- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Ratusan Vila Berdiri di Taman Nasional


TS
scarlet8887
Ratusan Vila Berdiri di Taman Nasional
Quote:
TEMPO.CO, Jakarta - Ratusan vila liar berdiri di area Lokapurna yang masuk zona inti Taman Nasional Gunung Halimun-Salak, Jawa Barat. Pemiliknya para pesohor negeri ini. Sejumlah tokoh yang memiliki bungalo di sana antara lain mantan Menteri Koperasi Zarkasih Nur, Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Idrus Marhan, artis Ahmad Albar, Harry Capri, Rizal Malarangeng, dan masih banyak lagi.
Lokapurna adalah area konservasi yang sejak 1967 dipinjamkan ke sejumlah Legium Veteran Kecamatan Cibungbulan untuk dijadikan lahan garapan. Belakangan lahan itu diperjualbelikan secara oper-alih lahan. Prosesnya sederhana, awalnya cukup sepengetahuan kepala desa saja. Bahkan sejak 2010 cukup dengan tanda tangan Kepala Rukun Warga. Pembelinya mulai dari jenderal, pengusaha, artis, hingga politikus. Tujuannya jelas bukan untuk tempat berladang.
Dari sana persoalan bermula. Para pemilik lahan mulai menyulap lahan mereka menjadi vila. Pepohonan dibekas hutan lindung yang sejak 2003 ditetapkan sebagai zona inti Taman Nasional itu dibabat dan berganti menjadi rimba beton.
Pada 2010 lalu persoalan vila ilegal ini sempat ramai. Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan menyatakan akan menertibkan dan merobohkan ratusan vila di zona yang semetinya bebas bangunan itu. Bahkan 14 pemilik vila, termasuk Rizal Malarangeng dan Zarkasih nur, menyerahkan lahan dan vila mereka ke Kementerian. Namun, ketika Tempo berkunjung ke sana pekan lalu, vila-vila itu masih berdiri megah di tempatnya.
Vila lainnya, tidak perlu ditanya lagi, mereka terus melakukan pengembangan bangunan dengan agresif dan seenaknya mengkomersilkannya. Salah satunya The Michael Resort milik pengusaha Jakarta bernama Susan Tiurlani yang berdiri di atas lahan seluas 2,7 hektar. Sebagian bangunannya berada di lereng-lereng, bahkan kolam renangnya berada di bibir tebing. Sewa ruangan vila Rp 2 juta per malam. The Michael Resort juga memiliki vila komersial di kawasan Puncak.
Rusaknya kawasan yang merupakan area tangkapan air di hulu Sungai Cisadane itu ditengarai menjadi salah satu musabab banjir di Jakarta dan sekitarnya. Bersama Ciliwung, Sungai Cisadane--yang terhubung dengan kali Pesanggrahan, Cideng, Krukut, dan Kali Baru--itu bertanggung jawab atas banjir besar yang melanda Jakarta pertengahan Januari lalu.
Bupati Bogor Rachmat Yasin mengatakan seluruh vila di sana adalah ilegal dan mesti dirobohkan. Namun pihaknya tidak bisa berbuat apa-apa karena vila berdiri di lahan milik Taman Nasional, "Apalagi ada kebijakan Kementerian Kehutanan yang membolehkan vila itu berdiri di sana," katanya saat ditemui di rumahnya.
Lokapurna adalah area konservasi yang sejak 1967 dipinjamkan ke sejumlah Legium Veteran Kecamatan Cibungbulan untuk dijadikan lahan garapan. Belakangan lahan itu diperjualbelikan secara oper-alih lahan. Prosesnya sederhana, awalnya cukup sepengetahuan kepala desa saja. Bahkan sejak 2010 cukup dengan tanda tangan Kepala Rukun Warga. Pembelinya mulai dari jenderal, pengusaha, artis, hingga politikus. Tujuannya jelas bukan untuk tempat berladang.
Dari sana persoalan bermula. Para pemilik lahan mulai menyulap lahan mereka menjadi vila. Pepohonan dibekas hutan lindung yang sejak 2003 ditetapkan sebagai zona inti Taman Nasional itu dibabat dan berganti menjadi rimba beton.
Pada 2010 lalu persoalan vila ilegal ini sempat ramai. Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan menyatakan akan menertibkan dan merobohkan ratusan vila di zona yang semetinya bebas bangunan itu. Bahkan 14 pemilik vila, termasuk Rizal Malarangeng dan Zarkasih nur, menyerahkan lahan dan vila mereka ke Kementerian. Namun, ketika Tempo berkunjung ke sana pekan lalu, vila-vila itu masih berdiri megah di tempatnya.
Vila lainnya, tidak perlu ditanya lagi, mereka terus melakukan pengembangan bangunan dengan agresif dan seenaknya mengkomersilkannya. Salah satunya The Michael Resort milik pengusaha Jakarta bernama Susan Tiurlani yang berdiri di atas lahan seluas 2,7 hektar. Sebagian bangunannya berada di lereng-lereng, bahkan kolam renangnya berada di bibir tebing. Sewa ruangan vila Rp 2 juta per malam. The Michael Resort juga memiliki vila komersial di kawasan Puncak.
Rusaknya kawasan yang merupakan area tangkapan air di hulu Sungai Cisadane itu ditengarai menjadi salah satu musabab banjir di Jakarta dan sekitarnya. Bersama Ciliwung, Sungai Cisadane--yang terhubung dengan kali Pesanggrahan, Cideng, Krukut, dan Kali Baru--itu bertanggung jawab atas banjir besar yang melanda Jakarta pertengahan Januari lalu.
Bupati Bogor Rachmat Yasin mengatakan seluruh vila di sana adalah ilegal dan mesti dirobohkan. Namun pihaknya tidak bisa berbuat apa-apa karena vila berdiri di lahan milik Taman Nasional, "Apalagi ada kebijakan Kementerian Kehutanan yang membolehkan vila itu berdiri di sana," katanya saat ditemui di rumahnya.
Sumber : Tempo
Sampai yg namanya Taman Nasional pun sudah disulap jadi villa komersil dan salah satu yg punya mantan menteri. Beginilah Indonesia tercinta

0
1.1K
Kutip
5
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan