- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Heboh Jual Organ Ginjal Teryata Palsu


TS
Tape123
Heboh Jual Organ Ginjal Teryata Palsu
Kemarin di kaskus sempet Rame ana trit seorang anak usia 19 tahunan jual ginjal dengan alesan buat biaya berobat orang tuanya, entah digembok momod atawa hilang didelete tritnya.. malah ada pengakuan kaga enak dari situs berita terkenal
Quote:
VIVAnews - Bupati Tangerang, Ismet Iskandar, menyayangkan upaya Fahmi Rahardiansyah, yang akan menjual ginjalnya melalui situs jual beli untuk biaya pengobatan orangtuanya.
"Saya sangat menyayangkan tindakan Fahmi yang beriklan di online. Seharusnya dia berkordinasi dengan pemerintah setempat untuk pengobatan ayahnya kalau memang keluarganya tidak mampu," kata Ismet kepada VIVAnews, Rabu, 13 Maret 2013.
Menurut Ismet, Pemerintah Kabupaten Tangerang sangat siap membantu bila ada warga yang tidak memiliki biaya untuk pengobatan. Biaya tersebut akan disalurkan melalui dinas kesehatan.
Ditambahkan Ismet, niat Fahmi untuk menjual ginjal bisa saja berdampak hukum. Berkaitan dengan permasalah ini, Bupati Tangerang telah mengintruksikan Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang, untuk menangani kasus ini hingga tuntas.
Fahmi meminta maaf kepada masyarakat terkait dengan iklan yang dipasangnya untuk menjula ginjal. Dia juga meminta maaf telah memasukan fakta yang salah di forum jual beli online itu. Dia berjanji akan menghapus postingannya di Kaskus dan juga mengembalikan uang yang sudah masuk ke rekeningnya.
Iklan jual ginjal dilakukan Fahmi untuk mendapatkan biaya untuk pengobatan ayahnya yang terhanya hanya sakit darah tinggi. Sementara foto yang dipasang dalam situs jual beli itu adalah foto kakeknya, Sujasmin, yang kini sudah berumur 80 tahun.
Sujasmin tinggal terpisah dan jarak antara rumah orangtuanya dengan rumah kakeknya itu hanya 10 meter. "Saya meminta maaf pada masyarakat bahwa yang saya infokan kemaren itu adalah kakek saya bukan bapak saya," kata Fahmi.
"Saya sangat menyayangkan tindakan Fahmi yang beriklan di online. Seharusnya dia berkordinasi dengan pemerintah setempat untuk pengobatan ayahnya kalau memang keluarganya tidak mampu," kata Ismet kepada VIVAnews, Rabu, 13 Maret 2013.
Menurut Ismet, Pemerintah Kabupaten Tangerang sangat siap membantu bila ada warga yang tidak memiliki biaya untuk pengobatan. Biaya tersebut akan disalurkan melalui dinas kesehatan.
Ditambahkan Ismet, niat Fahmi untuk menjual ginjal bisa saja berdampak hukum. Berkaitan dengan permasalah ini, Bupati Tangerang telah mengintruksikan Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang, untuk menangani kasus ini hingga tuntas.
Fahmi meminta maaf kepada masyarakat terkait dengan iklan yang dipasangnya untuk menjula ginjal. Dia juga meminta maaf telah memasukan fakta yang salah di forum jual beli online itu. Dia berjanji akan menghapus postingannya di Kaskus dan juga mengembalikan uang yang sudah masuk ke rekeningnya.
Iklan jual ginjal dilakukan Fahmi untuk mendapatkan biaya untuk pengobatan ayahnya yang terhanya hanya sakit darah tinggi. Sementara foto yang dipasang dalam situs jual beli itu adalah foto kakeknya, Sujasmin, yang kini sudah berumur 80 tahun.
Sujasmin tinggal terpisah dan jarak antara rumah orangtuanya dengan rumah kakeknya itu hanya 10 meter. "Saya meminta maaf pada masyarakat bahwa yang saya infokan kemaren itu adalah kakek saya bukan bapak saya," kata Fahmi.
Quote:
VIVAnews - Fahmi Rahardiansyah, 19 tahun, warga Balaraja, Desa Talagasari, Kampung Cariu, Tangerang, Banten, meminta maaf telah memunculkan fakta yang salah di forum online.
Dia mengatakan bahwa yang diposting di forum online bukan foto ayahnya yang disebut sakit ginjal, melainkan kakeknya, Sujasmin.
Seperti diketahui, Fahmi memposting akan menjual ginjal untuk pengobatan ayahnya. Sujasmin yang kini berumur 80 tahun, kondisinya memang stroke dan sudah tua.
Sujasmin dan keluarga Fahmi tinggal terpisah. Jarak antara rumah orang tua Fahmi dan kakeknya, bersebelahan sekitar 10 meter. "Saya minta maaf pada masyarakat bahwa yang saya infokan kemarin itu adalah kakek saya bukan bapak saya," ucap Fahmi kepada VIVAnews, Rabu, 13 Maret 2013.
Fahmi yang biasa dipanggil Iyang berjanji akan menghapus postingannya di Kaskus dan juga mengembalikan uang yang sudah masuk ke rekeningnya.
Ayah Fahmi, Diki Ahmadi, mengatakan bahwa anaknya itu adalah sosok yang perhatian terhadap keluarga. Menurutnya, lulusan sekolah kesehatan di Cianjur, Jawa Barat itu sehari-hari lebih sering berada di warung internet.
Fahmi memposting pemberitaan tentang dirinya yang akan menjual ginjal untuk pengobatan ayahnya pada 11 Maret lalu. Sejak itu, dia mengaku kerepotan membalas orang-orang yang menawar untuk membeli ginjalnya. Disampaikan Fahmi, sejak kemarin sudah ada lima orang yang menawar ginjalnya. Calon pembeli menawar ginjal dengan harga Rp30 dan Rp40 juta. Namun harga itu dianggap belum cukup untuk biaya pengobatan ayahnya.
Kini, Fahmi meminta pemberitaan tentang dirinya yang akan menjual ginjal untuk pengobatan ayahnya di media dihentikan.
Dia mengatakan bahwa yang diposting di forum online bukan foto ayahnya yang disebut sakit ginjal, melainkan kakeknya, Sujasmin.
Seperti diketahui, Fahmi memposting akan menjual ginjal untuk pengobatan ayahnya. Sujasmin yang kini berumur 80 tahun, kondisinya memang stroke dan sudah tua.
Sujasmin dan keluarga Fahmi tinggal terpisah. Jarak antara rumah orang tua Fahmi dan kakeknya, bersebelahan sekitar 10 meter. "Saya minta maaf pada masyarakat bahwa yang saya infokan kemarin itu adalah kakek saya bukan bapak saya," ucap Fahmi kepada VIVAnews, Rabu, 13 Maret 2013.
Fahmi yang biasa dipanggil Iyang berjanji akan menghapus postingannya di Kaskus dan juga mengembalikan uang yang sudah masuk ke rekeningnya.
Ayah Fahmi, Diki Ahmadi, mengatakan bahwa anaknya itu adalah sosok yang perhatian terhadap keluarga. Menurutnya, lulusan sekolah kesehatan di Cianjur, Jawa Barat itu sehari-hari lebih sering berada di warung internet.
Fahmi memposting pemberitaan tentang dirinya yang akan menjual ginjal untuk pengobatan ayahnya pada 11 Maret lalu. Sejak itu, dia mengaku kerepotan membalas orang-orang yang menawar untuk membeli ginjalnya. Disampaikan Fahmi, sejak kemarin sudah ada lima orang yang menawar ginjalnya. Calon pembeli menawar ginjal dengan harga Rp30 dan Rp40 juta. Namun harga itu dianggap belum cukup untuk biaya pengobatan ayahnya.
Kini, Fahmi meminta pemberitaan tentang dirinya yang akan menjual ginjal untuk pengobatan ayahnya di media dihentikan.
Quote:
VIVAnews - Tidak hanya wartawan, sejumlah petugas Puskemas dan petugas dari Dinas Kesehatan Tangerang, berdatangan sejak tersiar kabar bahwa Fahmi Rahardiansyah berniat menjual ginjalnya sendiri. Niat ini bahkan dia iklankan secara terbuka di Forum Jual Beli Kaskus.
Gara-gara iklan menggegerkan itu, sejak Senin lalu, 11 Maret 2013, rumah keluarga Fahmi yang terletak di Balaraja, Desa Talagasari, Kampung Cariu RT02 RW01, Tanggerang, Banten, mendadak ramai pengunjung. Kehebohan ini membuat Sidik Ahmadi, ayah Fahmi, kaget alang kepalang. Apalagi, dia baru tahu belakangan dari pemberitaan media bahwa anaknya berencana menjual ginjal untuk membiayai pengobatannya.
"Saya kaget anak saya mau jual ginjal. Saya tidak menyangka sampai seperti itu," kata Diki, panggilan akrab ayah Fahmi, saat ditemui wartawan VIVAnews di rumahnya, Rabu.
Sidik, pensiunan PNS Pemda Cianjur, mengakui Fahmi memang anak yang sangat peduli akan kondisi dia dan keluarganya. Namun, bila Fahmi sampai berniat menjual ginjal untuk biaya pengobatannya, Sidik akan melarangnya.
"Saya memang sakit, tapi sakit saya cuma darah tinggi, bukan penyakit parah," kata Sidik.
Bikin geger di media padahal sakit ayahnya tak separah yang dia gembar-gemborkan, Fahmi jerih sendiri. Dia telah meminta maaf atas tingkahnya mempublikasikan kabar bohong. Dia mengaku bahwa yang dia unggah semula bukanlah foto ayahnya, tapi kakeknya, Sujasmin, yang sudah berumur 80 tahun.
Fahmi nekat jual ginjal demi biaya berobat ayahnya.
Si kakek memang terserang stroke dan sakit-sakitan karena tua. Sujasmin tinggal terpisah di rumah yang berjarah hanya 10 meter dari rumah orangtua Fahmi.
"Saya meminta maaf pada masyarakat bahwa yang saya infokan kemarin itu adalah kakek saya, bukan bapak saya," kata Fahmi, mengaku.
Fahmi, yang biasa dipanggil Iyang, berjanji akan menghapus iklan bohong itu di Kaskus dan berjanji mengembalikan uang sumbangan yang sudah masuk ke rekening pribadinya.
Gara-gara iklan menggegerkan itu, sejak Senin lalu, 11 Maret 2013, rumah keluarga Fahmi yang terletak di Balaraja, Desa Talagasari, Kampung Cariu RT02 RW01, Tanggerang, Banten, mendadak ramai pengunjung. Kehebohan ini membuat Sidik Ahmadi, ayah Fahmi, kaget alang kepalang. Apalagi, dia baru tahu belakangan dari pemberitaan media bahwa anaknya berencana menjual ginjal untuk membiayai pengobatannya.
"Saya kaget anak saya mau jual ginjal. Saya tidak menyangka sampai seperti itu," kata Diki, panggilan akrab ayah Fahmi, saat ditemui wartawan VIVAnews di rumahnya, Rabu.
Sidik, pensiunan PNS Pemda Cianjur, mengakui Fahmi memang anak yang sangat peduli akan kondisi dia dan keluarganya. Namun, bila Fahmi sampai berniat menjual ginjal untuk biaya pengobatannya, Sidik akan melarangnya.
"Saya memang sakit, tapi sakit saya cuma darah tinggi, bukan penyakit parah," kata Sidik.
Bikin geger di media padahal sakit ayahnya tak separah yang dia gembar-gemborkan, Fahmi jerih sendiri. Dia telah meminta maaf atas tingkahnya mempublikasikan kabar bohong. Dia mengaku bahwa yang dia unggah semula bukanlah foto ayahnya, tapi kakeknya, Sujasmin, yang sudah berumur 80 tahun.
Fahmi nekat jual ginjal demi biaya berobat ayahnya.
Si kakek memang terserang stroke dan sakit-sakitan karena tua. Sujasmin tinggal terpisah di rumah yang berjarah hanya 10 meter dari rumah orangtua Fahmi.
"Saya meminta maaf pada masyarakat bahwa yang saya infokan kemarin itu adalah kakek saya, bukan bapak saya," kata Fahmi, mengaku.
Fahmi, yang biasa dipanggil Iyang, berjanji akan menghapus iklan bohong itu di Kaskus dan berjanji mengembalikan uang sumbangan yang sudah masuk ke rekening pribadinya.
Quote:
VIVAnews - Rumah Sakit Umum Daerah Kota Depok, membantah telah menelantarkan Dedi Wahyono (21), pasien tidak mampu yang akhirnya meninggal di pelataran RSUD Depok pada Selasa, 12 Maret 2013 kemarin.
Direktur RSUD Depok, Lies Karmawati menjelaskan, dari hasil pemeriksaan petugas jaga, Dedi sudah meninggal dunia dalam perjalanan menuju rumah sakit.
"Saat tiba, semua tanda respon kehidupan sudah tidak ada. Dokter menyatakan pasien itu DOA atau Death on Arrival. Diduga meninggal di dalam perjalanan," katanya.
Lies membantah RSUD menolak Dedi, meski belum ada perawatan medis khusus untuk pasien penderita kanker otak itu. "Sebelumnya Dedi memang sempat dirawat di RSUD Depok dan dirujuk ke RSUD Cibinong," katanya.
Nasib pilu yang dialami anak buruh cuci itu bermula pada Senin kemarin. Ia ditolak RSUD Depok dan RS Harapan Depok dengan alasan kamar dan alat penunjang tidak memadai.
Setelah sempat dilarikan ke RSUD Cibinong dengan perawatan medis seadanya, kondisi Dedi semakin mengkhawatirkan. Bermodal uang seadanya dan ditemani awak media, keluarga kurang mampu ini pun kembali melarikan Dedi ke RSUD Depok. Untunglah, setibanya di RS ini Dedi akhirnya langsung ditangani sigap oleh petugas medis.
Namun sayang, nyawa pemuda yang sehari-harinya berprofesi sebagai petugas kebersihan ini tak dapat tertolong. Nyawa Dedi diperkirakan melayang sesaat setelah tubuh kurusnya diturunkan dari mobil dan dibawa menuju ruang instalasi UGD menggunakan kasur dorong.
Kepergian Dedi menyisakan luka mendalam bagi keluarga terlebih sang ibu, Supiani. Kepedihan Supiani semakin tak tertahankan lantaran ia menjadi saksi dimana buah hatinya yang merupakan tulang punggung keluarga sempat mengalami penolakan di dua RS.
"Anak saya ditolak di RS Harapan dengan alasan alatnya enggak ada. Sebelumnya di RSUD Depok kami juga ditolak dengan alasan kamarnya tak ada. Kami memang orang miskin, kami enggak punya apa-apa, kami juga enggak punya Jamkesda," teriak Supiani histeris sebelum akhirnya tumbang tak sadarkan diri
Direktur RSUD Depok, Lies Karmawati menjelaskan, dari hasil pemeriksaan petugas jaga, Dedi sudah meninggal dunia dalam perjalanan menuju rumah sakit.
"Saat tiba, semua tanda respon kehidupan sudah tidak ada. Dokter menyatakan pasien itu DOA atau Death on Arrival. Diduga meninggal di dalam perjalanan," katanya.
Lies membantah RSUD menolak Dedi, meski belum ada perawatan medis khusus untuk pasien penderita kanker otak itu. "Sebelumnya Dedi memang sempat dirawat di RSUD Depok dan dirujuk ke RSUD Cibinong," katanya.
Nasib pilu yang dialami anak buruh cuci itu bermula pada Senin kemarin. Ia ditolak RSUD Depok dan RS Harapan Depok dengan alasan kamar dan alat penunjang tidak memadai.
Setelah sempat dilarikan ke RSUD Cibinong dengan perawatan medis seadanya, kondisi Dedi semakin mengkhawatirkan. Bermodal uang seadanya dan ditemani awak media, keluarga kurang mampu ini pun kembali melarikan Dedi ke RSUD Depok. Untunglah, setibanya di RS ini Dedi akhirnya langsung ditangani sigap oleh petugas medis.
Namun sayang, nyawa pemuda yang sehari-harinya berprofesi sebagai petugas kebersihan ini tak dapat tertolong. Nyawa Dedi diperkirakan melayang sesaat setelah tubuh kurusnya diturunkan dari mobil dan dibawa menuju ruang instalasi UGD menggunakan kasur dorong.
Kepergian Dedi menyisakan luka mendalam bagi keluarga terlebih sang ibu, Supiani. Kepedihan Supiani semakin tak tertahankan lantaran ia menjadi saksi dimana buah hatinya yang merupakan tulang punggung keluarga sempat mengalami penolakan di dua RS.
"Anak saya ditolak di RS Harapan dengan alasan alatnya enggak ada. Sebelumnya di RSUD Depok kami juga ditolak dengan alasan kamarnya tak ada. Kami memang orang miskin, kami enggak punya apa-apa, kami juga enggak punya Jamkesda," teriak Supiani histeris sebelum akhirnya tumbang tak sadarkan diri
Spoiler for Sumber:
http://fokus.news.viva.co.id/news/read/397224-bupati-tangerang-sesalkan-tindakan-fahmi-menjual-ginjal
http://fokus.news.viva.co.id/news/re...-ginjal-distop
http://fokus.news.viva.co.id/news/re...nak-buruh-cuci
http://fokus.news.viva.co.id/news/re...a-darah-tinggi
http://fokus.news.viva.co.id/news/re...-ginjal-distop
http://fokus.news.viva.co.id/news/re...nak-buruh-cuci
http://fokus.news.viva.co.id/news/re...a-darah-tinggi
Kenapa harus bohong gan, padahal banyak yg mau ngebantu dengan hati nyang ikhlas. kasian juga buat yang sudah nyumbang uang fikiran juga tenaga ngebantu ente
. .

Bantu

Boleh juga









Boleh juga






Diubah oleh Tape123 13-03-2013 23:16
0
6K
Kutip
97
Balasan
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan