- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Farhat Abbas, Layakkah Jadi Presiden?
TS
doninurdians86
Farhat Abbas, Layakkah Jadi Presiden?
Sekarang ini sedang ramai - ramainya dibicarakan mengenai Farhat Abbas yang merupakan seorang pengacara yang cukup membuat banyak kontroversi menyatakan bahwa dirinya akan mencalonkan diri menjadi Presiden RI pada pemilu 2014 mendatang , belum lama setelah pendeklarasian dirinya, beliau langsung memberi sebuah pernyataan yang membuat nama dirinya melambung yaitu dengan melihat baligho nya saja sudah ketahuan bagaiaman kualitas calon yang satu ini. Lantas, apa modal Farhat untuk melaju menjadi orang nomor satu di Indonesia?
"Modalnya idealisme. Ujung tombak kita ini adalah sumpah pocong. Itu penting. Kenapa? Kan risiko, kalau orang sumpah pocong gak amanah karena bisa mati," kata Farhat di bilangan Pancoran, Jakarta Selatan, Selasa (22/1).
Farhat menegaskan, dia tidak menitikberatkan berapa uang yang harus dikeluarkan untuk menjadi presiden. Menurutnya, yang dicari Indonesia adalah pemimpin yang baik, bukan yang banyak uang.
"Kalau materi sudah stop lah. Indonesia kan mencari pemimpin yang baik, bukan pemimpin yang banyak uang, yang bisa ngasih sembako," tambah Farhat.
Dalam baligho yang rencananya akan di pasang di seluruh Nusantara ini tertulis kurang lebih “Pejabat publik harus berani sumpah pocong“.Farhat sadar cara seperti itu masih dianggap tabu oleh masyarakat.
"Ini penting agar tidak berani berbohong, dan korupsi. Efeknya, mereka para pejabat berpikir ulang kalo mau korupsi," ujar suami penyanyi Nia Daniati ini.
Gebrakan Farhat ini akan berlaku bagi para pemimpin di lembaga-lembaga hukum di Indonesia. "Polisi, hakim, semua akan disumpah pocong," katanya.
Rasa-rasanya kalimat itu menjadi tidak pantas di ucapkan atau di tulis berdampingan dengan seorang yang tepelajar, ditambah lagi beliau merupakan salah satu pakar hukum di Indonesia. Jika pakar hukum saja sudah tidak lagi mempercayai hukum-hukum formil, lantas bagaimana dengan orang awam sendiri?. Dengan adanya tulisan tersebut semakin menegaskan bahwa Farhat Abbas yang katanya seorang pakar hukum memiliki sifat pesimistis terhadap penegakan hukum di Indonesia. Dia lebih memilih jalan sumpah pocong sebagai justifikasi salah dan benar, jujur dan bohong. Selain itu, kalimat di atas tentu sudah mengangkangi konstitusi yang ada, Bukankah pejabat publik sudah memiliki sumpah sendiri yang tertuang jelas dalam konstitusi, dan itu atas nama Tuhan?, Lantas kenapa harus ada sumpah pocong. Inilah lag-lagi saya katakan bahwa Calon Presiden Muda Indonesia benar-benar sudah kebelinger.
Setelah itu muncul pula sensasi lain dari twitter Farhat Abbas yaitu @farhatabbaslaw yang tiba-tiba muncul dan menyerang Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) di jejaring sosial Twitter. Menurut pria yang berprofesi sebagai pengacara itu, kinerja Ahok mengecewakan.
"Tidak ada perkembangan dari kinerja Ahok, Jakarta malah tambah macet dan tambah banjir. Saya akan terus kritisi kinerja mereka," ujar Farhat Abbas, Farhat sempat menyindir Ahok tentang perdebatan masalah pelat nomor kendaraan dinas di jejaring sosial yang terkesan rasis. Namun, dia mengakui sudah meminta maaf dengan Ahok. "Saya minta maaf (kepada Ahok) bukan berarti merendahkan martabat saya," tegas Farhat. Menurut Farhat, Ahok seharusnya netral dalam bertindak, jangan membedakan latar belakang dan etnis. "Harusnya dia netral, disindir saja sudah marah," kata Farhat.
@farhatabbaslaw : Ahok sana sini protes plat pribadi B 2 DKI dijual polisi ke org Umum katanya! Dasar Ahok plat Aja diributin! Apapun plat nya tetap C***!
Sampai hari ini, dalam akun twitter resminya, Farhat masih terus mengkritik Ahok. Berikut beberapa postingan kekesalah Farhat yang ditujukan pada mantan bupati Belitung Timur itu.
@farhatabbaslaw : AKUINDONESIA harus jadi pembela Indonesia" Bukan hanya jadi sekedar pembela Ahok " dg dalil satu turunan kebetulan sama"! Dan fitnah rasis!
@farhatabbaslaw : Kalo sy bilang Ahok Cina, trus Ahok dibela seluruh org Cina Dan sy sbg org Islam AKUINDONESIA yg ga salah Ini siapa yg Bela Dan mau Bela sy?
@farhatabbaslaw : AKUINDONESIA" Bukan Ahok
@farhatabbaslaw : Gue ga pernah merasa bilang Cina itu menghina" Cina bagi gue adalah sama juga dg tenghoa, teman gue juga bilang ga merasa hina krn kata Cina
Setelahnya Tokoh Islam Tionghoa, Anton Medan, melaporkan pengacara Farhat Abbas ke Polda Metro Jaya karena menghina Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaya Purnama yang biasa dipanggil Ahok melalui media sosial (twitter).
"Ucapan Farhat Abbas merupakan kebencian terhadap etnis tertentu," kata Anton di Markas Polda Metro Jaya, Kamis.
Anton mengatakan, pihaknya mengadukan Farhat ke Polda Metro Jaya, agar kejadian tersebut tidak terjadi kembali sehingga kerukunan umat beragama di Indonesia tetap terjaga. Anton menuturkan suami penyanyi Nia Daniati tersebut diduga melanggar Pasal 4 huruf (b) ayat (1) Undang-Undang 40 Tahun 2004 tentang penghapusan diskriminasi ras dan etnis dan Pasal 28 ayat (1) juncto Pasal 45 ayat (2) Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi Transaksi Elektronik (ITE).
Anton yang merupakan mantan narapidana kasus kejahatan itu, sempat menghubungi dan menasihati agar Farhat meminta maaf, namun telepon selularnya tidak bisa dihubungi.
"Karena Farhat tidak ada itikad baik, maka saya laporkan ke Polda Metro Jaya," ujar Anton.
Selain Anton, pimpinan Komunitas Intelektual Muda Betawi (KIMB), Ramdan Alamsyah juga mengadukan Farhat Abbas terkait tuduhan yang sama ke Polda Metro Jaya. Berdasarkan Laporan Polisi Nomor : TBL/82/I/2013/PMJ/Ditreskrimsus, Ramdan mengadukan Farhat dengan Pasal 4 huruf (b) ayat (1) Undang-Undang 40 Tahun 2004 tentang penghapusan diskriminasi ras dan etnis dan Pasal 28 ayat (1) juncto Pasal 45 ayat (2) Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi Transaksi Elektronik (ITE).
Ahok pun setelah diberitahu mengenai kicauan Farhat hanya menanggapinya dengan dingin, mantan Bupati Belitung Timur ini menyayangkan pernyataan Farhat.
"Masa masih ada yang berpikiran seperti itu gitu, itu kan zaman dulu sudah selesai. Apalagi dia generasi muda kan, kasihan dia diserang banyak orang," terangnya.
Ahok mengaku tidak akan membawa persoalan ini ke ranah hukum. "Orang sudah kasihan diserang banyak orang kok, enggak perlulah itu," katanya.
Farhat Abbas masih melanjutkan kicauannya soal Wakil Gubernur DKI, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok di dunia nyata. Tak hanya itu, Gubernur DKI Joko Widodo ikut terseret. Farhat mengkritik berbagai langkah yang pernah diambil pasangan pimpinan Jakarta tersebut. "Awal permasalahannya, saya melihat seorang figur pemimpin Jakarta yang sebenarnya dia adalah masalah Jakarta. Jakarta ini semakin macet dan semakin banjir. Tapi mereka banyak menggunakan hal-hal yang sifatnya iklan, blusukan dan pencitraan saja tidak henti- hentinya mulai dari perkenalan pertama kali di Jakarta sampai sekarang," kata dia kepada wartawan di Markas Polda Metro Jaya, Kamis 10 Januari 2013 malam.
Farhat mencontohkan kesalahan Jokowi-Ahok lewat pemberian parcel. "KPK larang para pejabat untuk menerima atau memberi parcel. Tapi ternyata Jokowi memanggil wartawan, lalu membagi-bagikan parcel kepada seluruh penjaga pintu air. Itu kan contoh yang tidak baik," ujarnya.
Lalu, dia mengkritik progam Kartu Jakarta Sehat dan Kartu Jakarta Pintar. "Mereka membuat masyarakat ini semakin miskin dan bertahan miskin." Dia mengeluhkan, bila di Jakarta bisa sekolah gratis dan berobat gratis, seluruh warga Indonesia akan tinggal di Jakarta. Dia melanjutkan, "Menurut saya sebagai calon pimpinan bangsa ke depan, orang miskin, orang bodoh itu tidak perlu dipelihara. Itu adalah penyakit sosial yang harus diselesaikan, bukan dengan ide-ide digaji atau disejahterakaan oleh uang APBD." Dia mempertanyakan ide Ahok membayar pemulung untuk membersihkan sampah. "Ide Ahok akan menggaji pemulung tidak logis dan tidak pantas, hanya untuk mencari pencitraan."
Terus, Farhat menganggap langkah Ahok mengunggah video rapat ke Youtube adalah bentuk kehilangan wibawa. "Dia mempermalukan semua pejabat yang ada di Jakarta lewat Youtube. Itu kan rahasia. Harusnya kalau dia memang betul-betul memiliki kewibawaan, tanpa Ahok merekam saja, dia akan dihormati dan anak buahnya akan takut." Lanjut lagi dia sebut pencitraan. "Kalau hanya sebagai pencitraan sekali doang, hasilnya tidak ada apa-apa."
Ini bukan soal apakah kemudian pejabat itu mengangkangi sumpah yang sudah di ucapkan atau tidak, tapi ini soal konstitusi yang ada. Jika farhat menginginkan pejabat publik harus di sumpah pocong, ini artinya Farhat sudah mengangkangi konstitusi negara ini. Sumpah pocong jelas tidak ada dalam konstitusi sebagai sumpah para pejabat publik. Bagaimana mungkin orang seperti ini bisa menjadi presiden, jangan-jangan ketika menang dan siap dilantik, beliau lebih memilih di sumpah pocong ketimbang bersumpah atas nama Tuhan. Bukan hanya mengangkangi kosntitusi Republik ini, dengan menyerukan pejabat publik harus siap sumpah pocong, ini jelas telah mengangkangi ke esa-an Tuhan. Tuhan seolah tidak punya kuasa untuk menentukan kebenaran dan kesalahan, kejujuran dan kebohongan sampai akhirnya sumpah pocong menjadi pilihan Farhat Abbas untuk menilai itu semua. lantas pantas kah orang seperti ini mencalonkan diri menjadi Presiden?
"Modalnya idealisme. Ujung tombak kita ini adalah sumpah pocong. Itu penting. Kenapa? Kan risiko, kalau orang sumpah pocong gak amanah karena bisa mati," kata Farhat di bilangan Pancoran, Jakarta Selatan, Selasa (22/1).
Farhat menegaskan, dia tidak menitikberatkan berapa uang yang harus dikeluarkan untuk menjadi presiden. Menurutnya, yang dicari Indonesia adalah pemimpin yang baik, bukan yang banyak uang.
"Kalau materi sudah stop lah. Indonesia kan mencari pemimpin yang baik, bukan pemimpin yang banyak uang, yang bisa ngasih sembako," tambah Farhat.
Dalam baligho yang rencananya akan di pasang di seluruh Nusantara ini tertulis kurang lebih “Pejabat publik harus berani sumpah pocong“.Farhat sadar cara seperti itu masih dianggap tabu oleh masyarakat.
"Ini penting agar tidak berani berbohong, dan korupsi. Efeknya, mereka para pejabat berpikir ulang kalo mau korupsi," ujar suami penyanyi Nia Daniati ini.
Gebrakan Farhat ini akan berlaku bagi para pemimpin di lembaga-lembaga hukum di Indonesia. "Polisi, hakim, semua akan disumpah pocong," katanya.
Rasa-rasanya kalimat itu menjadi tidak pantas di ucapkan atau di tulis berdampingan dengan seorang yang tepelajar, ditambah lagi beliau merupakan salah satu pakar hukum di Indonesia. Jika pakar hukum saja sudah tidak lagi mempercayai hukum-hukum formil, lantas bagaimana dengan orang awam sendiri?. Dengan adanya tulisan tersebut semakin menegaskan bahwa Farhat Abbas yang katanya seorang pakar hukum memiliki sifat pesimistis terhadap penegakan hukum di Indonesia. Dia lebih memilih jalan sumpah pocong sebagai justifikasi salah dan benar, jujur dan bohong. Selain itu, kalimat di atas tentu sudah mengangkangi konstitusi yang ada, Bukankah pejabat publik sudah memiliki sumpah sendiri yang tertuang jelas dalam konstitusi, dan itu atas nama Tuhan?, Lantas kenapa harus ada sumpah pocong. Inilah lag-lagi saya katakan bahwa Calon Presiden Muda Indonesia benar-benar sudah kebelinger.
Setelah itu muncul pula sensasi lain dari twitter Farhat Abbas yaitu @farhatabbaslaw yang tiba-tiba muncul dan menyerang Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) di jejaring sosial Twitter. Menurut pria yang berprofesi sebagai pengacara itu, kinerja Ahok mengecewakan.
"Tidak ada perkembangan dari kinerja Ahok, Jakarta malah tambah macet dan tambah banjir. Saya akan terus kritisi kinerja mereka," ujar Farhat Abbas, Farhat sempat menyindir Ahok tentang perdebatan masalah pelat nomor kendaraan dinas di jejaring sosial yang terkesan rasis. Namun, dia mengakui sudah meminta maaf dengan Ahok. "Saya minta maaf (kepada Ahok) bukan berarti merendahkan martabat saya," tegas Farhat. Menurut Farhat, Ahok seharusnya netral dalam bertindak, jangan membedakan latar belakang dan etnis. "Harusnya dia netral, disindir saja sudah marah," kata Farhat.
@farhatabbaslaw : Ahok sana sini protes plat pribadi B 2 DKI dijual polisi ke org Umum katanya! Dasar Ahok plat Aja diributin! Apapun plat nya tetap C***!
Sampai hari ini, dalam akun twitter resminya, Farhat masih terus mengkritik Ahok. Berikut beberapa postingan kekesalah Farhat yang ditujukan pada mantan bupati Belitung Timur itu.
@farhatabbaslaw : AKUINDONESIA harus jadi pembela Indonesia" Bukan hanya jadi sekedar pembela Ahok " dg dalil satu turunan kebetulan sama"! Dan fitnah rasis!
@farhatabbaslaw : Kalo sy bilang Ahok Cina, trus Ahok dibela seluruh org Cina Dan sy sbg org Islam AKUINDONESIA yg ga salah Ini siapa yg Bela Dan mau Bela sy?
@farhatabbaslaw : AKUINDONESIA" Bukan Ahok
@farhatabbaslaw : Gue ga pernah merasa bilang Cina itu menghina" Cina bagi gue adalah sama juga dg tenghoa, teman gue juga bilang ga merasa hina krn kata Cina
Setelahnya Tokoh Islam Tionghoa, Anton Medan, melaporkan pengacara Farhat Abbas ke Polda Metro Jaya karena menghina Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaya Purnama yang biasa dipanggil Ahok melalui media sosial (twitter).
"Ucapan Farhat Abbas merupakan kebencian terhadap etnis tertentu," kata Anton di Markas Polda Metro Jaya, Kamis.
Anton mengatakan, pihaknya mengadukan Farhat ke Polda Metro Jaya, agar kejadian tersebut tidak terjadi kembali sehingga kerukunan umat beragama di Indonesia tetap terjaga. Anton menuturkan suami penyanyi Nia Daniati tersebut diduga melanggar Pasal 4 huruf (b) ayat (1) Undang-Undang 40 Tahun 2004 tentang penghapusan diskriminasi ras dan etnis dan Pasal 28 ayat (1) juncto Pasal 45 ayat (2) Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi Transaksi Elektronik (ITE).
Anton yang merupakan mantan narapidana kasus kejahatan itu, sempat menghubungi dan menasihati agar Farhat meminta maaf, namun telepon selularnya tidak bisa dihubungi.
"Karena Farhat tidak ada itikad baik, maka saya laporkan ke Polda Metro Jaya," ujar Anton.
Selain Anton, pimpinan Komunitas Intelektual Muda Betawi (KIMB), Ramdan Alamsyah juga mengadukan Farhat Abbas terkait tuduhan yang sama ke Polda Metro Jaya. Berdasarkan Laporan Polisi Nomor : TBL/82/I/2013/PMJ/Ditreskrimsus, Ramdan mengadukan Farhat dengan Pasal 4 huruf (b) ayat (1) Undang-Undang 40 Tahun 2004 tentang penghapusan diskriminasi ras dan etnis dan Pasal 28 ayat (1) juncto Pasal 45 ayat (2) Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi Transaksi Elektronik (ITE).
Ahok pun setelah diberitahu mengenai kicauan Farhat hanya menanggapinya dengan dingin, mantan Bupati Belitung Timur ini menyayangkan pernyataan Farhat.
"Masa masih ada yang berpikiran seperti itu gitu, itu kan zaman dulu sudah selesai. Apalagi dia generasi muda kan, kasihan dia diserang banyak orang," terangnya.
Ahok mengaku tidak akan membawa persoalan ini ke ranah hukum. "Orang sudah kasihan diserang banyak orang kok, enggak perlulah itu," katanya.
Farhat Abbas masih melanjutkan kicauannya soal Wakil Gubernur DKI, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok di dunia nyata. Tak hanya itu, Gubernur DKI Joko Widodo ikut terseret. Farhat mengkritik berbagai langkah yang pernah diambil pasangan pimpinan Jakarta tersebut. "Awal permasalahannya, saya melihat seorang figur pemimpin Jakarta yang sebenarnya dia adalah masalah Jakarta. Jakarta ini semakin macet dan semakin banjir. Tapi mereka banyak menggunakan hal-hal yang sifatnya iklan, blusukan dan pencitraan saja tidak henti- hentinya mulai dari perkenalan pertama kali di Jakarta sampai sekarang," kata dia kepada wartawan di Markas Polda Metro Jaya, Kamis 10 Januari 2013 malam.
Farhat mencontohkan kesalahan Jokowi-Ahok lewat pemberian parcel. "KPK larang para pejabat untuk menerima atau memberi parcel. Tapi ternyata Jokowi memanggil wartawan, lalu membagi-bagikan parcel kepada seluruh penjaga pintu air. Itu kan contoh yang tidak baik," ujarnya.
Lalu, dia mengkritik progam Kartu Jakarta Sehat dan Kartu Jakarta Pintar. "Mereka membuat masyarakat ini semakin miskin dan bertahan miskin." Dia mengeluhkan, bila di Jakarta bisa sekolah gratis dan berobat gratis, seluruh warga Indonesia akan tinggal di Jakarta. Dia melanjutkan, "Menurut saya sebagai calon pimpinan bangsa ke depan, orang miskin, orang bodoh itu tidak perlu dipelihara. Itu adalah penyakit sosial yang harus diselesaikan, bukan dengan ide-ide digaji atau disejahterakaan oleh uang APBD." Dia mempertanyakan ide Ahok membayar pemulung untuk membersihkan sampah. "Ide Ahok akan menggaji pemulung tidak logis dan tidak pantas, hanya untuk mencari pencitraan."
Terus, Farhat menganggap langkah Ahok mengunggah video rapat ke Youtube adalah bentuk kehilangan wibawa. "Dia mempermalukan semua pejabat yang ada di Jakarta lewat Youtube. Itu kan rahasia. Harusnya kalau dia memang betul-betul memiliki kewibawaan, tanpa Ahok merekam saja, dia akan dihormati dan anak buahnya akan takut." Lanjut lagi dia sebut pencitraan. "Kalau hanya sebagai pencitraan sekali doang, hasilnya tidak ada apa-apa."
Ini bukan soal apakah kemudian pejabat itu mengangkangi sumpah yang sudah di ucapkan atau tidak, tapi ini soal konstitusi yang ada. Jika farhat menginginkan pejabat publik harus di sumpah pocong, ini artinya Farhat sudah mengangkangi konstitusi negara ini. Sumpah pocong jelas tidak ada dalam konstitusi sebagai sumpah para pejabat publik. Bagaimana mungkin orang seperti ini bisa menjadi presiden, jangan-jangan ketika menang dan siap dilantik, beliau lebih memilih di sumpah pocong ketimbang bersumpah atas nama Tuhan. Bukan hanya mengangkangi kosntitusi Republik ini, dengan menyerukan pejabat publik harus siap sumpah pocong, ini jelas telah mengangkangi ke esa-an Tuhan. Tuhan seolah tidak punya kuasa untuk menentukan kebenaran dan kesalahan, kejujuran dan kebohongan sampai akhirnya sumpah pocong menjadi pilihan Farhat Abbas untuk menilai itu semua. lantas pantas kah orang seperti ini mencalonkan diri menjadi Presiden?
Quote:
0
4K
79
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan