Warung makan terpedas di kampung ane. Berani Coba!!!!
TS
c1m03l
Warung makan terpedas di kampung ane. Berani Coba!!!!
Di desa Ngajum Malang ada warung makan yang jadi tempat favorit ane. Namanya "WARUNG AYAM PEDAS BU AMINAH". ini dia warungnya gan :
Riwayat tentang warung bu aminah :
Quote:
Warung ini sendiri ada sejak tahun 1992, awalnya Aminah sang pemilik jualan jemblem (makanan berasal dari singkong) dan kopi, yang buka 24 jam. Maklum warung tersebut juga berfungsi sebagai tempat tinggal, siang yang jaga adalah Aminah dan malamnya yang jaga sang suami.
Seiring usia Aminah dan suaminya yang semakin menua, pada tahun 1998 Kustinah anak tunggal dari Aminah mengambil alih warung tersebut. Ditangan Kustinah warung diubah jam bukanya, hanya jam 07.00-17.00 WIB, alasannya sederhana karena Kustinah tidak tinggal disitu.
Awal buka, 1 ekor ayam kampung habis, demikian kenang Kustinah. Waktu itu, ada seorang yang bernama Gunawan, polisi lalu-lintas yang mampir ke warungnya. Karena pedasnya pas dan enak, keesokan hari harinya dia mampir lagi ke warung dengan teman-temannya, dari Gunawan inilah warungnya terkenal, tutur Kustinah.
Kustinah menuturkan bahwa setelah hari pertama pada tahun 1998, yang hanya menyediakan 1 ekor,dari hari ke hari terus bertambah sampai sekarang sebanyak 30 ekor, yang mampir ke warungnya bisa dibilang beragam latar belakang. Sampai-sampai camat Ngajum dan Bupati Malang, Sujud-pun pernah mampir ke warungnya. Bahkan beberapa kali ditawari investor untuk memperbesar kapasitas warungnya, tapi dia menolak dengan halus.
Tiap hari ayam-ayam kampung tersebut disetori langsung dari peternak-peternak rumahan asal Sembon, Tumpang Rejo dan Jatisari, jadi betul-betul ayam kampung, bukan ayam kampung yang diternakkan secara khusus dan intensif.
Untuk cara masaknya menggunakan kayu bakar, dan bumbu-bumbunya diuleg secara manual bukan diblender. Kustinah beralasan kalau memasaknya memakai gas ataupun bumbunya diblender, citra rasa ayam kampung pedesnya akan hilang. Dan pedasnya murni cabe, tidak memakai merica.
Dari pengalaman tim SeputarMalang.Com menikmati masakan pedas ayam kampung Bu Aminah, memang khas banget pedasnya. Biasanya masakan pedas itu perut terasa panas, tapi masakan bu Aminah terasa hangat.
Yossy, pengunjung asal Jalan Diponegoro Batu menuturkan bahwa masakan pedas ayam kampung Bu Aminah pedasnya tidak membuat perut sakit, malah ngangeni. Masih menurut Yossy, jauh-jauh dari Batu hanya melepas kangen masakan Bu Aminah.
sumber : seputarmalang.com
Bu Aminah:
Sumber referensi lainnya :
Quote:
Mungkin masih belum banyak yang tahu kalau di Ngajum ada sebuah warung yang khas yaitu, “Warung Ayam Kampung Pedas” yang pedasnya huah, luar biasa. Kalau Anda tidak suka pedas, jangan sekali-kali lho ya, membayangkan bagaimana rasa pedasnya.
Ketika Tim InfoKepanjen.com sempat berkunjung dan menanyakan berapa banyak lombok yang digunakan untuk masak dalam sehari. "Nggih niku ingkang diprithili mbahe niku sekawan kilo," jawab Mbah Kusman, sambil menunjuk Mbah Aminah yang sedang menghilangkan tangkai lombok di tampah. Lombok yang sudah diprithili (jawa) ditaruh dipanci yang ada di sampingnya.
Kalau kami tidak menjumpai sendiri berapa banyaknya lombok yang mau dimasak saat itu, kami juga tidak percaya. Kami bertanya dalam bahasa jawa, “La menawi pedesane awis dos pundi mbah?”. “Nggih dos pundi maleh? Terus mawon sadeyan, lha wong nate setunggal kilo regine seket ewu nggih taksih sadeyan,” jawab mbah Kusman lagi, yang diiyakan oleh mbah Aminah dan anaknya yang bernama mbak Kus.
Diceritakan oleh Mbah Kusman, warung itu ada sejak tahun 80 an. Ketika itu yang dijual masih berupa jajan gorengan yang berupa jemblem (makanan dari singkong yang ditumbuk dalamnya diberi gula), ketan dan pisang goreng. Meskipun begitu juga laris kalau buka bisa sampai jam setengah dua pagi.
Setelah beberapa tahun berjalan, putrinya mbah Kusman mencoba untuk menambah menu jualannya dengan memotong seekor ayam kampung yang dimasak pedas, karena saat itu lomboknya masih milik sendiri dan tinggal metik. Ternyata dari satu ekor ayam bisa terus berkembang hingga saat ini bisa menghabiskan 8-12 ekor ayam. Katanya, tergantung besar kecilnya ayam.
Kalau mungkin Anda sempat lewat di depan warung tersebut di pagi hari antara jam 6 sampai jam 7 pagi, jangan kaget lho ya, kalau ada mobil patroli polisi ataupun sepeda motor BM yang parkir di atas warung tersebut. Karena ternyata bapak-bapak polisi setelah melaksanakan tugas pagi di jalan raya banyak sekali yang sarapan di warung pedas tersebut.
"Nggih ngantos Singosari, Sawojajar, Lawang , Malang... wah pokoke kathah engast,” ungkap Mbah Kusman ketika ditanya soal pelanggannya yang menyukai ayam pedas dari warungnya. Di jaman modern sekarang ini, Mbak Kus juga melayani pesanan melalui telepon. Biasanya pelanggan kalau mau datang ke warung telepon dulu karena tak jarang pada saat berombongan datang, sampai di tempat kehabisan. Kebiasaan pelanggannya adalah yang sudah makan di situ pasti akan membungkus lagi ayam pedas itu untuk di bawa pulang.
Nah, bagi Anda yang suka makan pedas, atau yang merasa kurang enak badan, bisa mencoba masakan pedas di Warung Ayam Kampung Pedas, Ngajum ini. Bisa dipastikan Anda akan berkeringat setelah melahapnya.
Sumber : infokepanjen.com
Spoiler for ini cabai yang digunakan buat masak ayam pedasnya:
ini nih nasi ayam pedasnya :
Kalo pulang kampung ane selalu mampir ke warung ini. Biasanya makan disana habis 3 piring. Btw buat agan2 yang mau main ato jalan2 ke malang coba aja mampir di warung ini. rasakan sensasi pedesnya pokoke KUANEEEE LUOPPPP !!!! (enak puol).