- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Daniel Sahuleka [ Penyanyi Indonesia yang MENDUNIA ]
TS
AlbertEinstein.
Daniel Sahuleka [ Penyanyi Indonesia yang MENDUNIA ]
Salam Sejahtera, saya cuma mau berbagi informasi.
silahkan di check :
[img][/img]
Thx. Sekian gan ,
minta nya yang baik. thx
silahkan di check :
Quote:
Daniel sahuleka adalah seorang penyanyi jazz keturunan indonesia belanda ,, dengan andalannya bermain gitar solo yang membuat hati kita dibolak-balik karena keahliannya nya memetik gitar ,,banyak orang mengatakan permainan gitar solonya bagaikan orchestra besar yang sedang bermain.
Dari sekian banyak artis dan aktor dari Maluku tepatnya Ambon, tentunya kita masih ingat kepada Daniel Sahuleka. Dialah pelantun lagi dengan judul “Don’t Sleep Away The Night my Baby” yang mulai terkenal sekitar
1978. Hngga saat ini pasti ada di antara kita yang masih dapat mengingat lagu tersebut.
Daniel Sahuleka, pria Ambon berdarah campuran Ambon (ayah) dan Sunda (Ibu) ini dilahirkan di Semarang pada 6 Desember 1950 itu melantunkan lagu itu sebagai tanda masih rindu untuk Indonesia. KIta ingat pada saat itu peranan Daniel Sahuleka -yang kini berusia 60 tahun- menjadi barometer dan kebanggaan masyarakat Indonesia khususnya warga Maluku tentang kehebatan putra daerah yang berhasil merintis karier di negeri Belanda.
Dahulunya, Daniel Sahuleka di Belanda tinggal di daerah WInterswijk di provinsi Gerderland. Provinsi yang terletak di Timur Belanda ini mempunyai ibukota bernama Arnhem. Provinsi ini memiliki populasi sebanyak 2,5 juta jiwa (2010). Di provinsi inilah paling banyak terdapat warga Belanda keturuan Maluku sekitar 50 ribu jiwa. Diperkirakan populasi warga Maluku di Belanda ada sekitar 100.000 orang. (sumber Kementrian Pertahanan.com)
Orang Maluku tinggal tersebar di hampir semua wilayah di Belanda setelah mendapat bantuan pemukiman dari pemerintah. Dalam perkembangannya, ada daerah lainnya yang menjadi kantong-kantong orang Maluku yakni di kota-kota di Belanda antara lain, Apoldo di bagian timur, Egecht dan Sittard di bagian selatan Belanda.
Tentu sedikit beda dengan Suriname, negeri yang tergolong miskin ini merupakan pecahan Belanda dimana di sana banyak bermukim orang Suriname yakni turunan Ambon-Jawa. Di sini juga banyak bermukim orang Maluku, tapi tidak sebanyak di Belanda.
Tahun 1978 ketika Daniel Sahuleka memutuskan kembali ke Indonesia orang terpesona dengan indah dan uniknya suara Daniel Sahuleka. Tentu saja lirik lagu-lagu dan syairnya juga sangat menawan. Jika kita dengarkan kembali akan mengantarkan kita terbang ke Nostalgia Indah saat remaja dahulu.
Daniel Sahuleka mampu meredam kobaran RMS pada saat itu. Orang lebih melihat Maluku pada keindahan alam dan kehebatan penyanyinya serta potensi alamnya ketimbang memikirkan RMS. Tapi kini entah kemana perginya Daniel Sahuleka.
Apakah Daniel Sahuleka tidak muncul maka RMS yang mulai berkibar kembali? Apakah Daniel Sahuleka perlu menghibur kita semua kembali? Yang jelas RMS sekarang sudah mulai unjuk gigi. Ia memiliki jaringan intelejen dan lobi kepada pemerintah Belanda untuk mengkondisikan serang Presiden kita harus ditangkap karena alasan melanggar HAM.
Tidak sanggup kita mengkaji lagi apa dibalik unjuk gigi, dan ancaman tersebut. Kita juga tidak dapat mengatakan itu sebuah gertak sambal karena nyatanya para petinggi RMS memiliki kemampuan lobi ke dalam pemerintah Belanda di mana di sana bercokol pengadilan Mahkamah Internasional yang juga mengurus soal pelanggaran HAM di atas muka bumi.
Apakah bisa jadi jaminan jika Daniel Sahuleka bernyanyi mampu meredam keganasan dan unjuk gigi RMS? tentu juga tidak. Tapi paling tidak kita jadi terkenang masa lalu saat ia bernyanyi dan menjadi bintang kita masalah RMS seperti tersapu oleh pesona Daniel Sahuleka ketimbang agrsifitas dan gerakan RMS sendiri.
RMS sejak 1950 telah didiklarasikan. Namun hingga kini Pemerintah belum menemukan solusi dan jalan damai. Berbeda dengan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) yang dideklarasikan 1970-an ternyata dapat menemukan titik temu pada tahun 2005. Apa pola dan pendekatan yang dapat dilakukan untuk RMS sehingga mampu berdialog seperti dengan GAM?
Kalau belum juga ditemukan jalan damai, mari kita tunggu saja Daniel Sahuleka datang dan bernyanyi kembali. Hanya saja pada saat ini, dia merubah sedikit liriknya dari “Dont Sleep Away The Night May Baby,” menjadi “Don’t Sleep Away The Night My President”… Kenapa,? karena Presiden kita sedang gundah. Ia gelisah. Ia memikirkan dengan sangat serius “ancaman” RMS. Presiden SBY “terpengaruh” oleh ancaman RMS tersebut. Kenapa bisa semudah itu Presiden kita ketakutan dan langsung membatalkan perjalanannya ke Belanda? Apakah pemerintah Belanda dan RMS tidak tertawa melihat ini..?
Padahal pemerintah Belanda menyatakan tidak mengenal dengan RMS, seperti yang kita kutip dari Kompas.com tanggal 3 Oktober 2010, berikut:
“Dalam menanggapi pernyataan John Wattilete yang menyebut dirinya sebagai Presiden RMS, Pemerintah Belanda telah menegaskan kepada Pemerintah Indonesia, melalui KBRI di Den Haag, bahwa mereka tidak mengenal (recognize) RMS,” kata staf khusus Presiden bidang luar negeri Teuku Faizasyah dalam pesan singkatnya di Jakarta, Minggu (3/10/2010).
Jadi, buat apa Presdien terlalu takut? Sedihkan ia sekarang?. Kalau begitu pantaslah Daniel Sahuleka bernyanyi saja untuk menghibur Presiden dan kita semua seperti dahulu lagi.
Dari sekian banyak artis dan aktor dari Maluku tepatnya Ambon, tentunya kita masih ingat kepada Daniel Sahuleka. Dialah pelantun lagi dengan judul “Don’t Sleep Away The Night my Baby” yang mulai terkenal sekitar
1978. Hngga saat ini pasti ada di antara kita yang masih dapat mengingat lagu tersebut.
Daniel Sahuleka, pria Ambon berdarah campuran Ambon (ayah) dan Sunda (Ibu) ini dilahirkan di Semarang pada 6 Desember 1950 itu melantunkan lagu itu sebagai tanda masih rindu untuk Indonesia. KIta ingat pada saat itu peranan Daniel Sahuleka -yang kini berusia 60 tahun- menjadi barometer dan kebanggaan masyarakat Indonesia khususnya warga Maluku tentang kehebatan putra daerah yang berhasil merintis karier di negeri Belanda.
Dahulunya, Daniel Sahuleka di Belanda tinggal di daerah WInterswijk di provinsi Gerderland. Provinsi yang terletak di Timur Belanda ini mempunyai ibukota bernama Arnhem. Provinsi ini memiliki populasi sebanyak 2,5 juta jiwa (2010). Di provinsi inilah paling banyak terdapat warga Belanda keturuan Maluku sekitar 50 ribu jiwa. Diperkirakan populasi warga Maluku di Belanda ada sekitar 100.000 orang. (sumber Kementrian Pertahanan.com)
Orang Maluku tinggal tersebar di hampir semua wilayah di Belanda setelah mendapat bantuan pemukiman dari pemerintah. Dalam perkembangannya, ada daerah lainnya yang menjadi kantong-kantong orang Maluku yakni di kota-kota di Belanda antara lain, Apoldo di bagian timur, Egecht dan Sittard di bagian selatan Belanda.
Tentu sedikit beda dengan Suriname, negeri yang tergolong miskin ini merupakan pecahan Belanda dimana di sana banyak bermukim orang Suriname yakni turunan Ambon-Jawa. Di sini juga banyak bermukim orang Maluku, tapi tidak sebanyak di Belanda.
Tahun 1978 ketika Daniel Sahuleka memutuskan kembali ke Indonesia orang terpesona dengan indah dan uniknya suara Daniel Sahuleka. Tentu saja lirik lagu-lagu dan syairnya juga sangat menawan. Jika kita dengarkan kembali akan mengantarkan kita terbang ke Nostalgia Indah saat remaja dahulu.
Daniel Sahuleka mampu meredam kobaran RMS pada saat itu. Orang lebih melihat Maluku pada keindahan alam dan kehebatan penyanyinya serta potensi alamnya ketimbang memikirkan RMS. Tapi kini entah kemana perginya Daniel Sahuleka.
Apakah Daniel Sahuleka tidak muncul maka RMS yang mulai berkibar kembali? Apakah Daniel Sahuleka perlu menghibur kita semua kembali? Yang jelas RMS sekarang sudah mulai unjuk gigi. Ia memiliki jaringan intelejen dan lobi kepada pemerintah Belanda untuk mengkondisikan serang Presiden kita harus ditangkap karena alasan melanggar HAM.
Tidak sanggup kita mengkaji lagi apa dibalik unjuk gigi, dan ancaman tersebut. Kita juga tidak dapat mengatakan itu sebuah gertak sambal karena nyatanya para petinggi RMS memiliki kemampuan lobi ke dalam pemerintah Belanda di mana di sana bercokol pengadilan Mahkamah Internasional yang juga mengurus soal pelanggaran HAM di atas muka bumi.
Apakah bisa jadi jaminan jika Daniel Sahuleka bernyanyi mampu meredam keganasan dan unjuk gigi RMS? tentu juga tidak. Tapi paling tidak kita jadi terkenang masa lalu saat ia bernyanyi dan menjadi bintang kita masalah RMS seperti tersapu oleh pesona Daniel Sahuleka ketimbang agrsifitas dan gerakan RMS sendiri.
RMS sejak 1950 telah didiklarasikan. Namun hingga kini Pemerintah belum menemukan solusi dan jalan damai. Berbeda dengan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) yang dideklarasikan 1970-an ternyata dapat menemukan titik temu pada tahun 2005. Apa pola dan pendekatan yang dapat dilakukan untuk RMS sehingga mampu berdialog seperti dengan GAM?
Kalau belum juga ditemukan jalan damai, mari kita tunggu saja Daniel Sahuleka datang dan bernyanyi kembali. Hanya saja pada saat ini, dia merubah sedikit liriknya dari “Dont Sleep Away The Night May Baby,” menjadi “Don’t Sleep Away The Night My President”… Kenapa,? karena Presiden kita sedang gundah. Ia gelisah. Ia memikirkan dengan sangat serius “ancaman” RMS. Presiden SBY “terpengaruh” oleh ancaman RMS tersebut. Kenapa bisa semudah itu Presiden kita ketakutan dan langsung membatalkan perjalanannya ke Belanda? Apakah pemerintah Belanda dan RMS tidak tertawa melihat ini..?
Padahal pemerintah Belanda menyatakan tidak mengenal dengan RMS, seperti yang kita kutip dari Kompas.com tanggal 3 Oktober 2010, berikut:
“Dalam menanggapi pernyataan John Wattilete yang menyebut dirinya sebagai Presiden RMS, Pemerintah Belanda telah menegaskan kepada Pemerintah Indonesia, melalui KBRI di Den Haag, bahwa mereka tidak mengenal (recognize) RMS,” kata staf khusus Presiden bidang luar negeri Teuku Faizasyah dalam pesan singkatnya di Jakarta, Minggu (3/10/2010).
Jadi, buat apa Presdien terlalu takut? Sedihkan ia sekarang?. Kalau begitu pantaslah Daniel Sahuleka bernyanyi saja untuk menghibur Presiden dan kita semua seperti dahulu lagi.
Quote:
[img][/img]
Quote:
Lelaki berumur 62 tahun ini lahir di Semarang Jawa Tengah pada tanggal 6 Desember 1950 adalah seorang penyanyi Belanda yang berdarah Ambon.
Ia tinggal di Winterswijk sebuah gemeente Belanda yang terletak di provinsi Gelderland.
Bakat menyanyinya dicuatkan oleh Rudy Bennett. Daniel tidak banyak menerbitkan album. Beberapa lagunya yang terkenal di Indonesia, antara lain : You Make My World So Colorful yang muncul pada awal 1980-an sebagai salah satu lagu dalam album Daniel Sahuleka (1977) dan "Don't Sleep Away The Night" yang merupakan singel album dengan judul yang sama pada tahun 1978. Pada awal kariernya sebagai penyanyi rekaman, Daniel bernaung di bawah Polydor (Belanda).
== Karir ==
Pada tahun 1990-an, ia tidak banyak membuat rekaman, kecuali beberapa konser kecil pada 1995 dan beberapa album. Pada 2004, ia menerbitkan sebuah album baru yang antara lain berisi Berdendang, yang kuat diwarnai oleh nada dari tanah leluhurnya, Maluku.
Daniel Sahuleka adalah seorang penyanyi Belanda yang berdarah Sunda(Ibu)-Ambon(Ayah), Indonesia.
Penyanyi Belanda kelahiran Semarang 6 Desember 1960, Daniel Sahuleka mengaku bangga berdarah Indonesia. Ia juga senang bisa melihat dan merasakan langsung derita korban erupsi Merapi yang selama ini dilihatnya dari layar televisi.
"Dari dulu saya ingin sekali bisa pergi ke Indonesia. Berkat musik saya akhirnya bisa ke sini. Dalam pikiran saya dulu negeri jauh, namun sekarang sudah sekitar 12 kali bolak balik Indonesia," ujar pria yang dibawa ke Belanda oleh kedua orangtuanya saat berumur 10 bulan.
Musisi berdarah Maluku-Sunda ini tidak menginginkan jika negeri di mana ia dilahirkan, terus menerus dirundung masalah seperti bencana alam yang terjadi di Merapi dan Mentawai akhir tahun 2010.
Ia juga tidak menginginkan timbul kerusuhan berdarah di daerah asal nenek moyangnya, seperti yang terjadi beberapa tahun lalu.
"Saya tidak menginginkan adanya kerusuhan antar agama terjadi lagi di Maluku, karena ibu saya juga beragama Islam," cetus pria yang baru saja menyumbangkan dana untuk korban Merapi sebesar Rp 33 juta.
Ia tinggal di Winterswijk sebuah gemeente Belanda yang terletak di provinsi Gelderland.
Bakat menyanyinya dicuatkan oleh Rudy Bennett. Daniel tidak banyak menerbitkan album. Beberapa lagunya yang terkenal di Indonesia, antara lain : You Make My World So Colorful yang muncul pada awal 1980-an sebagai salah satu lagu dalam album Daniel Sahuleka (1977) dan "Don't Sleep Away The Night" yang merupakan singel album dengan judul yang sama pada tahun 1978. Pada awal kariernya sebagai penyanyi rekaman, Daniel bernaung di bawah Polydor (Belanda).
== Karir ==
Pada tahun 1990-an, ia tidak banyak membuat rekaman, kecuali beberapa konser kecil pada 1995 dan beberapa album. Pada 2004, ia menerbitkan sebuah album baru yang antara lain berisi Berdendang, yang kuat diwarnai oleh nada dari tanah leluhurnya, Maluku.
Daniel Sahuleka adalah seorang penyanyi Belanda yang berdarah Sunda(Ibu)-Ambon(Ayah), Indonesia.
Penyanyi Belanda kelahiran Semarang 6 Desember 1960, Daniel Sahuleka mengaku bangga berdarah Indonesia. Ia juga senang bisa melihat dan merasakan langsung derita korban erupsi Merapi yang selama ini dilihatnya dari layar televisi.
"Dari dulu saya ingin sekali bisa pergi ke Indonesia. Berkat musik saya akhirnya bisa ke sini. Dalam pikiran saya dulu negeri jauh, namun sekarang sudah sekitar 12 kali bolak balik Indonesia," ujar pria yang dibawa ke Belanda oleh kedua orangtuanya saat berumur 10 bulan.
Musisi berdarah Maluku-Sunda ini tidak menginginkan jika negeri di mana ia dilahirkan, terus menerus dirundung masalah seperti bencana alam yang terjadi di Merapi dan Mentawai akhir tahun 2010.
Ia juga tidak menginginkan timbul kerusuhan berdarah di daerah asal nenek moyangnya, seperti yang terjadi beberapa tahun lalu.
"Saya tidak menginginkan adanya kerusuhan antar agama terjadi lagi di Maluku, karena ibu saya juga beragama Islam," cetus pria yang baru saja menyumbangkan dana untuk korban Merapi sebesar Rp 33 juta.
Quote:
Beberapa lagu karya Daniel Sahuleka :
- 1976 - You Make My World So Colorful
- 1976 - Marie Claire
- 1977 - Love To Love You
- 1977 - The Change
- 1978 - Long Distance Highway
- 1979 - Finally Home Again
- 1980 - Don't Sleep Away The Night
- 1981 - We'll Go Out Tonight
- 1981 - Wake Up
- 1982 - Ev'rybody Feel The Groove
- 1992 - Viva La Libertad
- 1983 - Ev'ry Day It Should Be Christmas
- 1983 - Such Luck
- 1983 - Skankin'
- 1984 - Dance In The Street
- 1985 - Let Us All Be One
- 1990 - Imagine
- 1993 - I Adore You
- 1993 - You Make My World So Colorful live
- 1995 - Bulan Pakai Payung
- 1995 - Simphoni
- 1996 - Dust of Life
- 1976 - You Make My World So Colorful
- 1976 - Marie Claire
- 1977 - Love To Love You
- 1977 - The Change
- 1978 - Long Distance Highway
- 1979 - Finally Home Again
- 1980 - Don't Sleep Away The Night
- 1981 - We'll Go Out Tonight
- 1981 - Wake Up
- 1982 - Ev'rybody Feel The Groove
- 1992 - Viva La Libertad
- 1983 - Ev'ry Day It Should Be Christmas
- 1983 - Such Luck
- 1983 - Skankin'
- 1984 - Dance In The Street
- 1985 - Let Us All Be One
- 1990 - Imagine
- 1993 - I Adore You
- 1993 - You Make My World So Colorful live
- 1995 - Bulan Pakai Payung
- 1995 - Simphoni
- 1996 - Dust of Life
Thx. Sekian gan ,
minta nya yang baik. thx
0
7K
Kutip
24
Balasan
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan