- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Bian Lian Seni Mengubah Wajah
TS
andycole
Bian Lian Seni Mengubah Wajah
Spoiler for Bian Lian Seni Mengubah wajah:
Seni pertunjukan ini menjadi sesuatu yang istimewa. Melalui tradisi yang ketat, ia diwariskan secara turun-temurun dari generasi ke generasi dalam keluarga. Mereka yang telah mempelajarinya akan sanggup melakukan perubahan rias wajah hanya dalam hitungan detik. Inilah seni dari daratan Tiongkok yang dikenal sebagai bian lian, suatu seni mengubah wajah!
Bian lain (face changing-ubah wajah) adalah suatu seni opera (drama) Tiongkok kuno. Menjadi bagian penting dalam seni pertunjukan opera Sichuan di kota bernama Cheng Du di Provinsi Sichuan RRC.
Pertunjukan ini memang sangat istimewa, karena pemain yang menguasai teknik dan seni bian lian bisa mengubah tampilan wajah dalam hitungan detik di atas pentas di depan sejumlah mata pengunjung. Mereka bisa melakukan perubahan itu berkali-kali, hanya dalam satu menit.
Para pemain bian lian biasanya mengecat wajah mereka dengan warna-warna menyolok menjadi semacam topeng. Penampilan itu didukung dengan kostum yang juga penuh warna. Saat pertunjukan berlangsung dan membutuhkan perubahan mimik yang menggambarkan perasaan, emosi dan situasi yang dihadapi dalam lakon, maka pemain bian lian dengan secepat kilat bisa bersalin rupa dengan warna-warna cat wajah yang berbeda. Bahkan lebih cepat dari kemampuan mata untuk melihat proses perubahan itu terjadi.
Hanya dengan gerakan gemulai tangan atau sedikit gerakan badan, anggukan kepala atau berpaling sekejap saja, para pemain bian lian bisa mengubah rias wajah mereka.
Bian lain (face changing-ubah wajah) adalah suatu seni opera (drama) Tiongkok kuno. Menjadi bagian penting dalam seni pertunjukan opera Sichuan di kota bernama Cheng Du di Provinsi Sichuan RRC.
Pertunjukan ini memang sangat istimewa, karena pemain yang menguasai teknik dan seni bian lian bisa mengubah tampilan wajah dalam hitungan detik di atas pentas di depan sejumlah mata pengunjung. Mereka bisa melakukan perubahan itu berkali-kali, hanya dalam satu menit.
Para pemain bian lian biasanya mengecat wajah mereka dengan warna-warna menyolok menjadi semacam topeng. Penampilan itu didukung dengan kostum yang juga penuh warna. Saat pertunjukan berlangsung dan membutuhkan perubahan mimik yang menggambarkan perasaan, emosi dan situasi yang dihadapi dalam lakon, maka pemain bian lian dengan secepat kilat bisa bersalin rupa dengan warna-warna cat wajah yang berbeda. Bahkan lebih cepat dari kemampuan mata untuk melihat proses perubahan itu terjadi.
Hanya dengan gerakan gemulai tangan atau sedikit gerakan badan, anggukan kepala atau berpaling sekejap saja, para pemain bian lian bisa mengubah rias wajah mereka.
Spoiler for Sejarah:
Bian lian memang sudah dikenal paling tidak sejak 300 tahun lalu pada masa Dinasti Qing (1736-1795) masa pemerintahan Kaisar Qianlong. Ia menjadi seni pertunjukan yang erat dengan tradisi suatu keluarga.
Mulanya, bian lian adalah seni pertunjukan jalanan tradisional yang lazim di wilayah Sichuan. Generasi awal yang menguasai teknik bian lian menggunakan kemampuan mereka untuk mencari nafkah dan pertunjukan jalanan ini menarik minat publik, sehingga selalu ramai ditonton.
Karena sifatnya yang istimewa, seni opera mulai melirik bian lian untuk digabung dalam sebuah pementasan. Maka bian lian pun dipertontonkan dalam ruang khusus bersama penampilan opera Sichuan. Teknik bian lian digunakan untuk mewakili perasaan, pikiran, emosi dan mimik tokoh dalam sebuah lakon. Opera Sichuan dan bian lian kemudian menyatu dan hampir tak terpisahkan lagi menjadi satu seni pertunjukan seni opera yang mampu memukau dunia.
Dalam tradisi pemilik “ilmu” bian lian, teknik tersebut akan diturunkan kepada anak-anak lelaki mereka dan tidak pada perempuan. Tradisi kuno secara ketat melarang keras seni bian lian diwariskan pada orang “luar”. Dengan begitu, seni salin rupa ini tetap menjadi rahasia keluarga yang terjaga dari generasi ke generasi. Masing-masing keluarga yang mewariskan teknik-teknik bian lian punya kekhasan ciri tersendiri. Mereka menjaga ketat warisan keluarga itu, sehingga bian lian menjadi semacam misteri seni yang lestari dan tidak diketahui umum.
Mulanya, bian lian adalah seni pertunjukan jalanan tradisional yang lazim di wilayah Sichuan. Generasi awal yang menguasai teknik bian lian menggunakan kemampuan mereka untuk mencari nafkah dan pertunjukan jalanan ini menarik minat publik, sehingga selalu ramai ditonton.
Karena sifatnya yang istimewa, seni opera mulai melirik bian lian untuk digabung dalam sebuah pementasan. Maka bian lian pun dipertontonkan dalam ruang khusus bersama penampilan opera Sichuan. Teknik bian lian digunakan untuk mewakili perasaan, pikiran, emosi dan mimik tokoh dalam sebuah lakon. Opera Sichuan dan bian lian kemudian menyatu dan hampir tak terpisahkan lagi menjadi satu seni pertunjukan seni opera yang mampu memukau dunia.
Dalam tradisi pemilik “ilmu” bian lian, teknik tersebut akan diturunkan kepada anak-anak lelaki mereka dan tidak pada perempuan. Tradisi kuno secara ketat melarang keras seni bian lian diwariskan pada orang “luar”. Dengan begitu, seni salin rupa ini tetap menjadi rahasia keluarga yang terjaga dari generasi ke generasi. Masing-masing keluarga yang mewariskan teknik-teknik bian lian punya kekhasan ciri tersendiri. Mereka menjaga ketat warisan keluarga itu, sehingga bian lian menjadi semacam misteri seni yang lestari dan tidak diketahui umum.
Spoiler for Dikenal Dunia:
Nama Cai Shao Bo dikenal sebagai master (guru besar) bian lian. Ia menjabat sebagai wakil ketua persatuan opera Sichuan di Cheng Du, yang dikenal luas sebagai pemain bian lian yang paling lihai. Dalam satu menit, master Bo mampu bersalin rupa 10 kali!
Bian lian mulai dikenal luas dalam seni pertunjukan sekitar tahun 1920-an – 1930-an. Saat itu, seorang master bian lian bernama Kang Zilin dinobatkan sebagai “dewa” dalam opera Sichuan yang memadu teknik bian lian.
Kisah yang terkenal dalam opera Sichuan masa itu adalah tentang “pahlawan” yang menjadi buronan. Dalam lakon tersebut, Kang Zilin harus mengubah wajah dan identitas sebanyak 9 kali dalam satu adegan. Karena sesuai cerita, ia harus biasa menyamar dan menghindar dari kejaran pasukan pemerintah. Dari sinilah teknik bian lian yang diterapkan mampu memukau penonton. Maka bian lian pun diadopsi dalam pertunjukan opera Sichuan.
Sejak pementasan tersebut, bian lian menjadi pembicaraan hangat di Sichuan, bahkan menyebar ke seluruh daratan Tiongkok. Namun, terkenalnya opera Sichuan dan seni bian lian sampai ke daratan Eropa dan sebagian besar Asia, justru pada pertunjukan “Legenda Siluman Ular Putih” (White Snake Legend).
Dalam pertunjukan operanya, teknik bian lian digunakan saat tokoh biksu Fa Hai yang akan menumpas siluman ular putih terdesak oleh sekelompok prajurit dari laut (kepiting, udang dan ikan) pimpinan siluman ular putih.
Dalam versi aslinya, sebenarnya Fa Hai menggunakan “mustika” semacam mangkuk emas pemberian Sang Buddha untuk menumpas siluman ular putih. Namun dalam versi opera Sichuan, mangkok emas itu disimbolkan sebagai seorang bocah. Pada lakon ini, si bocah menerapkan teknik bian lian dengan mengubah warna wajah sebanyak delapan kali dari hitam, merah, biru, putih, kuning dan seterusnya. Proses perubahan warna wajah yang cepat ini membuat dunia tersentak dalam kekaguman.
Dari sinilah opera Sichuan dengan teknik bian lian-nya kemudian sering diundang untuk mementaskan opera mereka di banyak negara! Lalu bian lian pun menjadi populer hampir di seluruh dunia sebagai sebuah seni pertunjukan yang memukau. Namun kini ia menjadi seni pertunjukan terpisah dan lebih terkenal ketimbang opera Sichuan.
Bian lian mulai dikenal luas dalam seni pertunjukan sekitar tahun 1920-an – 1930-an. Saat itu, seorang master bian lian bernama Kang Zilin dinobatkan sebagai “dewa” dalam opera Sichuan yang memadu teknik bian lian.
Kisah yang terkenal dalam opera Sichuan masa itu adalah tentang “pahlawan” yang menjadi buronan. Dalam lakon tersebut, Kang Zilin harus mengubah wajah dan identitas sebanyak 9 kali dalam satu adegan. Karena sesuai cerita, ia harus biasa menyamar dan menghindar dari kejaran pasukan pemerintah. Dari sinilah teknik bian lian yang diterapkan mampu memukau penonton. Maka bian lian pun diadopsi dalam pertunjukan opera Sichuan.
Sejak pementasan tersebut, bian lian menjadi pembicaraan hangat di Sichuan, bahkan menyebar ke seluruh daratan Tiongkok. Namun, terkenalnya opera Sichuan dan seni bian lian sampai ke daratan Eropa dan sebagian besar Asia, justru pada pertunjukan “Legenda Siluman Ular Putih” (White Snake Legend).
Dalam pertunjukan operanya, teknik bian lian digunakan saat tokoh biksu Fa Hai yang akan menumpas siluman ular putih terdesak oleh sekelompok prajurit dari laut (kepiting, udang dan ikan) pimpinan siluman ular putih.
Dalam versi aslinya, sebenarnya Fa Hai menggunakan “mustika” semacam mangkuk emas pemberian Sang Buddha untuk menumpas siluman ular putih. Namun dalam versi opera Sichuan, mangkok emas itu disimbolkan sebagai seorang bocah. Pada lakon ini, si bocah menerapkan teknik bian lian dengan mengubah warna wajah sebanyak delapan kali dari hitam, merah, biru, putih, kuning dan seterusnya. Proses perubahan warna wajah yang cepat ini membuat dunia tersentak dalam kekaguman.
Dari sinilah opera Sichuan dengan teknik bian lian-nya kemudian sering diundang untuk mementaskan opera mereka di banyak negara! Lalu bian lian pun menjadi populer hampir di seluruh dunia sebagai sebuah seni pertunjukan yang memukau. Namun kini ia menjadi seni pertunjukan terpisah dan lebih terkenal ketimbang opera Sichuan.
Bagi Agan-agan yang penasaran dengan Bian Lian silahkan di buffer bro, cuman 0,** kok jadi cepet
[YOUTUBE]
[YOUTUBE]http://www.youtube.com/watch?v[/youtube]
Thanks Dah baca agan agan and agan wati
keep posting stop junk
0
2.8K
Kutip
7
Balasan
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan