Kaskus

Story

AlphonseIyosAvatar border
TS
AlphonseIyos
Living Love Part 1
Langkah Kecil

“Tap tap tap”

Aku mulai melangkah keluar rumah memulai hariku yang indah penuh canda dan tawa. Seragam berompi sudah kukenakan, kaos kaki panjang, sepatu merah, dan rambut yang super rapi. Ya itulah aku seorang anak kecil yang super ‘culun’. Kumulai hariku dengan senyuman besar. Aku siap memulai hariku yang indah penuh canda dan tawa.

Aku datang ke sebuah TK di sebuah kota, bersama nenek tercinta. Satu per-satu orang – orang datang bersama orang tua mereka. Pertanyaan kecil muncul dari benakku. “Kemana orang tuaku?”“Apakah mereka terlalu sibuk bekerja sehingga nenekku harus menemaniku sekolah?”“Ahh sudahlah toh, mereka bekerja juga untuk aku.” Masih mending ada yang menemaniku ke sekolah.

“Kriiiing”

Bel berbunyi tanda untuk masuk ke kelas masing masing. Dengan senang aku masuk ke kelas. Saat itu kulihat sosok yang benar – benar cantik.

“Oww siapakah dia?”, kataku dalam hati.

Satu per-satu orang – orang di kelasku memperkenalkan diri. Datang giliran si cantik memperkenalkan diri.

Aku mulai berfikir,“Namanya siapa ya?”

Si cantik mulai berbicara “Namaku Karen.”

“Wah sekarang aku sudah tau namamu.”

Sekarang giliranku memperkenalkan diriku, “Namaku Yosa.”

Ingatan Masa Lalu

“Ahahaha”

Aku tertawa sendiri mengingat – ingat masa TK ku. Saat aku masih ‘culun’. Ternyata pada umurku yang masih muda aku sudah mulai tertarik pada perempuan. Ahh sore ini indah sekali, aku duduk di depan rumahku, ditemani secangkir kopi, matahari yang hampir tenggelam, dan yang terakhir adalah memori lama yang ikut mengisi sore hariku.

Sejenak aku berkaca pada Handphone ku. Ada banyak perubahan pada diriku. Dari seorang yang benar benar ‘culun’ sampai sekarang, remaja yang sudah mulai kompleks pemikirannya. Dari badan yang kecil sampai badan yang sekarang bisa dibilang lumayan gede. Yaah banyak perubahan disini.

Ya begitulah kisah cintaku dimulai dari TK kecil, sampai sekarang SMA. Sialnya aku tidak pernah dapat yang sesuai. Sejenak aku termenung.

“Iya juga ya, dari dulu sampe sekarang aku jomblo.”

“ah bukan.”

“aku single.”

Kembali ke Masa Lalu

Akhir tahun pelajaran pun sudah dekat. Teman – temanku yang berbeda 1 tahun pun siap untuk melanjutkan jenjang pendidikan yang lebih tinggi, SD. Dengan pemikiran yang lugu Aku mulai berfikir.

“Ehh kok teman – temanku sudah naik ke SD ya?”

“Kok aku nggak naik ke SD?”

“Ahh curang!”

Merengeklah aku kepada Mamaku,

“Maa aku mau naik ke kelas 1.”

Anehnya Mamaku menurutiku. Selain itu ternyata ada sebuah SD di suatu tempat yang mau menerimaku.

Bagaimana dengan Karen? Saat itu aku sudah melupakannya. Ya, memang benar – benar perasaan yang singkat. Maklumlah waktu itu aku baru berumur 5 tahun. Seorang anak kecil yang belum bisa menjaga komitmen, dan belum bisa bertanggung jawab.

Kelas 1 SD kulewati dengan prestasi luar biasa. Tapi semua itu berakhir ketika aku berada di kelas 4. Saat itu prestasiku menurun drastis, dikarenakan seorang perempuan yang datang dan memikat hatiku. Nama perempuan itu adalah Tyas.

Saat itu aku masih sama seperti dulu, lelaki ‘culun’, ‘gak cool’, dan satu lagi ‘gendut’. Tentu saja Tyas nggak mau sama aku. Tapi sayangnya aku nggak sadar akan kekurangan aku. Huh bodohnya aku saat itu.

Mainan Perempuan

Satu kelebihan dalam diriku. Yaitu kepercayaan diri yang berlebih. Saat itu aku memang bisa dibilang ‘nggak punya malu’. Dulu semua teman – temanku tidak berani berbicara pada guru, bahkan jika guru bertanya seluruh murid – murid diam. Hanya aku yang berani berbicara pada guru, dan jika guru bertanya kapanpun saya siap menjawabnya.

Saat itu aku belum tahu yang namanya sms-an. Jadi untuk berkomunikasi harus berbicara langsung atau dengan surat – menyurat. Nah, dikelasku saat itu sedang musim surat menyurat. Surat menyurat dari bangku depan ke bangku belakang. Ya, ini adalah cara yang konyol untuk berkomunikasi. Dan bodohnya aku juga melakukan hal itu.

Lewat ke PeDe-an ku yang berlebih aku berani menyatakan perasaanku pada Tyas. Dan dia menerimaku sebagai pacarnya. Merah mukaku saat membaca balasan dari Tyas. Seketika itu aku menatap kea rah Tyas, dan Tyas berkedip padaku. Aku menganggap bahwa kedipan itu adala sebuah tanda bahwa dia sunggun – sungguh menerimaku sebagai pacarnya.

“Kriiiiiiiing”

Bel berbunyi, seperti biasanya aku dan teman – temanku jajan di kantin belakang sekolahku. Aku masih kepikiran balasan surat dari Tyas. Setelah jajan nasi goreng seharga Rp.1000,00 aku mencari Tyas. Dan bertemulah aku dengan Tyas serta teman – temannya.

“yas yang tadi itu beneran ga”

“yang mana?” jawab Tyas.

“yang tadi itu kamu bilang katanya kamu mau jadi pacar aku”, jawabku penuh harap.

Teman – teman Tyas pun ikut angkat bicara, “Yang bener Yas? Lu mau sama Yosa?”

Tyas pun membisikan sesuatu pada teman – temannya, dan itu membuatku penasaran dan termenung sejanak, “Ada apa ini, kenapa dia membisikan temannya?”

Setelah itu Tyas kembali bicara, “Bener kok Yos, aku mau jadi pacar kamu.”

“oh, yaudah, makasih ya.” Jawabku dengan polos.

Tyas kembali bicara, “ehh Yos kita kan pacar, kamu mau dong ngasih aku seribu.”

“Buat apa? Uangku tinggal dua ribu nih. Kalo aku kasih ke kamu seribu nanti aku pulang pake uang seribuku yang lainnya habis dong uang aku. Aku jadi ga bisa nabung nih.” Jawabku.

“Asyah Yos, demi pacar sendiri aja pelit.”

“Kalo nggak mau kita putus aja dah” Jawabnya ketus.

“Ahh jangan – jangan ini seribu buat kamu” Jawabku dengan penuh harap agar jangan diputus.

“ok makasih ya.” Jawab Tyas dengan senyum manisnya.

“Kriiiiiing”

Bel kembali berbunyi tandanya untuk masuk ke kelas masing – masing. Segera aku kembali ke kelasku. Aku masuk kelas dengan perasaan berbunga – bunga. Teman sebangku pun merasa aneh dengan tingkahku saat itu.

Saat – saat yang membuatku mengantuk adalah 15 menit sebelum bel pulang.

“hoaaaah.” Aku menguap selebar – lebarnya.

Ternyata hal itu membuat teman sebangkuku jijik.

“ihh ngapain lo? Kalo nguap jangan lebar – lebar dong.”

“Ehh terserah aku dong, mulut – mulutku sendiri, ngapain kamu protes?” Jawabku ketus

“Dasar elu, gua bilangin malah ngeyel.” Jawabnya.

“Ehh Yos ngomong – ngomong ni ada surat dari Tyas.” Kata teman sebangkuku.

“Surat apaan?” Jawabku singkat.

“Baca ndiri dah.” Jawab teman sebangkuku.

Kubuka surat itu pelan – pelan, dan ternyata isinya membuat aku kaget.

“Yos kita putus, aku udah nggak suka sama kamu. Sorry ya.”

Seketika itu mataku langsung berlinang air mata. Aku pun berfikir.

“OOO jadi gitu ya?”

“Jadian sama aku cuma mau uangku doang ya?”

“Jadi itu yang dia bisikin sama teman – temannya tadi?”

Temanku jadi tambah bingung dengan sikapku hari ini. Padahal tadi aku bahagia setangah mati sekarang, malah sedih setengah mati.

“Kriiiiiiing”

Bel pulang sekolah memecahkan keheningan. Tanpa banyak bicara aku langsung mengambil tas, dan langsung pulang. Saat itu aku langsung pulang dengan perasaan hancur. Bahkan aku lupa berdoa pulang, saking sedihnya.

Hal ini tidak terjadi sekali saja. Tetapi berkali – kali dia dan aku jadian dan minta uangku lalu putus. Dan bodohnya mau – maunya aku jadian sama Tyas. Ada satu hal yang kuingat sampai sekarang. Dia minta jadian denganku, lalu meminta uang sebesar Rp.10000,00 dan meninggalkanku begitu saja. Dan bodohnya aku mau manjadi pacarnya, dan memberikan uang sebesar Rp.10000,00.

Perubahan

Satu kata untuk menggambarkan kehidupan cintaku saat itu ‘BODOH’. Mau – maunya dibohongi berkali – kali. Aku berusaha untuk tidak termakan rayuannya tetapi Tyas memang sangat menarik. Sehingga aku susah untuk tidak termakan rayuannya.

Kelas 6 SD, masa – masa penuh perubahan. Saat itu aku sudah sadar kalau Tyas hanya menginginkan uangku. Aku tidak mau menjadi mainannya lagi. Aku sudah mulai berfikir kalau ini menggangguku dalam proses belajar, apalagi kelas 6 SD ada Ujian Nasional.

Ada banyak perubahan padaku saat kelas 6 SD. Mulai dari rambut yang diberi minyak rambut, gaya rambut yang keren, mulai ‘sok cool’, tapi sayangnya aku masih gendut. Selain itu Kepercayaan diriku sudah mulai berkurang. Karena aku tahu sesuatu yang berlebih itu tidak baik.

Ujian Nasional kulewati dengan penuh perjuangan. Tibalah saat – saat penentuan. Guruku mulai membacakan daftar nilai ujian. Ternyata nilaiku memuaskan. Ada satu hal yang membuatku terdiam sejenak. Ternyata nilai Tyas lebih rendah dari nilaiku, tidak hanya setingkat lebih rendah, tetapi bertingkat – tingkat lebih jauh dari nilaiku. Sejenak aku tersenyum pada diriku sendiri.

Saatnya mencari sekolah baru. Dan kudapatkan SMP favorit yang tak jauh dari rumahku. Kutemui banyak teman – temanku dari SD yang bersekolah disana. Tetapi Tyas orang yang dulu mampu memikat hatiku tidak bersekolah disana.

Dan aku mulai berfikir, “Dia sekolah dimana ya? Ahh masa bodo bukan urusanku.”

ini baru permulaan cerita ane gan.
selanjutnya bakal ane post.
mohon komentarnya ya gan.
emoticon-Malu (S)emoticon-Malu (S) emoticon-Smilieemoticon-2 Jempol
anasabilaAvatar border
anasabila memberi reputasi
1
903
3
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan