- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
ZUHUD Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam


TS
an.naml
ZUHUD Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam
Assalamu'alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh
Lanjutan dari thread newbie yang sebelumnya, Happy Reading aj deh om

Spoiler for Zuhudnya Rasulullah S.A.W:
Ketika Nabi S.A.W lebih memilih menjadi Nabi yang hamba daripada Nabi yang raja, ini bukan berarti beliau mengajari kita untuk menjadi orang yang malas. Karena dalam sejarah, Nabi S.A.W adalah seorang yang gigih dalam mencari nafkah untuk keluarganya. Artinya, pilihan hidup beliau ini bukan mengandung unsur perjuangan. Justru beliau menjadi figur teladan dalam etos kerja mencari penghidupan, tetapi juga menjadi panutan didalam zuhud dan kesederhanaan. Beliau bersabda;
Salah satu akhlak Rasulullah S.A.W yang sangat luhur adalah kezuhudannya. Kezuhudan Rasulullah S.A.W sungguh tiada bandingnya. Padahal, setelah seluruh Jazirah Arab berhasil dikuasai Islam, harta kekayaan datang mengalir berlimpah-limpah dari segala pelosok. Namun, beliau tetap mengesampingkan kemewahan dan kesenangan dunia yang fana itu. Beliau tetap hidup sederhana bahkan tidurnya pun tetap diatas tikar yang kasar, sehingga nampak guratan tikar tersebut membekas pada kulit rusuk dan pinggang beliau. Ketika datang kepada beliau seorang sahabat menawarkan tilam yang empuk, tawaran tersebut ditolaknya seraya bersabda;
Demikian pula, dalam sebuah riwayat Allah S.W.T pernah menawarkan kepada Rasulullah S.A.W emas sebanyak butiran pasir yang ada di saluran air bah kota Makkah. Namun, beliau enggan menerima tawaran itu. "Tidak, ya Tuhanku," ujarnya. "Lebih baik lapar sehari, dan kenyang sehari. Bila kenyang aku bersyukur memuji dan memuja-Mu, dan kalau lapar, aku akan meratap berdoa kepada-Mu."
Beliau yang puas dengan hidup sederhana di dunia ini, pernah berdoa; "Ya Allah, berikanlah kepada keluarga Muhammad, rizki sekedar cukup dimakan," demikianlah Bukhari dan Muslim meriwayatkan.
Istrinya, Siti Aisyah R.A pernah berkata:
Imam Ahmad dan Muslim meriwayatkan, bahwa Rasulullah S.A.W belum pernah kenyang dari tepung gandum selama tiga hari berturut-turut hingga akhir hayatnya. Demikian juga, beliau tidak pernah makan roti yang dibuat dari tepung halus. Sejak beliau diangkat oleh Allah S.W.T sebagai Nabi hingga beliau wafat.
Kadangkala satu atau dua bulan berlalu, dapur rumah tangga Rasulullah S.A.W tidak kelihatan nyala api atau asap yang mengepul; kurma dan air itulah makanan sehari-hari keluarga beliau.
Pada suatu hari, putri Rasulullah S.A.W, Siti Fatimah datang membawa sepotong roti. Beliau lalu berkata: "Apa dan darimanakah roti itu ya Fatimah?" Sambil tersenyum Fatimah menjawab, "Itu sepotong kue, dan aku sendiri yang membuatnya. Tidak sampai hati rasanya aku memakannya sebelum engkau mencicipinya."
"Inilah makanan pertama yang masuk kedalam mulut ayahmu," kata Nabi S.A.W sambil memotong sedikit lalu menikmati kue pemberian putri kesayangannya itu.
Demikian pula, baju besi Rasulullah S.A.W pernah digadaikan tiga puluh liter bulgur untuk keperluan keluarganya.
Jabir pernah mengisahkan pengalamannya, ia berkata, "Bahwa menjelang hari-hari perang Khandaq Nabi S.A.W bersama-sama para sahabatnya, tiga hari berturut-turut tidak merasakan makanan apapun dalam kesibukan menggali parit pertahanan. Bahkan di tengah orang lagi sibuk menggali tanah muncul sebuah batu besar lagi keras. Nabi S.A.W lalu memerintahkan agar batu itu disiram air. Aku yang sempat berpaling melihat Nabi S.A.W menyelipkan perutnya dengan batu untuk menahan rasa lapar." (HR. Ibnu Sa'ad)
Dan Aisyah R.A berkata pula : "Aku adalah orang ketujuh yang bersama Rasulullah S.A.W, tidak mendapatkan makanan apapun, kecuali daun Samara(sebangsa pohon yang berduri) sehingga mulut kami menjadi gatal dan luka."
Aisyah berkata lagi: "Hingga hari wafatnya, Rasulullah S.A.W tidak pernah kenyang dari roti yang digoreng dengan minyak zaitun dua kali berturut-turut dalam sehari." (HR. Bukhari)
Sedang Anas, bujang Rasulullah S.A.W berkata:
Jika beliau mau, gunung bisa dijadikan emas. Harta rampasan perang bisa menjadi milik beliau. Istana Megah bisa beliau bangun. Kebersahajaan dalam kehidupan Rasulullah S.A.W itu-sekali lagi-bukan untuk mengajari kita hidup susah. Namun semata-mata untuk mendidik agar sesulit apapun kita menjalani hidup ini, kita harus tetap bersyukur kepada Yang Maha Kuasa. Subhanallah
Quote:
"Bekerjalah untuk duniamu seolah kamu akan hidup selamanya, dan beramallah untuk akhiratmu seolah-olah kamu akan mati besok."
Salah satu akhlak Rasulullah S.A.W yang sangat luhur adalah kezuhudannya. Kezuhudan Rasulullah S.A.W sungguh tiada bandingnya. Padahal, setelah seluruh Jazirah Arab berhasil dikuasai Islam, harta kekayaan datang mengalir berlimpah-limpah dari segala pelosok. Namun, beliau tetap mengesampingkan kemewahan dan kesenangan dunia yang fana itu. Beliau tetap hidup sederhana bahkan tidurnya pun tetap diatas tikar yang kasar, sehingga nampak guratan tikar tersebut membekas pada kulit rusuk dan pinggang beliau. Ketika datang kepada beliau seorang sahabat menawarkan tilam yang empuk, tawaran tersebut ditolaknya seraya bersabda;
Quote:
"Apa perlu aku dengan kesenangan di dunia ini. Perumpamaanku dengan kehidupan ini, bagaikan perjalanan dihari panas yang terik, lalu ia berhenti sejenak sekedar mengaso(istirahat sebentar). Dan tidak lama lagi, tempat itu akan ditinggalkan."
Demikian pula, dalam sebuah riwayat Allah S.W.T pernah menawarkan kepada Rasulullah S.A.W emas sebanyak butiran pasir yang ada di saluran air bah kota Makkah. Namun, beliau enggan menerima tawaran itu. "Tidak, ya Tuhanku," ujarnya. "Lebih baik lapar sehari, dan kenyang sehari. Bila kenyang aku bersyukur memuji dan memuja-Mu, dan kalau lapar, aku akan meratap berdoa kepada-Mu."
Beliau yang puas dengan hidup sederhana di dunia ini, pernah berdoa; "Ya Allah, berikanlah kepada keluarga Muhammad, rizki sekedar cukup dimakan," demikianlah Bukhari dan Muslim meriwayatkan.
Istrinya, Siti Aisyah R.A pernah berkata:
Quote:
"Dalam rumah tangga Rasulullah S.A.W belum pernah ada cadangan makanan. Bila makan siang hari, tiada cadangan makanan untuk malam hari. Kalau makan di malam hari, tiada persediaan untuk makan esok harinya. Nabi S.A.W belum pernah mempunyai dua lembar gamis, serban dan sarung atau dua pasang sandal. Dan belum pernah menyimpan sesuatu untuk dirinya sendiri."
Imam Ahmad dan Muslim meriwayatkan, bahwa Rasulullah S.A.W belum pernah kenyang dari tepung gandum selama tiga hari berturut-turut hingga akhir hayatnya. Demikian juga, beliau tidak pernah makan roti yang dibuat dari tepung halus. Sejak beliau diangkat oleh Allah S.W.T sebagai Nabi hingga beliau wafat.
Kadangkala satu atau dua bulan berlalu, dapur rumah tangga Rasulullah S.A.W tidak kelihatan nyala api atau asap yang mengepul; kurma dan air itulah makanan sehari-hari keluarga beliau.
Pada suatu hari, putri Rasulullah S.A.W, Siti Fatimah datang membawa sepotong roti. Beliau lalu berkata: "Apa dan darimanakah roti itu ya Fatimah?" Sambil tersenyum Fatimah menjawab, "Itu sepotong kue, dan aku sendiri yang membuatnya. Tidak sampai hati rasanya aku memakannya sebelum engkau mencicipinya."
"Inilah makanan pertama yang masuk kedalam mulut ayahmu," kata Nabi S.A.W sambil memotong sedikit lalu menikmati kue pemberian putri kesayangannya itu.
Demikian pula, baju besi Rasulullah S.A.W pernah digadaikan tiga puluh liter bulgur untuk keperluan keluarganya.
Jabir pernah mengisahkan pengalamannya, ia berkata, "Bahwa menjelang hari-hari perang Khandaq Nabi S.A.W bersama-sama para sahabatnya, tiga hari berturut-turut tidak merasakan makanan apapun dalam kesibukan menggali parit pertahanan. Bahkan di tengah orang lagi sibuk menggali tanah muncul sebuah batu besar lagi keras. Nabi S.A.W lalu memerintahkan agar batu itu disiram air. Aku yang sempat berpaling melihat Nabi S.A.W menyelipkan perutnya dengan batu untuk menahan rasa lapar." (HR. Ibnu Sa'ad)
Dan Aisyah R.A berkata pula : "Aku adalah orang ketujuh yang bersama Rasulullah S.A.W, tidak mendapatkan makanan apapun, kecuali daun Samara(sebangsa pohon yang berduri) sehingga mulut kami menjadi gatal dan luka."
Aisyah berkata lagi: "Hingga hari wafatnya, Rasulullah S.A.W tidak pernah kenyang dari roti yang digoreng dengan minyak zaitun dua kali berturut-turut dalam sehari." (HR. Bukhari)
Sedang Anas, bujang Rasulullah S.A.W berkata:
Quote:
"Aku belum pernah mengetahui bahwa Nabi S.A.W melihat, apalagi merasakan roti empuk dari rumah tangganya, atau daging kambing dan terkelupas kulitnya, sampai beliau dipanggil oleh Tuhannya." (HR. Bukhari)
Jika beliau mau, gunung bisa dijadikan emas. Harta rampasan perang bisa menjadi milik beliau. Istana Megah bisa beliau bangun. Kebersahajaan dalam kehidupan Rasulullah S.A.W itu-sekali lagi-bukan untuk mengajari kita hidup susah. Namun semata-mata untuk mendidik agar sesulit apapun kita menjalani hidup ini, kita harus tetap bersyukur kepada Yang Maha Kuasa. Subhanallah
Sumber
AHAM MAGAZINE
edisi 103
AHAM MAGAZINE
edisi 103
Terima Kasihuntuk agan/sista yang udah mampir semoga dapat dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari dalam mencari keridhaan-Nya
Quote:
Quote:
bantu
dengan
agan bisa berbagi 



Wassalamu'alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh
Diubah oleh an.naml 13-03-2013 18:57
0
1.4K
Kutip
4
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan