ANGKA temuan mayat babi di sungai Huangpu, Cina, semakin bertambah. Akhir pekan lalu, otoritas setempat berhasil mengangkat 611 ekor babi yang sudah membusuk.
Sejauh ini, telah ditemukan sekitar 12.566 ekor mayat babi yang ditemukan sejak 8 Maret lalu.

Babi-babi ini diduga berasal dari kota Jiaxing, provinsi Zhejiang. Babi-babi ini hanyut dan terbawa arus sungai Huangpu yang menjadi sumber air minum bagi 23 juta warga setempat.

Huffington Post melansir, penyebab kematian babi-babi ini masih misterius, namun Menteri Pertanian Yu Kangzhen menduga adanya epidemik semacam flu babi.

Namun diperlukan tes lebih lanjut untuk mengetahui keberadaan epidemik ini atau adanya kemungkinan virus diare.

“Udara dingin dan suhu yang tidak menentu juga menyebabkan kematian di antara bayi-bayi babi,” ujar Yu seperti dikutip Associated Press.

Sementara itu sejumlah warga mengeluhkan adanya peningkatan aksi penyelundupan daging babi mati alias babi tiren, bukan untuk dimusnahkan, melainkan untuk diperjualbelikan dan dikonsumsi.

Di Shanghai, otoritas setempat meyakinkan pada warga bahwa air sungai Huangpu tidak terkontaminasi dan aman untuk dikonsumsi. Namun warga masih enggan karena dikuatirkan membawa virus yang berasal dari mayat babi.