Banyak wanita yang kini menjadi pemimpin di tempat kerja mereka, sebut saja Marissa Mayer, CEO dari Yahoo, dan Sheryl Sanberg, COO Facebook. Tetapi nyatanya, kedudukan wanita di beberapa tempat kerja masih diremehkan. Waduh!

Bahkan survei terbaru membuktikan bahwa kedudukan wanita dianggap tidak begitu berpengaruh terhadap kemajuan perusahaan. Survei tersebut juga mengungkapkan sekitar setengah dari wanita yang bekerja, mereka tidak aktif untuk memajukan ekonomi global.

Ternyata tak hanya diragukan saja, jumlah wanita yang direkomendasikan untuk menjadi seorang pemimpin terbilang sedikit. Hanya sekitar 15,7 persen wanita yang masuk sebagai anggota direksi perusahaan. Namun di balik itu semua, ada beberapa alasan yang menyebabkan hal tersebut terjadi.

"Apa yang ditawarkan perusahaan terkadang tidak seperti yang diinginkan oleh wanita. Perlu adanya sistem kerja yang lebih baik, memberikan fleksibilitas untuk para wanita," Ungkap Mara Swan, Wakil Presiden Eksekutif ManpowerGroup di Amerika Serikat yang melakukan penelitian, seperti dikutip dari situs Business News Daily.

"Kita juga perlu fokus pada cara-cara yang strategis untuk mengintegrasikan kembali para wanita yang sementara meninggalkan pekerjaan untuk mengurus keluarga," tambahnya.

Kekurangan pekerja wanita selalu terjadi ketika perusahaan sedang mengalami masalah dalam mencari pekerja terampil. Sepertiga dari pengusaha bahkan mengatakan mereka berjuang untuk menemukan pegawai yang berbakat untuk perusahaan mereka. Padahal mereka bisa lebih jeli dalam menggali bakat dari para pekerja wanita.

"Perusahaan harus menghargai berbagai macam pemikiran, perspektif dan pengalaman untuk mengeluarkan potensi dari semua orang, tanpa memandang jenis kelamin atau generasi, untuk memelihara inovasi dan produktivitas," tutup Jeffrey Joerres, ketua dan CEO ManpowerGroup.