- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Pesona Curug 7 Bidadari
TS
SROENTOELAN
Pesona Curug 7 Bidadari
Izin share lagi gan
Monggo disimak gans...
Terletak di Desa Keseneng, Kecamatan Sumowono, + 2 km dari barak militer Angkatan Darat RI di Desa Bantir, Kecamatan Sumowono.
Air terjun ini merupakan obyek wisata hasil swadaya masyarakat Wakil Bupati Semarang, Hj. Siti Ambar Fathonah.
Keunikan dari air terjun ini adalah jumlah curug / grojogan / air terjunnya yang mencapai 7 (tujuh) buah, sehingga oleh masyarakat sekitar disebut Curug Tujuh Bidadari, yang artinya Air Terjun Tujuh Bidadari.
Di sekitar wilayah air terjun terdapat Makam Kyai Mandhung, seorang pengikut setia Pangeran Diponegoro yang dianggap sesepuh ( leluhur yang dituakan ) di desa tersebut.
Di tepi air terjun terdapat sebuah sumur tua dengan kedalaman 1,5 meter dengan sumber air yang tidak pernah habis.
Curug 7 Bidadari yang berada di lereng Gunung Ungaran terletak di Dusun Keseneng, Desa Keseneng Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang.
Curug 7 Bidadari dipromosikan sejak 4 Februari 2010 oleh masyarakat sekitar dengan dana swadaya.
Dari Bandungan, untuk menuju objek wisata Curug 7 Bidadari masih minim informasi sehingga kami harus bertanya penduduk yang kami temui di pinggir jalan.
Perjalanan melewati sebuah jalan beraspal yang cukup sempit yang hanya bisa dilewati satu kendaraan bus kecil. Beruntung dibeberapa persimpangan jalan sudah dibuat papan petunjuk arah sehingga kami tidak tersesat memasuki kawasan pemukiman.
Curug 7 Bidadari mempunyai 3 tingkatan dengan 7 curug dan 7 kolam alami yang terbentuk secara alami dan tertata sesuai masing-masing curug.
Dimana bagian tingkat ke 1 ke tingkat 2 dengan ketinggian kurang lebih 6 meter sedangkan tngkat 2 ke tingkat 3 dengan ketinggian 7 meter.
Memasuki area objek wisata Curug 7 Bidadari, setelah membayar tiket masuk kami harus berjalan sejauh 300 meter untuk menuju ke area curug.
Kondisi curug masih terlihat alami dan bersih, cukup wajar mengingat objek wisata Curug 7 Bidadari baru saja dibuka dan masih sedikit wisatawan yang mengunjungi tempat ini.
Menurut cerita masyakarat setempat sejak nenek moyang dahulu Curug 7 Bidadari berada di kompleks Kedung Wali.
Dinamakan demikian karena disitu terdapat kedung yang berdiameter kurang lebih 70cm berbentuk bulat dengan air yang tak pernah surut sepanjang tahun.
Menurut Masyarakat setempat diyakini mempunyai khasiat bagi orang yang yakin dan percaya.
Kami penasaran dengan Kedung Wali yang bentuknya mirip seperti sumur yang terletak di bagian atas Curug 7 Bidadari.
Untuk menuju ke Kedung Wali, kami harus menaiki beberapa anak tangga dan posisi Kedung Wali berada didalam sebuah ruangan yang terbuat dari anyaman bambu.
Melihat jernihnya air Curug 7 Bidadari terpikir untuk berenang dan bermain air di curug tersebut.
Namun sebelumnya kita perlu berhati-hati karena batuan yang ada disekitar curug cukup licin dan beberapa tajam sehingga dapat melukai kaki.
Setelah puas bermain air di Curug 7 Bidadari akhirnya kami meninggalkan dan meneruskan perjalanan menelusuri lereng Gunung Ungaran.
Sebetulnya di dekat Curug 7 Bidadari terdapat gua yang dinamakan Goa Paleburgongso, namun karena hari telah sore kami tidak jadi mengunjungi objek wisata tersebut.
Curug Tujuh Bidadari Sumowono Ramai Dikunjungi.
Sejumlah anak muda bermain air terjun atau curug di Dusun/ Desa Keseneng, Kecamatan Sumowono, Kabupaten Semarang.
Di Curug Tujuh Bidadari yang belum lama ini dibuka, semakin banyak dikunjungi wisatawan lokal.
Keramaian air terjun ini semakin bertambah seiring ditemukannya sumber air di sebuah lubang batu di atas air terjun tersebut. Warga meyakini, air dalam kedung wali itu memiliki ’’tuah’’.
Kadus Keseneng Basuki mengatakan, kedung wali ditemukan pada 2 April 2010 saat warga membersihkan aliran Sungai Kali Banteng. Menyibak rerumputan yang ada, warga menemukan batu besar yang memiliki lubang menyerupai keong. Kedalaman sekitar 1,5 meter dan diameter 60 sentimeter.
Banyak orang dari Kendal, Kota Semarang, Temanggung, dan warga Kabupaten Semarang yang mengambil air dari kedung wali ini.
Untuk memudahkan orang menuju kedung wali itu, warga di bawah komando Basuki gotong royong membuat jalan berundak dengan menggunakan piranti bambu supaya pengunjung tidak terpeleset.
Ada tata cara doa yang harus dilakukan. Kalau Islam ya berdoa secara Islam. Jika beragama lain ya berdoa menurut agamanya,jelas dia.
Basuki mengatakan, saat menemukan kedung wali, dia mendapati sembilan batu unik yang masih diamankan.
Adapun sejumlah batu yang bertuliskan Arab dikembalikan lagi ke tempat semula di dasar batu yang bermata air ini.
Di dusun ini juga ada makam dua pengikut Pangeran Diponegoro yakni Kiai Mandung dan Kiai Wono Taruno sebagai cikal bakal Desa Keseneng,imbuhnya.
Uang pemasukan Rp 6 juta selama dua bulan digunakan membuat sarana umum seperti mushala, jalan, dan kamar mandi,terang Sabar.
Wisata Baru Kepala Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata Ir Agus Purwoko Djati mengatakan, curug tersebut diharapkan menjadi daya tarik wisata baru yang menjadi daya ungkit agar desa tersebut tidak tertinggal lagi.
Setiap jengkal tanah objek wisata ini harus bisa menghidupi masyarakatnya,tegas Agus Purwoko.
Objek wisata yang masih perawan ini akan diupayakan maksimal dengan menggandeng mitra kerja.
Kabid Destinasi Disporabudpar Nugroho SH bersama pembina Desa Wisata Yossiady BS, baru-baru ini juga mengecek persiapan peresmian Curug Tujuh Bidadari ini.
Kami sudah membentuk kelompok sadar wisata. Kami sudah siapkan Keseneng menjadi Desa Wisata,jelas dia.
Yossi menambahkan, masyarakat Desa Keseneng harus siap menyambut wisatawan dengan baik.
Dijelaskan, curug di desa ini berbeda dengan lainnya. Curug di Keseneng mudah dijangkau jalan kaki dari jalan desa hanya 70 meter.
Air terjun ini ditempuh sekitar empat kilometer dari kantor Kecamatan Sumowono menuju arah Bantir. Sudah banyak petunjuk arah untuk menuju ke curug tersebut.
Di sekitar obyek wisata ini juga banyak warung makan didirikan.
Berikut sedikit petunjuk untuk menuju ke sana:
= Tiket Masuk =
Dewasa : Rp 2.000,-/orang
Parkir : Rp 1.000,-/orang
= Rute =
Dari Ambarawa ambil jalan menuju Bandungan. Kemudian dari Bandungan ambil jalan ke arah barat melewati sebuah pertigaan pasar ambil jalan lurus.
Kemudian di kiri jalan terdapat papan petunjuk arah menuju Curug 7 Bidadari, ikuti papan petunjuk arah tersebut, perjalanannya melewati jalan desa yang berliku dan sempit.
SOURCE
TS berharap:
jangan di...
Monggo disimak gans...
Terletak di Desa Keseneng, Kecamatan Sumowono, + 2 km dari barak militer Angkatan Darat RI di Desa Bantir, Kecamatan Sumowono.
Air terjun ini merupakan obyek wisata hasil swadaya masyarakat Wakil Bupati Semarang, Hj. Siti Ambar Fathonah.
Keunikan dari air terjun ini adalah jumlah curug / grojogan / air terjunnya yang mencapai 7 (tujuh) buah, sehingga oleh masyarakat sekitar disebut Curug Tujuh Bidadari, yang artinya Air Terjun Tujuh Bidadari.
Di sekitar wilayah air terjun terdapat Makam Kyai Mandhung, seorang pengikut setia Pangeran Diponegoro yang dianggap sesepuh ( leluhur yang dituakan ) di desa tersebut.
Di tepi air terjun terdapat sebuah sumur tua dengan kedalaman 1,5 meter dengan sumber air yang tidak pernah habis.
Curug 7 Bidadari yang berada di lereng Gunung Ungaran terletak di Dusun Keseneng, Desa Keseneng Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang.
Curug 7 Bidadari dipromosikan sejak 4 Februari 2010 oleh masyarakat sekitar dengan dana swadaya.
Dari Bandungan, untuk menuju objek wisata Curug 7 Bidadari masih minim informasi sehingga kami harus bertanya penduduk yang kami temui di pinggir jalan.
Perjalanan melewati sebuah jalan beraspal yang cukup sempit yang hanya bisa dilewati satu kendaraan bus kecil. Beruntung dibeberapa persimpangan jalan sudah dibuat papan petunjuk arah sehingga kami tidak tersesat memasuki kawasan pemukiman.
Curug 7 Bidadari mempunyai 3 tingkatan dengan 7 curug dan 7 kolam alami yang terbentuk secara alami dan tertata sesuai masing-masing curug.
Dimana bagian tingkat ke 1 ke tingkat 2 dengan ketinggian kurang lebih 6 meter sedangkan tngkat 2 ke tingkat 3 dengan ketinggian 7 meter.
Memasuki area objek wisata Curug 7 Bidadari, setelah membayar tiket masuk kami harus berjalan sejauh 300 meter untuk menuju ke area curug.
Kondisi curug masih terlihat alami dan bersih, cukup wajar mengingat objek wisata Curug 7 Bidadari baru saja dibuka dan masih sedikit wisatawan yang mengunjungi tempat ini.
Menurut cerita masyakarat setempat sejak nenek moyang dahulu Curug 7 Bidadari berada di kompleks Kedung Wali.
Dinamakan demikian karena disitu terdapat kedung yang berdiameter kurang lebih 70cm berbentuk bulat dengan air yang tak pernah surut sepanjang tahun.
Menurut Masyarakat setempat diyakini mempunyai khasiat bagi orang yang yakin dan percaya.
Kami penasaran dengan Kedung Wali yang bentuknya mirip seperti sumur yang terletak di bagian atas Curug 7 Bidadari.
Untuk menuju ke Kedung Wali, kami harus menaiki beberapa anak tangga dan posisi Kedung Wali berada didalam sebuah ruangan yang terbuat dari anyaman bambu.
Melihat jernihnya air Curug 7 Bidadari terpikir untuk berenang dan bermain air di curug tersebut.
Namun sebelumnya kita perlu berhati-hati karena batuan yang ada disekitar curug cukup licin dan beberapa tajam sehingga dapat melukai kaki.
Setelah puas bermain air di Curug 7 Bidadari akhirnya kami meninggalkan dan meneruskan perjalanan menelusuri lereng Gunung Ungaran.
Sebetulnya di dekat Curug 7 Bidadari terdapat gua yang dinamakan Goa Paleburgongso, namun karena hari telah sore kami tidak jadi mengunjungi objek wisata tersebut.
Curug Tujuh Bidadari Sumowono Ramai Dikunjungi.
Sejumlah anak muda bermain air terjun atau curug di Dusun/ Desa Keseneng, Kecamatan Sumowono, Kabupaten Semarang.
Di Curug Tujuh Bidadari yang belum lama ini dibuka, semakin banyak dikunjungi wisatawan lokal.
Keramaian air terjun ini semakin bertambah seiring ditemukannya sumber air di sebuah lubang batu di atas air terjun tersebut. Warga meyakini, air dalam kedung wali itu memiliki ’’tuah’’.
Kadus Keseneng Basuki mengatakan, kedung wali ditemukan pada 2 April 2010 saat warga membersihkan aliran Sungai Kali Banteng. Menyibak rerumputan yang ada, warga menemukan batu besar yang memiliki lubang menyerupai keong. Kedalaman sekitar 1,5 meter dan diameter 60 sentimeter.
Banyak orang dari Kendal, Kota Semarang, Temanggung, dan warga Kabupaten Semarang yang mengambil air dari kedung wali ini.
Untuk memudahkan orang menuju kedung wali itu, warga di bawah komando Basuki gotong royong membuat jalan berundak dengan menggunakan piranti bambu supaya pengunjung tidak terpeleset.
Ada tata cara doa yang harus dilakukan. Kalau Islam ya berdoa secara Islam. Jika beragama lain ya berdoa menurut agamanya,jelas dia.
Basuki mengatakan, saat menemukan kedung wali, dia mendapati sembilan batu unik yang masih diamankan.
Adapun sejumlah batu yang bertuliskan Arab dikembalikan lagi ke tempat semula di dasar batu yang bermata air ini.
Di dusun ini juga ada makam dua pengikut Pangeran Diponegoro yakni Kiai Mandung dan Kiai Wono Taruno sebagai cikal bakal Desa Keseneng,imbuhnya.
Uang pemasukan Rp 6 juta selama dua bulan digunakan membuat sarana umum seperti mushala, jalan, dan kamar mandi,terang Sabar.
Wisata Baru Kepala Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata Ir Agus Purwoko Djati mengatakan, curug tersebut diharapkan menjadi daya tarik wisata baru yang menjadi daya ungkit agar desa tersebut tidak tertinggal lagi.
Setiap jengkal tanah objek wisata ini harus bisa menghidupi masyarakatnya,tegas Agus Purwoko.
Objek wisata yang masih perawan ini akan diupayakan maksimal dengan menggandeng mitra kerja.
Kabid Destinasi Disporabudpar Nugroho SH bersama pembina Desa Wisata Yossiady BS, baru-baru ini juga mengecek persiapan peresmian Curug Tujuh Bidadari ini.
Kami sudah membentuk kelompok sadar wisata. Kami sudah siapkan Keseneng menjadi Desa Wisata,jelas dia.
Yossi menambahkan, masyarakat Desa Keseneng harus siap menyambut wisatawan dengan baik.
Dijelaskan, curug di desa ini berbeda dengan lainnya. Curug di Keseneng mudah dijangkau jalan kaki dari jalan desa hanya 70 meter.
Air terjun ini ditempuh sekitar empat kilometer dari kantor Kecamatan Sumowono menuju arah Bantir. Sudah banyak petunjuk arah untuk menuju ke curug tersebut.
Di sekitar obyek wisata ini juga banyak warung makan didirikan.
Berikut sedikit petunjuk untuk menuju ke sana:
= Tiket Masuk =
Dewasa : Rp 2.000,-/orang
Parkir : Rp 1.000,-/orang
= Rute =
Dari Ambarawa ambil jalan menuju Bandungan. Kemudian dari Bandungan ambil jalan ke arah barat melewati sebuah pertigaan pasar ambil jalan lurus.
Kemudian di kiri jalan terdapat papan petunjuk arah menuju Curug 7 Bidadari, ikuti papan petunjuk arah tersebut, perjalanannya melewati jalan desa yang berliku dan sempit.
Spoiler for Curug 7 Bidadari:
Spoiler for Curug 7 Bidadari:
Spoiler for Curug 7 Bidadari:
Spoiler for Curug 7 Bidadari:
Spoiler for Curug 7 Bidadari:
Spoiler for Suasana Sekitar:
SOURCE
TS berharap:
jangan di...
0
6.3K
15
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan