- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
another story, INDONESIAA, MELEK DONG, SENENG BANGET DIKIBULIN ?!
TS
wrnet
another story, INDONESIAA, MELEK DONG, SENENG BANGET DIKIBULIN ?!
Perampok tambora teroris? Sebuah upaya dramatisasi & stigmatisasi
Oleh: Harits Abu Ulya
Pemerhati Kontra-terorisme & Direktur CIIA
(Arrahmah.com) -Ditengah sorotan tajam terhadap eksistensi Densus 88 dan kasus korupsi Simulator SIM di Korlantas Mabes Polri, munculah suguhan sebuah berita perampokan di siang bolong. Tepatnya di toko emas Terus Jaya milik Siang Khu Lie di jalan Tubagus Angke, Tambora, Jakarta Barat pada minggu (10/3-2013).Sebelum perampokan, sempat juga muncul kasus ledakan bom low eksplosive di kawasan Cipete Jakarta Selatan (11/3) tengah malam diruas jalan depan rumah Kapolda Kalteng.Mengakibatkan 3 orang luka saat melintas di tempat kejadian. Namun kasus ini tidak seheboh perampokan, kenapa demikian? Karena paska perampokan kemudian berlanjut usaha penggrebekan komplotan perampok. Titik menariknya karena disaat pengrebekan selain telah menewaskan 3 orang tersangka tapi juga ditemukan barang bukti yang “mengangetkan”. Dari para tersangka yang tewas teridentifikasi;
Makmur alias Bram (34) asal Padang tewas di teluk Gong Jakarta Utara,yang di duga terlibat perampokan CIMB Medan (2010). Dan juga terkait dengan bom Beji-Depok.
Arman (40) asal Padang tewas di Mustikajaya Bekasi
Kodrat alias Polo tewas di Pondok Aren Tanggerang Selatan, yang di duga sebagai amir (komandan) kelompok ini.
Dan 4 orang lainnya ditangkap dalam kondisi hidup;
Hendra Hermalan (44) asal Jakarta di tangkap di Mustika Jaya Bekasi
Siswanto(38) asal Tegal
Togog alias Anto (33) asal Jakarta di tangkap di wilayah Kapuk Muara Jakarta Utara
Kiting di tangkap di wilayah Pekayon, Bekasi Selatan,Kota Bekasi
Dan ada satu orang yang ditangkap tapi tidak di ekspos adalah Edi Novian, pemilik dari gudang tempat pengrebekan yang berada di Mustika Jaya Bekasi. Jadi total yang di tangkap hidup dan mati adalah 8 orang, dan versi Polri masih ada satu lagi DPO dengan inisial “F”.
Bukti “mengangetkan” yang dimaksud adalah ditemukan barang bukti; 5 pucuk senjata rakitan jenis UZI, 34 peluru kaliber .9 mm, dua sepeda motor, dan ditemukan 14 bom pipa, emas barang bukti 1 kg. Ini berdasarkan versi keterangan Kapolda Metro Jaya Putut Eko Bayuseno.
Kemudian berdasarkan identifikasi awal terhadap pelaku dan BB (barang bukti) terutama Bom dan Senpi, meluncurlah dengan cepat justifikasi pelaku perampokan adalah teroris. Dan satu orang dijadikan link justifikasi, yaitu Makmur (tewas) karena dia diduga terkait dengan perompokan CIMB Medan Sumut (2010) dan kasus Bom Beji-Depok (2012).Dimana perampokan CIMB saat itu oleh Mabes Polri dan BNPT di labeli aksi terorisme, upaya penggalangan dana alias fa’I untuk modal aksi-aksi terorisme berikutnya.Dan perampokan Tambora kali ini juga sama statusnya seperti CIMB Medan, dikatakan pihak Polri sebagai fa’I untuk kepentingan aksi terorisme.Jadi meminjam penjelasan kadivhumas Mabes Polri irjen Suhardi Alius;”Sudah di pastikan bahwa ini memang aksi terorisme.Tujuan mereka merampok adalah mencari dana operasi”,(lihat Jawa Pos,17/3/2013).
Bahkan lebih jauh kemudian dikaitkan dengan jaringan Abu Umar, dan 14 bom itu disiapkan untuk meledakkan sejumplah kantor Polri dan TNI berdasarkan pengakuan dari 4 tersangka yang hidup. (lihat harian kompas,17/3/2013).
Segendang seirama, selain Kabakreskrim Mabes Polri Sutarman mengeluarkan pernyataan siang hari di TKP penggrebekan bahwa ini kelompok teroris. Juga Ansyaad Mbai (BNPT) lebih “heboh” lagi, ia berujar; “Iya itu terkait jaringan teroris lain. Satu orang dari yang ditangkap itu buronan perampokan CIMB Medan tahun lalu,”. Lebih lanjut ia menyatakan;”Mereka terkait juga dengan kelompok Solo, Beji, Poso, Makassar. Mereka memang bagian jaringan besar,”kata Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Ansyaad Mbai, (detik..com, 16/3/2013).
Link Justifikasi dan Keterkaitan
Menurut saya (penulis) perlu kita cermati kasus ini, karena cukup “menarik” bagaimana bisa kasus kriminal perampokan yang konsekuensi hukum diberlakukan KUHAP kemudian berubah menjadi tindak pidana Terorisme yang konsekuensinya akan diberlakukan UUNo 15 Tahun 2003. Dan dua point penting yang menjadi “link” justifikasi terorisme, yaitu seorang bernama “Makmur” yang di tuduh terlibat perampokan bank CIMB Medan dan bom Beji-Depok. Berikutnya ditemukannya bom rakitan dan senpi.
Perlu kiranya kita menoleh sedikit kebelakang 3 kasus yang dikait-kaitkan;
Pertama; perampokan bank CIMB di Medan-Sumut pada 18 Agustus 2010. Sekitar jam 11.30 wib Bank CIMB Niaga yang berada di jalan Aksara- Medan di satroni perampok yang berjumlah kurang lebih 12 orang. Membobol Bank hingga Rp 400 juta dengan membawa senjata AK47, M16 (hasil rampasan dari Brigadir Imanuel Simanjuntak yang tewas),dan pistol FN. Bahan identifikasi pelaku dari CCTV dan foto hasil jepretan seorang warga keturunan.
Yang menarik, dalam berbagai kesempatan, Kapolda Sumetera Utara saat itu Irjen Pol Oegroseno selalu menegaskan bahwa kelompok yang disergap anakbuahnya adalah kelompok perampok. Dan kepada penulis dalam satu kesempatan diskusi juga ditegaskan bahwa kasus ini adalah kasus perampokan biasa. Para tersangka bukan anggota kelompok teroris.
Kedua; tewasnya 5 orang di Bali karena di duga hendak merampok, dan perampokannya akan dipakai untuk aksi terorisme. Jadi 5 orang tersebut tewas ditembak dengan alasan kasus terorisme. Dan ini muncul Di tengah suhu politik mulai memanas karena rencana kenaikan harga BBM, publik dibuat terkejut dengan tewasnya 5 orang ditangan Densus 88 pada hari minggu (18/3/2012) di dua tempat yang berbeda di Jl Gunung Sapotan Denpasar dan di Jl Danau Poso Sanur Denpasar. Tindakan Densus 88 mendapatkan pembenaran dari bos BNPT (Ansyaad Mbai) usai melakukan rapat bersama Komisi III di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (19/3/2012).”Kami tidak salah tembak dan kelima orang tersebut benar-benar teroris,” tegas Ansyaad.(RMOL 19/3/2012)
Dan 5 pelaku jaringan teroris versi BNPT itu adalah HN (32) asal Bandung DPO perampokan CIMB Medan, AG (30) warga Jimbaran. Keduanya disergap di kawasan Gunung Soputan. 3 Orang lainnya yakni UH alias Kapten, Dd (27) asal Bandung, dan M alias Abu Hanif (30) asal Makasar mereka disergap di kawasan Jalan Danau Poso.Yang menarik, saat itu Kabid Humas Polda Bali Kombes Hariadi mengatakan, kelima orang yang tewas ditembak datang ke Bali bukanlah teroris. Melainkan murni perampokan. Di sela olah tempat kejadian perkara, menurutnya mereka bakal beraksi di kawasan Kuta dan Uluwatu.(lihat Liputan6.com, 19/3/2012)
Ketiga; terjadi ledakan bom di Tambora Jakarta Barat 6 September 2012 kemudian disusul kejadian berikutnya ledakan bom 8 September 2012 di Beji-Depok. Dari sana munculah nama M Thorik, sebagai lakon kunci untuk mengungkap kasus ledakan tersebut yang dihari-hari berikutnya di labeli dengan jaringan teroris poros Solo-Tambora-Depok dan dikaitkan dengan Abu Umar.Banyak orang ditangkap oleh Densus 88 terkait kasus Tambora dan Beji-Depok.Dan di TKP banyak di temukan bahan meracik bom serta beberapa senpi dan amunisi.
Menelisik Jejak “Link” kunci
Pertanyaan kuncinya; benarkah Makmur terkait kasus CIMB Medan dan Beji-Depok? Mengingat nama Makmur sebelumnya tidak pernah muncul pada kasus-kasus tersebut. Tapi saat ini menjadi link kunci untuk dijadikan dasar justifikasi perampokan Tambora adalah aksi terorisme.Lebih-lebih dengan adanya bom, sebagai salah satu diantara parameter “resmi” bagi Densus 88 untuk menilai sebuah kelompok atau individu itu teroris atau tidak (ambivalen dengan kasus kelompok OPM). Kita bisa menelisik dari 3 kasus masa lalu, adakah nama Makmur sebagai DPO disana? Rincian data penulis (hasil investigasi ke Medan tahun 2010) masih bisa terbaca dengan baik.
Untuk kasus CIMB Medan, pihak Polri (khususnya Densus 88) telah menangkap hidup dan mati lebih dari 30 orang yang dianggap terkait, berikut rinciannya:
1. Jumirin alias Sobirin alias Abu Azam (31) dari Sei Nangka Asahan Sumatra utara.
2. Khairul Ghazali alias Abu Yasin (lahir 1963). Dari 2004-2010 dia tinggal di Tanjung Balai Sumut.
3. Anton Sujarwo alias Supriyadi (30) Tanjung Karang, Lampung.
4.Kasman Hadiyono (48) Hamparan Perak Sumut.
5. Agus Sunyoto alias Gaplek (25) Karanganyar Solo, Jawa Tengah.
6. Bagas alias Deri (30) dari Lamongan Jawa Timur.
7. Nibras alias Arab alias Amir (22) dari Pasuruan Jawa Timur.
8. Suraji alias Agus Iwan (18) dari Sawangan Magelang.
9.Fero Riski Andrian alias Eki (22) dari Bengkalis Riau.
10.Dicky Ilyan Alidin (25), dari Langkat Sumut .
11. Jaja Miharja Fadilah alias Syafrizal dari kelompok Klaten.
12. Marwan alias waknong (21) dari Hamparan Perak Deli Serdang Sumut.
13. Suryo Saputro alias Umar alias Siam (21) dari Serdang, Bedagai Sumut.
14. Beben Khairul Rizal alias Abah dari Tanjung Karang Lampung.
15.Hendri Susanto ditangkap di Lampung.
16. Heri Kuswanto alias Ari bin Suratman(25) ditangkap di Lampung.
17. Abdul Haris Munandar alias Aris ditangkap di lampung.
18. Muhammad Khair (chair) alias butong dari Belawan Medan.
19. Robin Simanjuntak ditangkap di Dolok Masihul, Serdang Bedagai Sumut.
20. Abdul Gani Siregar ditangkap di Dolok Masihul, Serdang Sedagai Sumatra utara
21. Yuki Wantoro alias Rozak dari pasar kliwon Solo.
22. Dani alias Ajo ditangkap di Tanjung Balai Sumatra utara.
23. Ridwan alias Iwan dari Hampran Perak Deli Serdang Sumatra utara.
24. Taufik Hidayat ditangkap di Dolok Masihul, Serdang Bedagai Sumut.
25. Aalex Cecep Gunawan ditangkap di Sarang Pulah.
26. Azwar Edi alias Agam ditangkap di Sarang Pulah.
27. Fauzi alias Ozi (oji) Syahputra ditangkap di Sarang Pulah.
28. Rahmat di Dolok Masihul.
29. Zulkarnain Purba di Dolok Masihul.
30. M. yusuf dari Belawan Medan.
31. Abah Pendek di Dolok Masihul
32. Wahono alias Bawar ditangkap di Lampung.
lanjut dibawah
Oleh: Harits Abu Ulya
Pemerhati Kontra-terorisme & Direktur CIIA
(Arrahmah.com) -Ditengah sorotan tajam terhadap eksistensi Densus 88 dan kasus korupsi Simulator SIM di Korlantas Mabes Polri, munculah suguhan sebuah berita perampokan di siang bolong. Tepatnya di toko emas Terus Jaya milik Siang Khu Lie di jalan Tubagus Angke, Tambora, Jakarta Barat pada minggu (10/3-2013).Sebelum perampokan, sempat juga muncul kasus ledakan bom low eksplosive di kawasan Cipete Jakarta Selatan (11/3) tengah malam diruas jalan depan rumah Kapolda Kalteng.Mengakibatkan 3 orang luka saat melintas di tempat kejadian. Namun kasus ini tidak seheboh perampokan, kenapa demikian? Karena paska perampokan kemudian berlanjut usaha penggrebekan komplotan perampok. Titik menariknya karena disaat pengrebekan selain telah menewaskan 3 orang tersangka tapi juga ditemukan barang bukti yang “mengangetkan”. Dari para tersangka yang tewas teridentifikasi;
Makmur alias Bram (34) asal Padang tewas di teluk Gong Jakarta Utara,yang di duga terlibat perampokan CIMB Medan (2010). Dan juga terkait dengan bom Beji-Depok.
Arman (40) asal Padang tewas di Mustikajaya Bekasi
Kodrat alias Polo tewas di Pondok Aren Tanggerang Selatan, yang di duga sebagai amir (komandan) kelompok ini.
Dan 4 orang lainnya ditangkap dalam kondisi hidup;
Hendra Hermalan (44) asal Jakarta di tangkap di Mustika Jaya Bekasi
Siswanto(38) asal Tegal
Togog alias Anto (33) asal Jakarta di tangkap di wilayah Kapuk Muara Jakarta Utara
Kiting di tangkap di wilayah Pekayon, Bekasi Selatan,Kota Bekasi
Dan ada satu orang yang ditangkap tapi tidak di ekspos adalah Edi Novian, pemilik dari gudang tempat pengrebekan yang berada di Mustika Jaya Bekasi. Jadi total yang di tangkap hidup dan mati adalah 8 orang, dan versi Polri masih ada satu lagi DPO dengan inisial “F”.
Bukti “mengangetkan” yang dimaksud adalah ditemukan barang bukti; 5 pucuk senjata rakitan jenis UZI, 34 peluru kaliber .9 mm, dua sepeda motor, dan ditemukan 14 bom pipa, emas barang bukti 1 kg. Ini berdasarkan versi keterangan Kapolda Metro Jaya Putut Eko Bayuseno.
Kemudian berdasarkan identifikasi awal terhadap pelaku dan BB (barang bukti) terutama Bom dan Senpi, meluncurlah dengan cepat justifikasi pelaku perampokan adalah teroris. Dan satu orang dijadikan link justifikasi, yaitu Makmur (tewas) karena dia diduga terkait dengan perompokan CIMB Medan Sumut (2010) dan kasus Bom Beji-Depok (2012).Dimana perampokan CIMB saat itu oleh Mabes Polri dan BNPT di labeli aksi terorisme, upaya penggalangan dana alias fa’I untuk modal aksi-aksi terorisme berikutnya.Dan perampokan Tambora kali ini juga sama statusnya seperti CIMB Medan, dikatakan pihak Polri sebagai fa’I untuk kepentingan aksi terorisme.Jadi meminjam penjelasan kadivhumas Mabes Polri irjen Suhardi Alius;”Sudah di pastikan bahwa ini memang aksi terorisme.Tujuan mereka merampok adalah mencari dana operasi”,(lihat Jawa Pos,17/3/2013).
Bahkan lebih jauh kemudian dikaitkan dengan jaringan Abu Umar, dan 14 bom itu disiapkan untuk meledakkan sejumplah kantor Polri dan TNI berdasarkan pengakuan dari 4 tersangka yang hidup. (lihat harian kompas,17/3/2013).
Segendang seirama, selain Kabakreskrim Mabes Polri Sutarman mengeluarkan pernyataan siang hari di TKP penggrebekan bahwa ini kelompok teroris. Juga Ansyaad Mbai (BNPT) lebih “heboh” lagi, ia berujar; “Iya itu terkait jaringan teroris lain. Satu orang dari yang ditangkap itu buronan perampokan CIMB Medan tahun lalu,”. Lebih lanjut ia menyatakan;”Mereka terkait juga dengan kelompok Solo, Beji, Poso, Makassar. Mereka memang bagian jaringan besar,”kata Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Ansyaad Mbai, (detik..com, 16/3/2013).
Link Justifikasi dan Keterkaitan
Menurut saya (penulis) perlu kita cermati kasus ini, karena cukup “menarik” bagaimana bisa kasus kriminal perampokan yang konsekuensi hukum diberlakukan KUHAP kemudian berubah menjadi tindak pidana Terorisme yang konsekuensinya akan diberlakukan UUNo 15 Tahun 2003. Dan dua point penting yang menjadi “link” justifikasi terorisme, yaitu seorang bernama “Makmur” yang di tuduh terlibat perampokan bank CIMB Medan dan bom Beji-Depok. Berikutnya ditemukannya bom rakitan dan senpi.
Perlu kiranya kita menoleh sedikit kebelakang 3 kasus yang dikait-kaitkan;
Pertama; perampokan bank CIMB di Medan-Sumut pada 18 Agustus 2010. Sekitar jam 11.30 wib Bank CIMB Niaga yang berada di jalan Aksara- Medan di satroni perampok yang berjumlah kurang lebih 12 orang. Membobol Bank hingga Rp 400 juta dengan membawa senjata AK47, M16 (hasil rampasan dari Brigadir Imanuel Simanjuntak yang tewas),dan pistol FN. Bahan identifikasi pelaku dari CCTV dan foto hasil jepretan seorang warga keturunan.
Yang menarik, dalam berbagai kesempatan, Kapolda Sumetera Utara saat itu Irjen Pol Oegroseno selalu menegaskan bahwa kelompok yang disergap anakbuahnya adalah kelompok perampok. Dan kepada penulis dalam satu kesempatan diskusi juga ditegaskan bahwa kasus ini adalah kasus perampokan biasa. Para tersangka bukan anggota kelompok teroris.
Kedua; tewasnya 5 orang di Bali karena di duga hendak merampok, dan perampokannya akan dipakai untuk aksi terorisme. Jadi 5 orang tersebut tewas ditembak dengan alasan kasus terorisme. Dan ini muncul Di tengah suhu politik mulai memanas karena rencana kenaikan harga BBM, publik dibuat terkejut dengan tewasnya 5 orang ditangan Densus 88 pada hari minggu (18/3/2012) di dua tempat yang berbeda di Jl Gunung Sapotan Denpasar dan di Jl Danau Poso Sanur Denpasar. Tindakan Densus 88 mendapatkan pembenaran dari bos BNPT (Ansyaad Mbai) usai melakukan rapat bersama Komisi III di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (19/3/2012).”Kami tidak salah tembak dan kelima orang tersebut benar-benar teroris,” tegas Ansyaad.(RMOL 19/3/2012)
Dan 5 pelaku jaringan teroris versi BNPT itu adalah HN (32) asal Bandung DPO perampokan CIMB Medan, AG (30) warga Jimbaran. Keduanya disergap di kawasan Gunung Soputan. 3 Orang lainnya yakni UH alias Kapten, Dd (27) asal Bandung, dan M alias Abu Hanif (30) asal Makasar mereka disergap di kawasan Jalan Danau Poso.Yang menarik, saat itu Kabid Humas Polda Bali Kombes Hariadi mengatakan, kelima orang yang tewas ditembak datang ke Bali bukanlah teroris. Melainkan murni perampokan. Di sela olah tempat kejadian perkara, menurutnya mereka bakal beraksi di kawasan Kuta dan Uluwatu.(lihat Liputan6.com, 19/3/2012)
Ketiga; terjadi ledakan bom di Tambora Jakarta Barat 6 September 2012 kemudian disusul kejadian berikutnya ledakan bom 8 September 2012 di Beji-Depok. Dari sana munculah nama M Thorik, sebagai lakon kunci untuk mengungkap kasus ledakan tersebut yang dihari-hari berikutnya di labeli dengan jaringan teroris poros Solo-Tambora-Depok dan dikaitkan dengan Abu Umar.Banyak orang ditangkap oleh Densus 88 terkait kasus Tambora dan Beji-Depok.Dan di TKP banyak di temukan bahan meracik bom serta beberapa senpi dan amunisi.
Menelisik Jejak “Link” kunci
Pertanyaan kuncinya; benarkah Makmur terkait kasus CIMB Medan dan Beji-Depok? Mengingat nama Makmur sebelumnya tidak pernah muncul pada kasus-kasus tersebut. Tapi saat ini menjadi link kunci untuk dijadikan dasar justifikasi perampokan Tambora adalah aksi terorisme.Lebih-lebih dengan adanya bom, sebagai salah satu diantara parameter “resmi” bagi Densus 88 untuk menilai sebuah kelompok atau individu itu teroris atau tidak (ambivalen dengan kasus kelompok OPM). Kita bisa menelisik dari 3 kasus masa lalu, adakah nama Makmur sebagai DPO disana? Rincian data penulis (hasil investigasi ke Medan tahun 2010) masih bisa terbaca dengan baik.
Untuk kasus CIMB Medan, pihak Polri (khususnya Densus 88) telah menangkap hidup dan mati lebih dari 30 orang yang dianggap terkait, berikut rinciannya:
1. Jumirin alias Sobirin alias Abu Azam (31) dari Sei Nangka Asahan Sumatra utara.
2. Khairul Ghazali alias Abu Yasin (lahir 1963). Dari 2004-2010 dia tinggal di Tanjung Balai Sumut.
3. Anton Sujarwo alias Supriyadi (30) Tanjung Karang, Lampung.
4.Kasman Hadiyono (48) Hamparan Perak Sumut.
5. Agus Sunyoto alias Gaplek (25) Karanganyar Solo, Jawa Tengah.
6. Bagas alias Deri (30) dari Lamongan Jawa Timur.
7. Nibras alias Arab alias Amir (22) dari Pasuruan Jawa Timur.
8. Suraji alias Agus Iwan (18) dari Sawangan Magelang.
9.Fero Riski Andrian alias Eki (22) dari Bengkalis Riau.
10.Dicky Ilyan Alidin (25), dari Langkat Sumut .
11. Jaja Miharja Fadilah alias Syafrizal dari kelompok Klaten.
12. Marwan alias waknong (21) dari Hamparan Perak Deli Serdang Sumut.
13. Suryo Saputro alias Umar alias Siam (21) dari Serdang, Bedagai Sumut.
14. Beben Khairul Rizal alias Abah dari Tanjung Karang Lampung.
15.Hendri Susanto ditangkap di Lampung.
16. Heri Kuswanto alias Ari bin Suratman(25) ditangkap di Lampung.
17. Abdul Haris Munandar alias Aris ditangkap di lampung.
18. Muhammad Khair (chair) alias butong dari Belawan Medan.
19. Robin Simanjuntak ditangkap di Dolok Masihul, Serdang Bedagai Sumut.
20. Abdul Gani Siregar ditangkap di Dolok Masihul, Serdang Sedagai Sumatra utara
21. Yuki Wantoro alias Rozak dari pasar kliwon Solo.
22. Dani alias Ajo ditangkap di Tanjung Balai Sumatra utara.
23. Ridwan alias Iwan dari Hampran Perak Deli Serdang Sumatra utara.
24. Taufik Hidayat ditangkap di Dolok Masihul, Serdang Bedagai Sumut.
25. Aalex Cecep Gunawan ditangkap di Sarang Pulah.
26. Azwar Edi alias Agam ditangkap di Sarang Pulah.
27. Fauzi alias Ozi (oji) Syahputra ditangkap di Sarang Pulah.
28. Rahmat di Dolok Masihul.
29. Zulkarnain Purba di Dolok Masihul.
30. M. yusuf dari Belawan Medan.
31. Abah Pendek di Dolok Masihul
32. Wahono alias Bawar ditangkap di Lampung.
lanjut dibawah
0
2.6K
11
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan