Jakarta, Kawat gigi dipasang untuk merapikan gigi yang tidak beraturan. Namun belakangan kawat gigi atau behel dipakai untuk sekadar gaya-gayaan. Nah, jika memang tujuannya untuk bergaya, sebaiknya cek dulu untung ruginya.

"Kalau behel-behelan gigi sehat malah jadi tidak sehat," kata Ketua Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) DR drg Zaura Rini, MDS.

Hal itu disampaikan dia dalam talkshow dalam rangka hari kesehatan gigi dunia 2013 yang digelar Pepsodent di Hotel Mulia, Jl Asia Afrika, Senayan, Jakarta, dan ditulis pada Selasa (19/3/2013).

Dijelaskan drg Zaura, gigi yang berderet-deret itu tidak diikat jadi satu. Maka saat menerima tekanan dari pemasangan kawat gigi yang tidak seharusnya dipasang, maka tulang bisa rusak.

"Kita harus cegah agar tidak terjadi kasus yang mengakibatkan kerusakan. Kerusakan gigi susu berdampak pada gigi tetap, bisa jadi giginya malah jadi maju atau mundur," terangnya.

Jika seseorang memasang kawat gigi, tegas drg Zaura, hendaknya memang karena berdasarkan fungsinya. Pemakaian asal-asalan kawat gigi juga bisa memicu sakit kepala akibat sendi rahang yang rusak.

"Ada juga yang mengakibatkan seseorang yang saat membuka lebar mulutnya lalu tidak bisa menutup lagi. Jadi ingat, meratakan gigi itu untuk memperbaiki kelainan," sambung ibu dua anak ini.

drg Zaura juga mewanti-wanti jika ada seseorang yang ingin merapikan giginya dengan kawat gigi maka hendaknya pergi ke dokter gigi. Sebab perawatan yang salah oleh orang yang tidak berkompeten bisa membuat gigi berantakan dan memunculkan dampak tidak baik lainnya.

Sementara itu Oral Care PT Unilever Indonesia, drg Ratu Mirah Afifah GCClinDent., MDSC di kesempatan yang sama mengingatkan seseorang yang mengenakan behel perlu perawatan ekstra. Sebab keberadaan kawat gigi justru menimbulkan kesulitan saat membersihkan gigi.

"Kalau tidak bersih membersihkan gigi, risikonya gigi berlubang. Karena gigi menjadi terlalu rapat juga jadi susah membersihkan sela-sela gigi," ucap drg Mirah.

Sumber : Nurvita Indarini - detikHealth