Deliserdang, tingkah dan perangai Santhy Magdalena Manurung (37), pelaku pembunuhan Shelo Alviano Nababan (4) terkesan cuek. Ia seakan tak peduli dengan hukuman mati yang bakal mengancamnya. Bahkan ia masih sempat-sempatnya minta seks pada suaminya yang datang menjenguk.
Setidaknya hal ini diakui Leli (37), teman satu sel Santhy yang ditemui kru koran di sela-sela berlangsungnya rekonstruksi. Menurut warga Dusun I Desa Paluh Sibaji, Kec. Pantai Labu itu, selama 15 hari ditahan, Santhy terlihat tenang-tenang saja. Bahkan ia masih bisa tidur nyenyak di tahanan. “Tiap hari, dia paling lama bangun bang. Nyenyak kali pun tidurnya Santhy itu,” cerita Leli.
Masih kata wanita yang ditahan akibat kasus penggelapan itu, saat Santhy dukunjungi suaminya, Amon Dixon Sitinjak, Santhy bahkan sempat minta berhubungan badan. Tapi Amon menolak. “Santhy tak mau cerita apa alasan suaminya menolak. Padahal tempat untuk berhubungan badan itu sudah disediakan polisi. Sudah pingin kali kurasa dia,” ujar Leli. Ditanya lebih lanjut apa alasan Santhy membunuh Shelo, menurut pengakuan Santhy pada Leli, ia membunuh karena tersinggung dengan ucapan ibu Shelo.
Pasalnya, saat Santhy meminjam uang Rp 2 juta, ibu Shelo menolak memberikan karena uang yang ia pinjam sebelumnya belum dilunasi. Karena tak kunjung bayar utang, ibu Shelo sempat menghina dan meminta Santhy menggunakan sisa pinjaman itu untuk beli peti matinya saja. “Santhy pernah cerita, kalau hanya hukuman 2 tahun saja dia sanggup menjalaninya. Namun kalau lebih dari itu, Santhy tidak mampu menjalani hukuman,” tandas Leli.
>> Rakonstruksi Berlangsung Riscuh
Sementara itu, rekonstruksi pembunuhan Shelo, anak Kepala Dusun VII Desa Pagar Jati, Kec. Lubukpakam itu berlangsung ricuh. Santhy yang jadi tersangka nyaris dihakimi ratusan warga yang memadati lapangan sepak bola Mapolres Deliserdang, tempat berlangsungnya reka ulang, Senin (18/3) siang. Pantauan POSMETRO MEDAN, meski rekon baru digelar pukul 11.00 WIB, karena polisi menunggu kehadiran jaksa Rumondang SH dan Doni Harahap SH, tapi ratusan warga tetap sabar menunggu dari pagi.
Bahkan sangkin banyaknya massa, polisi terpaksa memasang police line (garis polisi) untuk membatasi pengunjung agar tak mendekati tersangka. Singkat cerita, tepat pukul 11.00 WIB, kedua jaksa yang dinanti pun hadir di lokasi. Detik berikutnya, polisi membawa Santhy keluar dari tahanan.
Semula Santhy diboyong mengenakan sebo (penutup wajah). Hal itu pula yang membuat warga marah dan teriak. “Jangan kau tutupi wajahmu pembunuh! Buka topeng itu. Saat membunuh Shelo kau tampakkan wajahmu. Sekarang kau sok-sok pakai topeng,” protes ratusan warga. Melihat kemarahan warga, polisi akhirnya membuka sebo yang dikenakan Santhy. Tapi ulah tersangka kembali membuat dongkol ratusan warga karena menguraikan rambutnya, hingga warga tak bisa melihat ekspresi wajahnya.
Diwarnai makian warga, satu per satu dari 19 adegan itu pun dimulai. Sahar Nababan (44), ayah Shelo yang hadir sejak awal sebelum dimulainya rekonstruksi, kepada kru koran ini mengaku tak menyangka kalau Santhy adalah pembunuh anaknya. Padahal, saat jasad korban dikebumikan, Santhy juga ikut makan bersama keluarga korban di rumah duka. Bahkan Santhy sempat mencium pipi ibu Shelo, dan memintanya untuk tetap bersabar. “Kalau bukan perempuan si Santhy itu, sudah ‘kugas’ dia itu,” ujar Sahar geram.
Awalnya Sahar mengaku kalau istrinya tak menghadiri rekonstruksi karena tak tahan menyaksikan perbuatan Santhy menghabisi nyawa putra tercintanya. Tapi pada adegan ke tujuh, Kasamaulina Manurung, ibu kandung Shelo tiba-tiba nongol dalam reka ulang. Kasamaulina sontak berteriak sambil mengutuk perbuatan Santhy. “Dimana hati nuranimu Santhy. Pembunuh kau Santhy,” jerit ibu korban sambil berdiri dan berusaha mengejar tersangka. Namun niat itu dihalangi petugas yang berjaga.
Meskipun Santhy terus menundukkan wajahnya, tapi selama rekon berlangsung, tak ada mimik penyesalan dan kesedihan di wajahnya. Hal itu terbukti saat adegan melakban mulut Shelo yang diperankan Joni, ajudan Kasat Reskrim, Santhy malah tampak tersenyum. Sontak saja, sikap itu membuat warga geram. Hingga Santhy pun ‘dibanjiri’ hujatan dankutukan. Dua jam berselang, akhirnya rekon pun berakhir. Kapolres DS AKBP Dicky Patrianegara SH Sik Msi kepada wartawan menjelaskan, dari hasil rekonstruksi itu, tersangka sudah merencanakan pembunuhan Shelo. Sehingga ia terancam hukuman mati, seumur hidup atau 20 tahun penjara. Sekedar mengingatkan, setelah dibunuh, jasat Shelo lalu dimasukkan Santhy ke dalam goni. Selanjutnya dibuang di tumpukan kayu tanah kosong samping rumahnya, Selasa (19/2) lalu. (man/deo)
sumber
@pongasi
suaminya nolak tuh pong , coba ente bantu puasin pong

susah juga kadang pinjam uang ke orang lain , pada saat di tagih dengan baik2 kagak mau bayar, dengan cara kasar malah tidak senang

Diubah oleh RyuKnightly 20-03-2013 00:40
0
8.2K
Kutip
36
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan