Rusia sedang mempertimbangkan memberi bantuan sebesar USD2,0 miliar untuk Belarus, yang tengah berjuang menanggulangi default utang dan devaluasi mata uang. Situasi sulit dialami negara pecahan Uni Soviet itu karena permintaan pinjaman ditolak Dana Moneter Internasional (IMF).

Menteri Ekonomi Rusia, Anton Siluanov mengatakan, masalah tersebut sedang dibahas selama pembicaraan di Saint Petersburg antara Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Belarus Alexander Lukashenko.

"Para pemimpin kita sedang mempelajari masalah ini," kata Siluanov kepada kantor berita Rusia, seperti dilansir dari Global Post, Jumat (15/3/2013).

Dia menambahkan, Belarus belum menindaklanjuti janji sebelumnya untuk memprivatisasi perusahaan milik negara senilai USD2,5 miliar tahun lalu - suatu kondisi di mana Minsk telah memperoleh pinjaman sebelumnya dari Moskow.

"Kalau Belarus mampu menjual properti senilai jumlah itu tidak akan menyebabkan pinjaman," kata Siluanov.

Laporan-laporan media mengatakan, Lukashenko telah meminta keuangan untuk dibelanjakan pada modernisasi lima perusahaan besar yang kemudian dapat dijual kepada perusahaan-perusahaan Rusia.

Belarus perlu membayar USD3,1 miliar pada pinjaman luar negeri ke Rusia dan Dana Moneter Internasional (IMF) tahun ini - sesuatu yang sulit untuk membayar kebutuhan impor penting negara seperti minyak Rusia.

Rusia telah berubah menjadi salah satu sumber dana terakhir bagi bangsa terisolasi tersebut menyusul runtuhnya pembicaraan dengan IMF pada akhir 2012. IMF mengatakan, pihaknya tidak akan lagi mempertimbangkan memperluas program pinjaman ke Belarus karena sikap otoriter Lukashenko yang menolak reformasi.

saos

kasian beruang kecil ini