JAKARTA- Meski sempat diguncang kasus korupsi impor daging sapi, elektabilitas PKS justru diperkirakan akan meningkat. Hal itu disebabkan kemenangan beruntun pasangan yang diusung PKS di Pilgub Jawa Barat (Jabar) dan Sumatera Utara (Sumut).

Apalagi, wilayah Jabar dan Sumut memiliki jumlah pemilih yang relatif besar di Indonesia. "Jumlah pemilih di Jawa Barat itu terbesar di Pulau Jawa, dan Sumatera Utara memiliki jumlah terbesar di Pulau Sumatera," kata pengamat politik dari Media Survei Nasional (Median), Rico Marbun dalam keterangannya, Kamis (7/03/2013).

Kemenangan di dua pilkada itu, kata dia, telah menunjukkan kepemimpinan Anis Matta sebagai Presiden PKS, telah berhasil membalikkan arus serangan terhadap PKS, menjadi peluang. "Serangan kepada PKS setidaknya bisa dijadikan peningkat soliditas bagi kader PKS, ketimbang meruntuhkan soliditas mereka," imbuhnya.

Dia menambahkan, kemenangan di Sumut sebenarnya sangat berharga bagi PKS, mengingat Sumut notabene dengan pemilih relatif pluralis, membuktikan bahwa kandidat yang ditawarkan PKS bisa diterima oleh banyak pihak dengan latar belakang berbeda.

Kemenangan pasangan Gatot Pujo dan Tengku Ery yang diusung PKS pada pilkada Sumut hari ini, menurut pengajar politik Universitas Paramadina itu, telah diprediksi sejak awal.

Berdasarkan temuan survei yang dilakukan Media survei Nasional (Median), pada 17-22 Februari 2013, tingkat elektabilitas, pasangan ini menduduki peringkat pertama dengan 29,9 persen, disusul Gus Irawan-Sukiman sebesar 22,5 persen, Effendi Simbolon-Jumira Abdi 13,7 persen, Amri Tambunan-RE Nainggolan (11,3 persen), dan Chairuman Harahap-Fadli Nurzal (8,8 persen), sedangkan yang tidak menentukan sebesar 14,1 persen.

"Berdasarkan hasil quick count diketahui bahwa raihan pasangan Gatot Pujo-Tengku Ery menacapai sekitar 32 persen, itu menunjukkan di dua pekan terakhir, petinggi PKS berhasil memanfaatkan momentum menaikkan elektabilitas pasangan tersebut,” katanya.

http://news.okezone.com/read/2013/03...ktabilitas-pks