babpetAvatar border
TS
babpet
KUASA RAMALAN ATAS SOEKARNO


Pada catatan cover karya Robert Sherood ini, Sukarno dilukiskan sebagai seorang pria Indonesia dengan tinggi badan 5 ft 8 in, tampan dan mahir berpidato. Ia juga mendapat julukan si Kamus Indonesia. Topik yang diangkat majalah Time edisi 23 Desember 1946 ini selain mengungkap sosok Soekarno, juga mengulas tentang situasi Indonesia saat itu.

Kehadiran Sukarno konon sudah "diramalkan" jauh hari. Sekitar tahun 1140-an, Prabu Joyoboyo (cri maharaja cri Dharmmecwara Madhusudanawataranindita Surtsingha Parakrama Digjayotunggadewa) dari Kerajaan Kediri konon pernah menyebut sosok yang mengarah kepada Sukarno dalam Serat Jongko Joyoboyo: "…Mula den titenana, samangsa tanah Jawa mengku, Ratu wis ora Bapa, titikane nganggo kethu bengi, Pangapesane wanita ayu ngiwi-iwi, ajejuluk sarwa agung edi…
(Oleh karena itu, simak dan perhatikanlah, ketika tanah Jawa memiliki Raja tak berayah, tandanya memakai peci malam, bergelar raja malam, kelemahannya wanita cantik merayu-rayu, bergelar serba agung dan mulia)

Hampir 450 tahun kemudian (tepatnya 1579), deskripsi yang hampir sama dengan yang dikatakan Prabu Joyoboyo, konon pernah diucapkan pula oleh seorang raja agung dari Kerajaan Pajajaran. Namanya Prabu Seda Ragamulya Suryakancana alias Prabu Siliwangi. Kepada pengikutnya konon ia pernah mengatakan (seperti dicatat dalam pupuh buhun Uga Siliwangi): "…Laju ngadeg deui raja, asalna jalma biasa. Tapi mémang titisan raja. Titisan raja baheula jeung biangna hiji putri pulo Dewata. da puguh titisan raja; raja anyar hésé apes ku rogahala! Ti harita, ganti deui jaman. Ganti jaman ganti lakon! Iraha? Hanteu lila, anggeus témbong bulan ti beurang, disusul kaliwatan ku béntang caang ngagenclang. Di urut nagara urang, ngadeg deui karajaan. Karajaan di jeroeun karajaan jeung rajana lain teureuh Pajajaran.
Artinya:"…Langsung berkuasa lagi seorang pemimpin, yang berasal dari kalangan rakyat biasa. Tapi dia memang titisan raja. Titisan seorang raja zaman dahulu yang beribu seorang putri dari Pulau Bali. Karena memang dia seorang raja; dia susah sekali dibunuh dan dicelakai. Dari sanalah berganti lagi zaman.
Ganti zaman, ganti cerita. Kapan? Tidak lama, saat bulan datang di waktu siang, diikuti jalannya bintang yang bercahaya gemintang. Di bekas negara kita, berdirilah lagi sebuah kerajaan. Kerajaan di dalam kerajaan dan rajanya bukan turunan Pajajaran…" (hendio)


By Hendi Jo
Diubah oleh babpet 04-03-2013 02:46
0
16.5K
61
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan