- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Hapus Ponsel, LP Kerobokan Bangun Wartel


TS
van.joko
Hapus Ponsel, LP Kerobokan Bangun Wartel
Quote:
Hapus Ponsel, LP Kerobokan Bangun Wartel
TEMPO.CO, Denpasar - Petugas Lembaga Pemasyarakatan Kerobokan, Bali, rajin melakukan inspeksi mendadak di sel para napi. Hasilnya, mereka tak pernah absen menemukan telepon genggam milik narapidana. Bosan dengan temuan itu, petugas LP pun membuat warung telepon. Namun bukan wartel sebutannya, tapi telpas alias telepon lapas.
"Saya sadar, napi juga perlu komunikasi dengan keluarga atau teman," kata Kepala LP Kerobokan, I Gusti Ngurah Wiratna, Rabu, 6 Maret 2013. "Tapi bukan dengan cara membawa handphone di lapas."
Mirip dengan wartel, telpas berupa bilik-bilik kecil, dengan ukuran sekitar 1 x 1 meter persegi. Setengah dindingnya terbuat dari kaca tembus pandang. Di lima bilik itu, ada telepon genggam merek Nokia dengan beragam provider GSM. "Kalau mau telepon ke nomor Simpati, bisa pakai handphone yang kartunya Simpati. Begitu juga dengan provider lain," kata Wiratna.
Seluruh napi bisa menggunakan layanan ini. Mereka yang hendak menelepon, harus mendaftar dahulu ke petugas penjaga telpas. Dan mereka wajib membayar biaya telepon sesuai pulsa yang digunakan. Caranya, petugas bakal mengecek jumlah pulsa sebelum dan setelah dipakai menelepon.
"Telpas ini lengkap dengan alat perekam pembicaraan," kata Wiratna. "Sehingga, apa yang dibicarakannya murni untuk bersilaturahmi."
Wiratna mengakui, masih banyak napi yang membawa uang ke balik sel. Bila berdasarkan aturan, keberadaan uang dalam bui adalah ilegal. "Tapi susah sekali mensterilkannya."
Selain membersihkan LP dari handphone, Wiratna juga menargetkan LP bersih dari pungutan liar dan narkoba. Saat ini, dia yakin LP Kerobokan sudah bebas pungli, namun tidak dari narkoba. "Sidak narkoba akan dilakukan lebih sering," ujarnya.
(SUMBER)TEMPO.CO, Denpasar - Petugas Lembaga Pemasyarakatan Kerobokan, Bali, rajin melakukan inspeksi mendadak di sel para napi. Hasilnya, mereka tak pernah absen menemukan telepon genggam milik narapidana. Bosan dengan temuan itu, petugas LP pun membuat warung telepon. Namun bukan wartel sebutannya, tapi telpas alias telepon lapas.
"Saya sadar, napi juga perlu komunikasi dengan keluarga atau teman," kata Kepala LP Kerobokan, I Gusti Ngurah Wiratna, Rabu, 6 Maret 2013. "Tapi bukan dengan cara membawa handphone di lapas."
Mirip dengan wartel, telpas berupa bilik-bilik kecil, dengan ukuran sekitar 1 x 1 meter persegi. Setengah dindingnya terbuat dari kaca tembus pandang. Di lima bilik itu, ada telepon genggam merek Nokia dengan beragam provider GSM. "Kalau mau telepon ke nomor Simpati, bisa pakai handphone yang kartunya Simpati. Begitu juga dengan provider lain," kata Wiratna.
Seluruh napi bisa menggunakan layanan ini. Mereka yang hendak menelepon, harus mendaftar dahulu ke petugas penjaga telpas. Dan mereka wajib membayar biaya telepon sesuai pulsa yang digunakan. Caranya, petugas bakal mengecek jumlah pulsa sebelum dan setelah dipakai menelepon.
"Telpas ini lengkap dengan alat perekam pembicaraan," kata Wiratna. "Sehingga, apa yang dibicarakannya murni untuk bersilaturahmi."
Wiratna mengakui, masih banyak napi yang membawa uang ke balik sel. Bila berdasarkan aturan, keberadaan uang dalam bui adalah ilegal. "Tapi susah sekali mensterilkannya."
Selain membersihkan LP dari handphone, Wiratna juga menargetkan LP bersih dari pungutan liar dan narkoba. Saat ini, dia yakin LP Kerobokan sudah bebas pungli, namun tidak dari narkoba. "Sidak narkoba akan dilakukan lebih sering," ujarnya.
0
1.6K
Kutip
14
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan