- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Tempat-Tempat Angker & Keramat di Indonesia


TS
paltimora
Tempat-Tempat Angker & Keramat di Indonesia
Ane posting yg berbau mistis aja ya gan 
Terowongan cassablanca Jln. Basuki Rachmat, Jak-Tim

Konon Sosok menyeberang jalan, di antaranya nenek-nenek bersama cucunya dan perempuan cantik :surprise:
Sejarah: Dibangun di atas tanah pekuburan, terowongan Casablanca terbilang angker. Menurut beberapa warga Casablanca, ketika pembongkaran kuburan tersebut, bahkan ada 1 jenazah yang masih utuh. Dari terowongan Casablanca sampai kira-kira radius 40 meter
sesudahnya, banyak terjadi kecelakaan yang penyebabnya tidak masuk akal. Biasanya karena pengendara motor atau mobil melihat sesosok perempuan tiba-tiba menyeberang di hadapan kendaraannya, sehingga pengemudi kendaraan tiba-tiba banting setir dan menabrak pembatas jalan.
Menurut warga, ada baiknya ketika melewati terowongan ini, pengemudi kendaraan membunyikan klakson untuk "menyapa" penghuni terowongan. Akhir tahun 90-an, seorang laki-laki separuh baya ada yang menggantung diri dengan spanduk di sini. Jadilah tempat ini semakin angker.
Testimonial: Menurut Ibu Yati Mustofa (43), warga yang tinggal di dekat terowongan Casablanca, warga kerap mendengar suara tangisan, ketika sumber bunyi dihampiri, suara itu berpindah-pindah.
Tanjakan Emen Subang
WARGA Bandung, khususnya yang bermukim di Bandung Utara, pasti mengenal tanjakan eman di Kab. Subang. Jalan menanjak dari arah Subang yang dimulai sebelum mulut jalan ke pintu objek wisata air panas Ciater hingga mulut jalan objek wisata Gunung Tangkubanparahu ini terkenal sebagai tanjakan maut.
Kata emen menjadi legenda di kalangan sopir atau warga sekitar. Kenapa tanjakan ini diselimuti mitos? Kecelakaan yang hampir terjadi setiap tahun membuat tanjakan yang mempunyai elevasi 59 derajat ini "ditakuti" pengemudi kendaraan.
Dulu, pada siang hari situasi di sekitar tanjakan Emen memang sepi. Pada malam hari, suasananya menjadi agak mencekam karena ada bau belerang yang menyengat. Suasana semakin dramatis karena tanjakan Emen diapit lembah, bukit, dan perkebunan teh yang banyak ditumbuhi pohon cemara.
Mitos yang menyelimuti tanjakan Emen menyebar dari mulut ke mulut. Ada berbagai versi yang berkembang di masyarakat sekitar. Menurut warga, Emen adalah nama seorang pria yang menjadi korban tabrak lari. Mayat Emen oleh penabraknya disembunyikan di rimbun pepohonan di lokasi yang sekarang disebut tanjakan Emen. Sejak saat itu, arwah Emen mengganggu siapa saja yang lewat di tanjakan itu.
Versi lain menyebutkan,emen adalah seorang sopir pemberani yang biasa mengemudikan oplet jurusan Bandung-Subang. Konon saat itu, Emen dikenal sebagai satu-satunya sopir yang berani mengemudikan kendaraan pada malam hari. Tahun 1964, ketika mengangkut ikan asin dari Pasar Ciroyom, Kota Bandung menuju Kab. Subang, kendaraannya terbalik dan terbakar. Nahas bagi Emen, dia terbakar hidup-hidup hingga tewas.
Setelah kejadian itu, petaka sering terjadi di tanjakan Emen. Kejadian rem blong, bus tergelincir, dan kendaraan terperosok kerap terjadi di jalur ini. Begitu juga menurut pengakuan warga, kejadian-kejadian aneh seperti mogok disertai kesurupan sering dialami sopir atau penumpangnya. Anehnya, kendaraan yang mogok terjadi apabila seseorang yang melalui jalan itu bersikap sompral dan sombong.
menurut penuturan warga, kejadian itu hilang begitu saja ketika sebatang rokok dinyalakan dan dilempar ke pinggir jalan sebagai simbol memberikan rokok kepada arwah Emen. Konon, Emen amat gandrung merokok saat mengemudi.
Penyebab kecelakaan ini sebenarnya posisi turunan atau tanjakan Emen terbilang cukup ekstrem. Dengan kemiringan sekitar 45-50 derajat sepanjang kurang lebih 2-3 km, jalan ini memiliki tikungan tajam, sehingga memaksa sopir piawai dan ekstra hati-hati memegang kemudi.
Kini tanjakan Emen telah diperlebar, dua jalur menanjak dan satu lajur menurun. Dua lajur menanjak memberi kesempatan bagi pengemudi berkonsentrasi menjaga laju kendaraannya saat mendaki. Sementara satu lajur menurun agar pengemudi tetap berhati-hati menjaga keseimbangan gas dan rem supaya mobil tetap terkendali.
Tanjakan Emen memang dikenal sebagai daerah angker bahkan sempat mendapat julukan "jalur tengkorak" sebelum diperlebar jalannya menjadi tiga lajur mulai dari gerbang Hotel Grasia hingga gerbang Tangkubanparahu atau sepanjang 10 kilometer.
Petilasan/Makam Ki Ageng Gribig. (Malang)

Makam ini terletak pada perbatasan antara Kec. Kedungkandang (desa Madyopuro) dengan Kec. Tumpang dan Kec. Tajinan. Ki Ageng Gribig dipercaya sebagai orang linuwih yg menumbali/memagari Kota Malang. Ditempat ini energi positif terasa begitu kuat. Ketika kita bersemedi atau berdzikir ditempat ini, tak jarang cahaya kebiru-biruan terlihat disekitar makam. Para pelaku supranatural sering melakukan olah laku ataupun menarik benda pusaka di tempat ini. Meskipun tempat ini mempunyai energi positif, namun tak jarang para pelaku supranatural di ganggu oleh jin jail disekitar tempat ini.
Pada Peringatan malam 1 syuro, Bpk walikota/bupati selalu mengadakan pertunjukan wayang kulit di tempat ini. menurut pengamatan orang yang pernah ke tempat tersebut, terdapat satu pusaka yg tertancap didalam pohon yg belum diambil/ditarik oleh para pelaku spiritual, entah mengapa.
Kali (sungai) Metro. (Malang)

Kali metro adalah anak Kali Brantas yang terletak di sepanjang Kecamatan Sukun sampai Kota Kepanjen Kab. Malang, namun tempat yg energinya terasa kuat berada di dsn. Bebekan ds. Bandulan Kec Sukun. Pada malam2 tertentu terutama pada bulan syuro, kita bisa menjumpai para pelaku supranatural yg melakukan tapa kungkum (berendam) untuk menyucikan diri dan untuk menambah ato memperoleh kekuatan supranatural. mereka yg melakukan tapa kungkum (berendam) tidak hanya bangsa manusia namun juga bangsa jin(pada malam 1 s/d malam 10 syuro).
Di desa bebekan terdapat seorang linuwih yg beraliran kejawen yg dikenal dng nama "Eyang Pipo" beliau berumur kurang lebih antara 55-63th. Nara sumber (penulis sebelumnya) sempat mampir bersilaturahmi ke rumah Eyang Pipo, merasakan energi yg begitu kuat pada Beliau yg sengaja ditutup-tutupi (dikunci agar orang lain tidak tahu). beliau mempunyai beberapa murid dr berbagai kota. Murid - murid ini berkumpul 1 th sekali yaitu pada malam 1 syuro ato pada tgl 1 syuro(malam hari).
Candi Singosari / Candi Kendedes. (Malang)
Candi Singosari terletak di desa Candi Renggo Kecamatan Singosari, Malang. Cara pembuatan candi Singhasari ini dengan sistem menumpuk batu andhesit hingga ketinggian tertentu selanjutnya diteruskan dengan mengukir dari atas baru turun ke bawah. (Bukan seperti membangun rumah seperti saat ini).Candi ini berlokasi di Desa Candirenggo, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang, (sekitar 10km dari Kota Malang) terletak pada lembah di antara Pegunungan Tengger dan Gunung Arjuna di ketinggian 512m dari permukaan laut.
Berdasarkan penyebutannya pada Kitab Negarakertagama pupuh 37:7 dan 38:3 serta Prasasti Gajah Mada bertanggal 1351 Masehi di halaman komplek candi, candi ini merupakan tempat "pendharmaan" bagi raja Singasari terakhir, Sang Kertanegara, yang mangkat pada tahun 1292 akibat istana diserang tentara Kediri. Kuat dugaan, candi ini tidak pernah selesai dibangun.
Candi Singosari atau yang sering disebut dengan nama Candi Ken Dedes. Candi Singosari merupakan tempat dimakamkannya Raja Kertanegara ( 1268 - 1292 ) sebagai Bhirawa atau dewa Syiwa dalam bentuk ganas.
Komplek percandian menempati areal 200m×400m dan terdiri dari beberapa candi. Di sisi barat laut komplek terdapat sepasang arca raksasa besar (tinggi hampir 4m, disebut dwarapala) dan posisi Gada (Senjata ) menghadap kebawah, ini menunjukkan meskipun penjaganya raksasi "RAKSASA" tapi masih ada rasa kasih sayang terhadap semua mahkluk hidup dan ungkapan selamat datang bagi semuanya. Dan posisi arca ini hanya ada di Singhasari, tidak ada di tempat ataupun kerajaan lainnya. Dan di dekatnya arca Dwarapala terdapat alun-alun. Hal ini menimbulkan dugaan bahwa candi terletak di komplek pusat kerajaan. Letak candi Singhasari yang dekat dengan kedua arca dwarapala menjadi menarik ketika dikaitkan dengan ajaran Saiwa yang mengatakan bahwa dewa Siwa bersemayam di puncak Kailasa dalam wujud lingga, batas Timur terdapat gerbang dengan Ganesha atau Ganapati sebagai penjaganya, gerbang Barat dijaga oleh Kala dan Amungkala, gerbang Selatan dijaga oleh Resi Agastya, gerbang Utara dijaga oleh Batari Gori. Karena letak candi Singhasari yang sangat dekat dengan kedua arca tersebut yang terdapat pada jalan menuju ke gunung Arjuna, penggunaan candi ini diperkirakan tidak terlepas dari keberadaan gunung Arjuna dan para pertapa yang bersemayam di puncak gunung ini pada waktu itu.
Bangunan candi utama dibuat dari batu andesit, menghadap ke barat, berdiri pada alas bujursangkar berukuran 14m×14m dan tinggi candi 15m. Candi ini kaya akan ornamen ukiran, arca, dan relief. Di dalam ruang utama terdapat lingga dan yoni. Terdapat pula bilik-bilik lain: di utara (dulu berisi arca Durga yang sudah hilang), timur yang dulu berisi arca Ganesha, serta sisi selatan yang berisi arca Siwa-Guru (Resi Agastya). Di komplek candi ini juga berdiri arca Prajnaparamita, dewi kebijaksanaan, yang sekarang ditempatkan di Museum Nasional, Jakarta. Arca-arca lain berada di Institut Tropika Kerajaan, Leiden, Belanda, kecuali arca Agastya.
Tak jauh dari candi ini terdapat sebuah kolam sumber air Pemandian Watu Gedhe yg dipercaya sebagai tempat mandi Raja Singosari. Tempat ini mempunyai aura pengasihan yg kuat. Beberapa orang percaya Ritual Kungkum pada malam2 tertentu di tempat ini, dipercaya berguna untuk meningkatkan kharisma dan wibawa seorang laki-laki.
Bersambung



Terowongan cassablanca Jln. Basuki Rachmat, Jak-Tim

Konon Sosok menyeberang jalan, di antaranya nenek-nenek bersama cucunya dan perempuan cantik :surprise:
Sejarah: Dibangun di atas tanah pekuburan, terowongan Casablanca terbilang angker. Menurut beberapa warga Casablanca, ketika pembongkaran kuburan tersebut, bahkan ada 1 jenazah yang masih utuh. Dari terowongan Casablanca sampai kira-kira radius 40 meter
sesudahnya, banyak terjadi kecelakaan yang penyebabnya tidak masuk akal. Biasanya karena pengendara motor atau mobil melihat sesosok perempuan tiba-tiba menyeberang di hadapan kendaraannya, sehingga pengemudi kendaraan tiba-tiba banting setir dan menabrak pembatas jalan.
Menurut warga, ada baiknya ketika melewati terowongan ini, pengemudi kendaraan membunyikan klakson untuk "menyapa" penghuni terowongan. Akhir tahun 90-an, seorang laki-laki separuh baya ada yang menggantung diri dengan spanduk di sini. Jadilah tempat ini semakin angker.
Testimonial: Menurut Ibu Yati Mustofa (43), warga yang tinggal di dekat terowongan Casablanca, warga kerap mendengar suara tangisan, ketika sumber bunyi dihampiri, suara itu berpindah-pindah.
Tanjakan Emen Subang
WARGA Bandung, khususnya yang bermukim di Bandung Utara, pasti mengenal tanjakan eman di Kab. Subang. Jalan menanjak dari arah Subang yang dimulai sebelum mulut jalan ke pintu objek wisata air panas Ciater hingga mulut jalan objek wisata Gunung Tangkubanparahu ini terkenal sebagai tanjakan maut.
Kata emen menjadi legenda di kalangan sopir atau warga sekitar. Kenapa tanjakan ini diselimuti mitos? Kecelakaan yang hampir terjadi setiap tahun membuat tanjakan yang mempunyai elevasi 59 derajat ini "ditakuti" pengemudi kendaraan.
Dulu, pada siang hari situasi di sekitar tanjakan Emen memang sepi. Pada malam hari, suasananya menjadi agak mencekam karena ada bau belerang yang menyengat. Suasana semakin dramatis karena tanjakan Emen diapit lembah, bukit, dan perkebunan teh yang banyak ditumbuhi pohon cemara.
Mitos yang menyelimuti tanjakan Emen menyebar dari mulut ke mulut. Ada berbagai versi yang berkembang di masyarakat sekitar. Menurut warga, Emen adalah nama seorang pria yang menjadi korban tabrak lari. Mayat Emen oleh penabraknya disembunyikan di rimbun pepohonan di lokasi yang sekarang disebut tanjakan Emen. Sejak saat itu, arwah Emen mengganggu siapa saja yang lewat di tanjakan itu.
Versi lain menyebutkan,emen adalah seorang sopir pemberani yang biasa mengemudikan oplet jurusan Bandung-Subang. Konon saat itu, Emen dikenal sebagai satu-satunya sopir yang berani mengemudikan kendaraan pada malam hari. Tahun 1964, ketika mengangkut ikan asin dari Pasar Ciroyom, Kota Bandung menuju Kab. Subang, kendaraannya terbalik dan terbakar. Nahas bagi Emen, dia terbakar hidup-hidup hingga tewas.
Setelah kejadian itu, petaka sering terjadi di tanjakan Emen. Kejadian rem blong, bus tergelincir, dan kendaraan terperosok kerap terjadi di jalur ini. Begitu juga menurut pengakuan warga, kejadian-kejadian aneh seperti mogok disertai kesurupan sering dialami sopir atau penumpangnya. Anehnya, kendaraan yang mogok terjadi apabila seseorang yang melalui jalan itu bersikap sompral dan sombong.
menurut penuturan warga, kejadian itu hilang begitu saja ketika sebatang rokok dinyalakan dan dilempar ke pinggir jalan sebagai simbol memberikan rokok kepada arwah Emen. Konon, Emen amat gandrung merokok saat mengemudi.
Penyebab kecelakaan ini sebenarnya posisi turunan atau tanjakan Emen terbilang cukup ekstrem. Dengan kemiringan sekitar 45-50 derajat sepanjang kurang lebih 2-3 km, jalan ini memiliki tikungan tajam, sehingga memaksa sopir piawai dan ekstra hati-hati memegang kemudi.
Kini tanjakan Emen telah diperlebar, dua jalur menanjak dan satu lajur menurun. Dua lajur menanjak memberi kesempatan bagi pengemudi berkonsentrasi menjaga laju kendaraannya saat mendaki. Sementara satu lajur menurun agar pengemudi tetap berhati-hati menjaga keseimbangan gas dan rem supaya mobil tetap terkendali.
Tanjakan Emen memang dikenal sebagai daerah angker bahkan sempat mendapat julukan "jalur tengkorak" sebelum diperlebar jalannya menjadi tiga lajur mulai dari gerbang Hotel Grasia hingga gerbang Tangkubanparahu atau sepanjang 10 kilometer.
Petilasan/Makam Ki Ageng Gribig. (Malang)

Makam ini terletak pada perbatasan antara Kec. Kedungkandang (desa Madyopuro) dengan Kec. Tumpang dan Kec. Tajinan. Ki Ageng Gribig dipercaya sebagai orang linuwih yg menumbali/memagari Kota Malang. Ditempat ini energi positif terasa begitu kuat. Ketika kita bersemedi atau berdzikir ditempat ini, tak jarang cahaya kebiru-biruan terlihat disekitar makam. Para pelaku supranatural sering melakukan olah laku ataupun menarik benda pusaka di tempat ini. Meskipun tempat ini mempunyai energi positif, namun tak jarang para pelaku supranatural di ganggu oleh jin jail disekitar tempat ini.
Pada Peringatan malam 1 syuro, Bpk walikota/bupati selalu mengadakan pertunjukan wayang kulit di tempat ini. menurut pengamatan orang yang pernah ke tempat tersebut, terdapat satu pusaka yg tertancap didalam pohon yg belum diambil/ditarik oleh para pelaku spiritual, entah mengapa.
Kali (sungai) Metro. (Malang)

Kali metro adalah anak Kali Brantas yang terletak di sepanjang Kecamatan Sukun sampai Kota Kepanjen Kab. Malang, namun tempat yg energinya terasa kuat berada di dsn. Bebekan ds. Bandulan Kec Sukun. Pada malam2 tertentu terutama pada bulan syuro, kita bisa menjumpai para pelaku supranatural yg melakukan tapa kungkum (berendam) untuk menyucikan diri dan untuk menambah ato memperoleh kekuatan supranatural. mereka yg melakukan tapa kungkum (berendam) tidak hanya bangsa manusia namun juga bangsa jin(pada malam 1 s/d malam 10 syuro).
Di desa bebekan terdapat seorang linuwih yg beraliran kejawen yg dikenal dng nama "Eyang Pipo" beliau berumur kurang lebih antara 55-63th. Nara sumber (penulis sebelumnya) sempat mampir bersilaturahmi ke rumah Eyang Pipo, merasakan energi yg begitu kuat pada Beliau yg sengaja ditutup-tutupi (dikunci agar orang lain tidak tahu). beliau mempunyai beberapa murid dr berbagai kota. Murid - murid ini berkumpul 1 th sekali yaitu pada malam 1 syuro ato pada tgl 1 syuro(malam hari).
Candi Singosari / Candi Kendedes. (Malang)
Candi Singosari terletak di desa Candi Renggo Kecamatan Singosari, Malang. Cara pembuatan candi Singhasari ini dengan sistem menumpuk batu andhesit hingga ketinggian tertentu selanjutnya diteruskan dengan mengukir dari atas baru turun ke bawah. (Bukan seperti membangun rumah seperti saat ini).Candi ini berlokasi di Desa Candirenggo, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang, (sekitar 10km dari Kota Malang) terletak pada lembah di antara Pegunungan Tengger dan Gunung Arjuna di ketinggian 512m dari permukaan laut.
Berdasarkan penyebutannya pada Kitab Negarakertagama pupuh 37:7 dan 38:3 serta Prasasti Gajah Mada bertanggal 1351 Masehi di halaman komplek candi, candi ini merupakan tempat "pendharmaan" bagi raja Singasari terakhir, Sang Kertanegara, yang mangkat pada tahun 1292 akibat istana diserang tentara Kediri. Kuat dugaan, candi ini tidak pernah selesai dibangun.
Candi Singosari atau yang sering disebut dengan nama Candi Ken Dedes. Candi Singosari merupakan tempat dimakamkannya Raja Kertanegara ( 1268 - 1292 ) sebagai Bhirawa atau dewa Syiwa dalam bentuk ganas.
Komplek percandian menempati areal 200m×400m dan terdiri dari beberapa candi. Di sisi barat laut komplek terdapat sepasang arca raksasa besar (tinggi hampir 4m, disebut dwarapala) dan posisi Gada (Senjata ) menghadap kebawah, ini menunjukkan meskipun penjaganya raksasi "RAKSASA" tapi masih ada rasa kasih sayang terhadap semua mahkluk hidup dan ungkapan selamat datang bagi semuanya. Dan posisi arca ini hanya ada di Singhasari, tidak ada di tempat ataupun kerajaan lainnya. Dan di dekatnya arca Dwarapala terdapat alun-alun. Hal ini menimbulkan dugaan bahwa candi terletak di komplek pusat kerajaan. Letak candi Singhasari yang dekat dengan kedua arca dwarapala menjadi menarik ketika dikaitkan dengan ajaran Saiwa yang mengatakan bahwa dewa Siwa bersemayam di puncak Kailasa dalam wujud lingga, batas Timur terdapat gerbang dengan Ganesha atau Ganapati sebagai penjaganya, gerbang Barat dijaga oleh Kala dan Amungkala, gerbang Selatan dijaga oleh Resi Agastya, gerbang Utara dijaga oleh Batari Gori. Karena letak candi Singhasari yang sangat dekat dengan kedua arca tersebut yang terdapat pada jalan menuju ke gunung Arjuna, penggunaan candi ini diperkirakan tidak terlepas dari keberadaan gunung Arjuna dan para pertapa yang bersemayam di puncak gunung ini pada waktu itu.
Bangunan candi utama dibuat dari batu andesit, menghadap ke barat, berdiri pada alas bujursangkar berukuran 14m×14m dan tinggi candi 15m. Candi ini kaya akan ornamen ukiran, arca, dan relief. Di dalam ruang utama terdapat lingga dan yoni. Terdapat pula bilik-bilik lain: di utara (dulu berisi arca Durga yang sudah hilang), timur yang dulu berisi arca Ganesha, serta sisi selatan yang berisi arca Siwa-Guru (Resi Agastya). Di komplek candi ini juga berdiri arca Prajnaparamita, dewi kebijaksanaan, yang sekarang ditempatkan di Museum Nasional, Jakarta. Arca-arca lain berada di Institut Tropika Kerajaan, Leiden, Belanda, kecuali arca Agastya.
Tak jauh dari candi ini terdapat sebuah kolam sumber air Pemandian Watu Gedhe yg dipercaya sebagai tempat mandi Raja Singosari. Tempat ini mempunyai aura pengasihan yg kuat. Beberapa orang percaya Ritual Kungkum pada malam2 tertentu di tempat ini, dipercaya berguna untuk meningkatkan kharisma dan wibawa seorang laki-laki.
Bersambung
Diubah oleh paltimora 23-03-2013 07:36
0
15.3K
21


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan