- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
[PSSI] Dari dualisme menuju penyatuan kembali


TS
Ilham40
[PSSI] Dari dualisme menuju penyatuan kembali
![[PSSI] Dari dualisme menuju penyatuan kembali](https://dl.kaskus.id/i1151.photobucket.com/albums/o623/IlhamHanafy/Bismillahirahmanirahim.jpg)


Quote:
Kisruh internal di tubuh PSSI diawali dari bergulirnya breakaway league Liga Primer Indonesia awal 2011. Pembentukan kompetisi baru di luar otoritas federasi sepakbola Indonesia yang diakui FIFA itu merupakan bentuk dari berbagai ketidakpuasan anggota PSSI.
Kekacauan menyebabkan prestasi timnas Indonesia tak keruan. Hancur-hancuran di markas Bahrain pada laga kualifikasi Piala Dunia 2014, Indonesia juga tidak selamat di AFF Suzuki Cup 2012 meski sempat mengalahkan Singapura, yang akhirnya keluar sebagai juara, dan tersingkir di fase grup. Jangan tanyakan posisi dalam daftar peringkat FIFA karena negara-negara seperti Filipina dan Myanmar sukses mengangkangi Indonesia.
Minggu 17 Maret, muncul titik cerah. Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI digelar hingga tuntas di Hotel Borobudur Jakarta dengan disaksikan perwakilan FIFA. Berbeda dari sejumlah kongres sebelumnya yang diwarnai kekisruhan, kongres berjalan relatif lancar meski diwarnai protes sejumlah peserta yang mengaku punya hak suara dan aksi walk-out enam anggota Exco. Hasil kongres yang diprakarsai Menteri Pemuda dan Olahraga Roy Suryo dan Ketua KOI Rita Subowo ini akan dilaporkan dalam rapat Exco FIFA, 20-21 Maret mendatang, dan dilihar dari reaksi anggota delegasi FIFA bayang-bayang ancaman sanksi sirna.
Berikut kami sajikan timeline perkembangan kisruh PSSI dimulai dari masalah dualisme hingga proses penyatuan:
Kekacauan menyebabkan prestasi timnas Indonesia tak keruan. Hancur-hancuran di markas Bahrain pada laga kualifikasi Piala Dunia 2014, Indonesia juga tidak selamat di AFF Suzuki Cup 2012 meski sempat mengalahkan Singapura, yang akhirnya keluar sebagai juara, dan tersingkir di fase grup. Jangan tanyakan posisi dalam daftar peringkat FIFA karena negara-negara seperti Filipina dan Myanmar sukses mengangkangi Indonesia.
Minggu 17 Maret, muncul titik cerah. Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI digelar hingga tuntas di Hotel Borobudur Jakarta dengan disaksikan perwakilan FIFA. Berbeda dari sejumlah kongres sebelumnya yang diwarnai kekisruhan, kongres berjalan relatif lancar meski diwarnai protes sejumlah peserta yang mengaku punya hak suara dan aksi walk-out enam anggota Exco. Hasil kongres yang diprakarsai Menteri Pemuda dan Olahraga Roy Suryo dan Ketua KOI Rita Subowo ini akan dilaporkan dalam rapat Exco FIFA, 20-21 Maret mendatang, dan dilihar dari reaksi anggota delegasi FIFA bayang-bayang ancaman sanksi sirna.
Berikut kami sajikan timeline perkembangan kisruh PSSI dimulai dari masalah dualisme hingga proses penyatuan:
Spoiler for 2011:
8 Januari - Liga Primer Indonesia dibuka dengan laga Persema Malang kontra Solo FC di Manahan Solo. Persema meraih kemenangan 5-1 atas tuan rumah. Kompetisi ini dinilai sebagai breakaway league karena berjalan di bawah naungan PSSI.
21 Januari - Kongres PSSI digelar di Hotel Pan Pasific, Tanah Lot, Bali. Kongres ini merupakan kongres tahunan kepengurusan PSSI periode 2007-2011. Kongres berlangsung dua malam.
2 Maret - Federasi sepakbola dunia (FIFA) menginstruksikan kepada PSSI untuk menggelar Kongres Pemilihan atau Kongres Luar Biasa PSSI, menyusul kisruh yang terjadi di sepakbola Indonesia. Selain itu FIFA meminta agar Nurdin Halid tak lagi maju dalam pencalonannya sebagai ketua umum PSSI periode 2011-2015. FIFA meminta PSSI menggelar Kongres Pemilihan Ketua Umum PSSI periode 2011-2015 sebelum 30 April.
8 Maret - FIFA melarang Nurdin Halid, Arifin Panigoro, Nirwan Bakrie, dan George Toisutta untuk dicalonkan pada Kongres PSSI yang mengagendakan pemilihan ketua dan wakil ketua serta anggota Komite Eksekutif (exco) periode 2011-2015.
26 Maret - Kongres PSSI diselenggarakan di hotel The Premier, Pekanbaru. Namun dalam penyelenggaraannya, kongres dibatalkan di tengah jalan. Keadaan yang sudah tidak kondusif karena masuknya sejumlah kelompok orang ke arena kongres.
6 April - Komite Normalisasi PSSI dibentuk dengan Agum Gumelar menjadi ketuanya. Komite Normalisasi juga telah menetapkan pelaksanaan kongres pemilihan ketum, waketum, dan anggota Komite Eksekutif PSSI periode 2011-2015 pada 20 Mei.
12 Mei - FIFA memutuskan untuk merombak susunan Komite Normalisasi dengan mengganti lima anggotanya. Perombakan ini terjadi karena FIFA menilai lima anggota Komite Normalisasi berafiliasi kepada Liga Primer Indonesia.
Mereka yang diganti adalah Dityo Pramono, Siti Nurzanah, Sukawi Sutarip, Samsulashar, dan Satim Sofyan dan digantikan oleh Rendra Krisna (Presiden Kehormatan Arema FC), Sumaryoto (mantan Ketua Pengprov PSSI Jawa Tengah), Baryadi (Ketua Umum Pengprov PSSI Sumatera Selatan), dan Sinyo Aliandoe (mantan Pelatih Tim Nasional).
20 Mei - Kongres Akbar PSSI digelar di Hotel Sultan, Jakarta. Tapi sejak awal sudah terjadi ricuh di dalam ruangan. Kongres akhirnya ditutup karena deadlock dan suasana yang sudah tidak kondusif.
9 Juli - Djohar Arifin Husein terpilih sebagai Ketua Umum PSSI periode 2011-2015. Dia didampingi Farid Rahman sebagai wakil. Kongres Luar Biasa PSSI di Surakarta juga meresmikan kepengurusan baru.
14 Juli - Alfred Riedl dipecat dari jabatannya sebagai pelatih timnas Indonesia oleh Ketua Umum PSSI Djohar Arifin Husein. Alasan pemecatan Riedl adalah adanya sejumlah masalah pada kontraknya. Sebagai gantinya, Wim Rijsbergen ditunjuk menangani timnas Indonesia. Ini merupakan salah satu keputusan pertama yang dilakukan PSSI era Djohar.
25 Agustus - PSSI mengumumkan klub yang akan ambil bagian di kompetisi kasta dua dan tiga. Untuk divisi utama, ada 32 klub yang akan ambil bagian. Sementara 48 klub akan ikut kompetisi level dua, yang nantinya akan dibagi dalam empat wilayah.
16 September - Setelah sempat mengubah-ubah format kompetisi, PSSI akhirnya memastikan gelaran kompetisi kasta teratas di Indonesia akan menggunakan format satu wilayah. Keputusan itu diambil pada rapat Komite Eksekutif PSSI di Jakarta.
18 September - Ketua Umum PSSI, Djohar Arifin Husin, menunjuk Presiden Direktur Persisam Samarinda Harbiansyah Hanafiah sebagai direktur Badan Liga Indonesia (BLI). Namun yang bersangkutan kemudian memilih mundur lima hari kemudian. PSSI pada akhirnya menghapus jabatan tersebut.
21 September - Rapat exco PSSI di Hotel Sahid Jakarta memutuskan pembentukan kompetisi baru bernama Indonesia Premier League (IPL) dengan format 18 klub ditambah enam klub baru. Keputusan ini memecah exco PSSI menjadi dua, yang pro dan kontra. Empat anggota Exco menolak, yaitu La Nyalla Mattalitti, Toni Apriliani, Roberto Rouw, dan Erwin Dwi Budiawan.
27 September - Ketua Komite Kompetisi PSSI Sihar Sitorus memastikan 24 klub akan mengikuti kompetisi kasta tertinggi pada musim depan. Namun beberapa minggu berselang, tim kontestan berkurang hingga hanya tersisa 13 tim yang ambil bagian.
5 Oktober - PSSI menunjuk PT Liga Prima Indonesia Sportindo (PT LPIS) sebagai operator liga resmi IPL.
15 Oktober - IPL dibuka dengan gelaran laga Semen Padang melawan Persib Bandung. Duel kedua tim berakhir dengan skor imbang 1-1. Setelahnya, kompetisi langsung diliburkan hingga batas waktu tertentu, salah satunya karena proses penyusunan jadwal kompetisi yang belum rampung.
25 Oktober - PSSI mencabut semua kewenangan PT Liga Indonesia secara resmi. Surat keputusan per tanggal 22 Agustus itu ditandatangani langsung oleh Ketua Umum PSSI Djohar Arifin Husin. PSSI merasa berhak mencabut kewenangan PT Liga Indonesia berdasarkan sejumlah pertimbangan yang disandingkan dengan dasar Pasal 79 Statuta PSSI, antara lain, telah terpilihnya pengurus baru PSSI berdasarkan Kongres Luar Biasa PSSI Tahun 2011, posisi PT Liga Indonesia yang masih dalam pemeriksaan audit laporan keuangan oleh PSSI, serta tenggat waktu dari konfederasi sepakbola Asia (AFC) untuk penyelenggaraan kompetisi profesional yang mendesak PSSI untuk segera membentuk badan hukum baru sebagai penyelenggara kompetisi tersebut.
27 Oktober - Ketua Umum Persiba Balikpapan Syahril Taher didapuk menjadi Presiden Direktur PT Liga Indonesia (PT LI) dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang digelar di Hotel Park Lane. Syahril dipilih menggantikan Andi Darussalam yang menyatakan mundur dari jabatannya di bulan Juli. Dipastikan pula Indonesia Super League (ISL) tetap akan digelar. Babak baru dualisme liga di tubuh PSSI dimulai.
8 November - Pengurus PSSI periode 2011-2015 resmi dilantik. Sebanyak 20 komite tetap PSSI akan bertugas di bawah kepemimpinan Djohar Arifin Husin.
20 November - Pengurus liga mengungkapkan lanjutan IPL akan dihelat pada akhir bulan. Sementara kompetisi tandingan akan mulai dilangsungkan pada 1 Desember.
21 November - Final SEA Games 2011 berlangsung di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta. Finalisnya adalah timnas Indonesia dan Malaysia. Diposisikan sebagai unggulan, tim tuan rumah akhirnya harus menyerah dari Malaysia lewat drama adu penalti. Sebelumnya di waktu normal, Indonesia U-23 hanya bisa bermain imbang 1-1 melawan Malaysia U-23.
1 Desember - ISL resmi dibuka. Persija Jakarta dan Deltras Sidoarjo yang menjadi tim yang mendapat kesempatan membuka laga itu, yang berakhir dengan kemenangan Persija 1-0.
5 Desember - Klub Persipura Jayapura terpaksa harus kehilangan kesempatan tampil di Liga Champions Asia (LCA) akibat tim berjuluk "Mutiara Hitam" mengikuti kompetisi di luar PSSI. Seperti dikutip dari situs resmi IPL, AFC mengkonfirmasi hal tersebut melalui surat AFC tertanggal 2 Desember 2011.
20 Desember - Komite Etik PSSI memberi ultimatum kepada empat anggota Exco PSSI untuk mengajukan permintaan maaf atas pelanggaran etika dalam waktu 2x24 jam. Jika ultimatum itu tidak dipenuhi hingga batas waktu yang ditentukan, keempat anggota exco PSSI itu diberhentikan secara permanen dari Exco PSSI dan dilarang terlibat dalam kegiatan persepakbolaan di Indonesia.
Keempat anggota Exco PSSI yang diultimatum dan diancam hukuman tersebut adalah La Nyalla Mattalitti, Erwin Dwi Budiawan, Roberto Rouw, dan Tony Apriliani.
22 Desember - FIFA dan AFC meminta PSSI agar mendesak klub ISL kembali ke pangkuan. Demikian isi surat yang ditandatangani sekjen FIFA Jerome Valcke dan sekjen AFC Alex Soosay.
Dua organisasi itu juga memberikan batas waktu hingga 20 Maret 2012 kepada PSSI untuk mengatasi situasi yang terjadi saat ini. Jika tidak, maka permasalahan itu akan dibawa ke komite asosiasi, dan, walau tak disebutkan bentuknya, Indonesia terancam mendapatkan sanksi.
23 Desember - Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Mallarangeng meminta KONI/KOI ikut membantu menyelesaikan kekisruhan di tubuh PSSI yang kian berlarut-larut. Menpora juga menilai kongres luar biasa bukan solusi terbaik.
28 Desember - Menjawab "tantangan" PSSI, empat anggota Exco membentuk Komite Penyelamat Sepakbola Indonesia (KPSI), dengan Tony Apriliani sebagai ketua dan La Nyalla wakil. KPSI menyatakan mengambil alih kewenangan PSSI selaku otoritas sepakbola Indonesia. KPSI memutuskan menyelenggarakan Kongres Luar Biasa, Maret 2012. Dua hari berselang, FIFA menyatakan tidak mengakui KPSI.
21 Januari - Kongres PSSI digelar di Hotel Pan Pasific, Tanah Lot, Bali. Kongres ini merupakan kongres tahunan kepengurusan PSSI periode 2007-2011. Kongres berlangsung dua malam.
2 Maret - Federasi sepakbola dunia (FIFA) menginstruksikan kepada PSSI untuk menggelar Kongres Pemilihan atau Kongres Luar Biasa PSSI, menyusul kisruh yang terjadi di sepakbola Indonesia. Selain itu FIFA meminta agar Nurdin Halid tak lagi maju dalam pencalonannya sebagai ketua umum PSSI periode 2011-2015. FIFA meminta PSSI menggelar Kongres Pemilihan Ketua Umum PSSI periode 2011-2015 sebelum 30 April.
8 Maret - FIFA melarang Nurdin Halid, Arifin Panigoro, Nirwan Bakrie, dan George Toisutta untuk dicalonkan pada Kongres PSSI yang mengagendakan pemilihan ketua dan wakil ketua serta anggota Komite Eksekutif (exco) periode 2011-2015.
26 Maret - Kongres PSSI diselenggarakan di hotel The Premier, Pekanbaru. Namun dalam penyelenggaraannya, kongres dibatalkan di tengah jalan. Keadaan yang sudah tidak kondusif karena masuknya sejumlah kelompok orang ke arena kongres.
6 April - Komite Normalisasi PSSI dibentuk dengan Agum Gumelar menjadi ketuanya. Komite Normalisasi juga telah menetapkan pelaksanaan kongres pemilihan ketum, waketum, dan anggota Komite Eksekutif PSSI periode 2011-2015 pada 20 Mei.
12 Mei - FIFA memutuskan untuk merombak susunan Komite Normalisasi dengan mengganti lima anggotanya. Perombakan ini terjadi karena FIFA menilai lima anggota Komite Normalisasi berafiliasi kepada Liga Primer Indonesia.
Mereka yang diganti adalah Dityo Pramono, Siti Nurzanah, Sukawi Sutarip, Samsulashar, dan Satim Sofyan dan digantikan oleh Rendra Krisna (Presiden Kehormatan Arema FC), Sumaryoto (mantan Ketua Pengprov PSSI Jawa Tengah), Baryadi (Ketua Umum Pengprov PSSI Sumatera Selatan), dan Sinyo Aliandoe (mantan Pelatih Tim Nasional).
20 Mei - Kongres Akbar PSSI digelar di Hotel Sultan, Jakarta. Tapi sejak awal sudah terjadi ricuh di dalam ruangan. Kongres akhirnya ditutup karena deadlock dan suasana yang sudah tidak kondusif.
9 Juli - Djohar Arifin Husein terpilih sebagai Ketua Umum PSSI periode 2011-2015. Dia didampingi Farid Rahman sebagai wakil. Kongres Luar Biasa PSSI di Surakarta juga meresmikan kepengurusan baru.
14 Juli - Alfred Riedl dipecat dari jabatannya sebagai pelatih timnas Indonesia oleh Ketua Umum PSSI Djohar Arifin Husein. Alasan pemecatan Riedl adalah adanya sejumlah masalah pada kontraknya. Sebagai gantinya, Wim Rijsbergen ditunjuk menangani timnas Indonesia. Ini merupakan salah satu keputusan pertama yang dilakukan PSSI era Djohar.
25 Agustus - PSSI mengumumkan klub yang akan ambil bagian di kompetisi kasta dua dan tiga. Untuk divisi utama, ada 32 klub yang akan ambil bagian. Sementara 48 klub akan ikut kompetisi level dua, yang nantinya akan dibagi dalam empat wilayah.
16 September - Setelah sempat mengubah-ubah format kompetisi, PSSI akhirnya memastikan gelaran kompetisi kasta teratas di Indonesia akan menggunakan format satu wilayah. Keputusan itu diambil pada rapat Komite Eksekutif PSSI di Jakarta.
18 September - Ketua Umum PSSI, Djohar Arifin Husin, menunjuk Presiden Direktur Persisam Samarinda Harbiansyah Hanafiah sebagai direktur Badan Liga Indonesia (BLI). Namun yang bersangkutan kemudian memilih mundur lima hari kemudian. PSSI pada akhirnya menghapus jabatan tersebut.
21 September - Rapat exco PSSI di Hotel Sahid Jakarta memutuskan pembentukan kompetisi baru bernama Indonesia Premier League (IPL) dengan format 18 klub ditambah enam klub baru. Keputusan ini memecah exco PSSI menjadi dua, yang pro dan kontra. Empat anggota Exco menolak, yaitu La Nyalla Mattalitti, Toni Apriliani, Roberto Rouw, dan Erwin Dwi Budiawan.
27 September - Ketua Komite Kompetisi PSSI Sihar Sitorus memastikan 24 klub akan mengikuti kompetisi kasta tertinggi pada musim depan. Namun beberapa minggu berselang, tim kontestan berkurang hingga hanya tersisa 13 tim yang ambil bagian.
5 Oktober - PSSI menunjuk PT Liga Prima Indonesia Sportindo (PT LPIS) sebagai operator liga resmi IPL.
15 Oktober - IPL dibuka dengan gelaran laga Semen Padang melawan Persib Bandung. Duel kedua tim berakhir dengan skor imbang 1-1. Setelahnya, kompetisi langsung diliburkan hingga batas waktu tertentu, salah satunya karena proses penyusunan jadwal kompetisi yang belum rampung.
25 Oktober - PSSI mencabut semua kewenangan PT Liga Indonesia secara resmi. Surat keputusan per tanggal 22 Agustus itu ditandatangani langsung oleh Ketua Umum PSSI Djohar Arifin Husin. PSSI merasa berhak mencabut kewenangan PT Liga Indonesia berdasarkan sejumlah pertimbangan yang disandingkan dengan dasar Pasal 79 Statuta PSSI, antara lain, telah terpilihnya pengurus baru PSSI berdasarkan Kongres Luar Biasa PSSI Tahun 2011, posisi PT Liga Indonesia yang masih dalam pemeriksaan audit laporan keuangan oleh PSSI, serta tenggat waktu dari konfederasi sepakbola Asia (AFC) untuk penyelenggaraan kompetisi profesional yang mendesak PSSI untuk segera membentuk badan hukum baru sebagai penyelenggara kompetisi tersebut.
27 Oktober - Ketua Umum Persiba Balikpapan Syahril Taher didapuk menjadi Presiden Direktur PT Liga Indonesia (PT LI) dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang digelar di Hotel Park Lane. Syahril dipilih menggantikan Andi Darussalam yang menyatakan mundur dari jabatannya di bulan Juli. Dipastikan pula Indonesia Super League (ISL) tetap akan digelar. Babak baru dualisme liga di tubuh PSSI dimulai.
8 November - Pengurus PSSI periode 2011-2015 resmi dilantik. Sebanyak 20 komite tetap PSSI akan bertugas di bawah kepemimpinan Djohar Arifin Husin.
20 November - Pengurus liga mengungkapkan lanjutan IPL akan dihelat pada akhir bulan. Sementara kompetisi tandingan akan mulai dilangsungkan pada 1 Desember.
21 November - Final SEA Games 2011 berlangsung di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta. Finalisnya adalah timnas Indonesia dan Malaysia. Diposisikan sebagai unggulan, tim tuan rumah akhirnya harus menyerah dari Malaysia lewat drama adu penalti. Sebelumnya di waktu normal, Indonesia U-23 hanya bisa bermain imbang 1-1 melawan Malaysia U-23.
1 Desember - ISL resmi dibuka. Persija Jakarta dan Deltras Sidoarjo yang menjadi tim yang mendapat kesempatan membuka laga itu, yang berakhir dengan kemenangan Persija 1-0.
5 Desember - Klub Persipura Jayapura terpaksa harus kehilangan kesempatan tampil di Liga Champions Asia (LCA) akibat tim berjuluk "Mutiara Hitam" mengikuti kompetisi di luar PSSI. Seperti dikutip dari situs resmi IPL, AFC mengkonfirmasi hal tersebut melalui surat AFC tertanggal 2 Desember 2011.
20 Desember - Komite Etik PSSI memberi ultimatum kepada empat anggota Exco PSSI untuk mengajukan permintaan maaf atas pelanggaran etika dalam waktu 2x24 jam. Jika ultimatum itu tidak dipenuhi hingga batas waktu yang ditentukan, keempat anggota exco PSSI itu diberhentikan secara permanen dari Exco PSSI dan dilarang terlibat dalam kegiatan persepakbolaan di Indonesia.
Keempat anggota Exco PSSI yang diultimatum dan diancam hukuman tersebut adalah La Nyalla Mattalitti, Erwin Dwi Budiawan, Roberto Rouw, dan Tony Apriliani.
22 Desember - FIFA dan AFC meminta PSSI agar mendesak klub ISL kembali ke pangkuan. Demikian isi surat yang ditandatangani sekjen FIFA Jerome Valcke dan sekjen AFC Alex Soosay.
Dua organisasi itu juga memberikan batas waktu hingga 20 Maret 2012 kepada PSSI untuk mengatasi situasi yang terjadi saat ini. Jika tidak, maka permasalahan itu akan dibawa ke komite asosiasi, dan, walau tak disebutkan bentuknya, Indonesia terancam mendapatkan sanksi.
23 Desember - Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Mallarangeng meminta KONI/KOI ikut membantu menyelesaikan kekisruhan di tubuh PSSI yang kian berlarut-larut. Menpora juga menilai kongres luar biasa bukan solusi terbaik.
28 Desember - Menjawab "tantangan" PSSI, empat anggota Exco membentuk Komite Penyelamat Sepakbola Indonesia (KPSI), dengan Tony Apriliani sebagai ketua dan La Nyalla wakil. KPSI menyatakan mengambil alih kewenangan PSSI selaku otoritas sepakbola Indonesia. KPSI memutuskan menyelenggarakan Kongres Luar Biasa, Maret 2012. Dua hari berselang, FIFA menyatakan tidak mengakui KPSI.
Lanjut ke bawah
Diubah oleh Ilham40 18-03-2013 18:24
0
1.8K
Kutip
4
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan