maaf gan kalo repost atau belepotan ane msh belajar bikin thread
Spoiler for 5:
Ryan Babel (Ajax)
Usai karirnya di Liverpool dan Hoffenheim kurang bersinar, Babel memutus untuk kembali ke Ajax. Jasanya di Inggris dan Jerman memang kurang dihargai. Pasalnya, pemain yang memiliki kecepatan ini kerap malas mengoper pada rekan-rekannya.
Spoiler for 4.:
Ricardo Quaresma (Al Ahli Dubai)
Winger Timnas Portugal ini masih berusia 29 tahun tapi sudah terlempar ke Timur Tengah setelah gagal total di Inter Milan dan Chelsea.
Quaresma sempat menjalani dua musim yang cukup bagus bersama klub Turki, Besiktas. Tapi kebiasaanya memegang bola lama-lama membuat banyak pelatihnya frustrasi.
Spoiler for 3.:
Adel Taarabt (QPR)
Kadang seorang jenius tertutupi oleh sikap egoisnya. Itulah yang terlihat dalam sosok Taarabt. Meski tampil sangat baik, Tottenham tidak pusing untuk melepasnya.
Pindah ke QPR ternyata permainan pemuda Maroko ini tidak berubah. Berkali-kali Taarabt asyik sendiri memegang bola. Harry Redknapp pun mulai jengah dan akhirnya membangku cadangkan pencetak empat gol dan empat assists untuk QPR pada laga terakhir.
Spoiler for 2.:
Luis Suarez (Liverpool)
Suarez bukan saja pemain terbaik The Reds, tapi juga jadi salah satu kunci sukses Liverpool dua musim belakangan. Label One-Man Team pun sempat disematkan.
Menurut statistik Whoscored.com, pemain berjuluk "El Pistolero" itu saat ini tercatat menjadi pemain yang paling banyak kehilangan possession dan dribble yang tidak berhasil (5 kali per pertandingan). Namun, tanpa aksi egoisnya Liverpool dinilai takkan mampu masuk 10 besar Premier League saat ini.
Spoiler for 1.:
Arjen Robben (Bayern Munich)
Robben memang dikenal dan akan dikenal sebagai salah satu pemain paling egois di dalam dunia sepakbola. Memiliki kecepatan dan kelebihan menggiring bola, si "Kaki Kaca" memang senang menari-nari menipu pemain lawan.
Namun, tidak jarang aksi individunya malah merugikan timnya. Beberapa kali, Robben memaksakan untuk mencetak gol padahal banyak rekan-rekannya yang memiliki ruang terbuka. Mungkin karena ini juga, pelatih Bayern Munich, Jupp Heynckes, sempat jarang memainkannya sejak menit pertama.