- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Basuki Sempat Gagal Uji Coba "Call Centre" 119


TS
ogenkidesuka
Basuki Sempat Gagal Uji Coba "Call Centre" 119

Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (dua dari kanan) bersama Kepala Dinas Kesehatan DKI Dien Emmawati (kiri) melakukan uji coba Sistem Penanganan Gawat Darurat Terpadu melalui "call centre" 119, di Balai Agung, Balaikota Jakarta, Jumat (1/3/2013). Basuki sempat gagal melakukan uji coba karena ada gangguan teknis telepon tersebut.
JAKARTA, KOMPAS.com - Setelah meresmikan Sistem Penanganan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT) melalui call centre 119, Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama melakukan uji coba menelepon call centre tersebut. Terhitung hingga tiga kali ia mencoba menelepon 119. Saat melakukan panggilan pertama, ia sempat menjahili operator SPGDT.
"Halo, kalau saya mau minta tempat tidur, bed untuk pengantin baru. Apakah masih tersedia?" tanya Basuki di Balaikota Jakarta, Jumat (1/3/2013).
Mendengar itu, seluruh undangan yang berada di dalam Balai Agung tertawa mendengar kejahilan Basuki. Setelah itu, operator SPGDT langsung tak terdengar lagi suaranya dan seakan kehilangan sinyal. "Oh, mungkin karena saya jahili. Coba Ibu Dien (Kepala Dinas Kesehatan DKI) yang menelepon," kata Basuki.
Dien yang mendampingi Basuki mencoba menelepon 119. Setelah tersambung, Dien pun langsung bertanya di rumah sakit mana yang ruang rawat inap kelas III-nya masih tersedia. Namun, kembali Dien tidak menerima jawaban dari operator SPGDT. Tampaknya, ada kesalahan teknis dalam sambungan telepon tersebut.
Untuk kesempatan kedua, Basuki kembali mencoba menelepon 119. "Halo, saya membutuhkan tempat tidur yang dekat dengan Balaikota. Paling dekat rumah sakit mana ya?" tanya Basuki.
Beberapa detik kemudian, operator SPGDT menjawab kalau tempat tidur yang masih tersedia dan dekat dengan Balaikota, yaitu RSUD Koja. Walaupun jarak antara Balaikota di Jalan Medan Merdeka Selatan dengan Koja terbilang cukup jauh. "Saat ini paling dekat Rumah Sakit Koja, Pak," jawab operator itu.
Setelah itu, Basuki kembali bertanya kepada operator terkait persediaan ambulans untuk ke Balaikota, sambungan telepon itu kembali mengalami gangguan dan tak menjawab pertanyaan Basuki. "Ya, sekarang masih uji coba. Jadi, masih dapat dimaafkan. Kalau di mobil, seperti tidak ada GPS-nya. Jadi, operatornya kebingungan," kata Basuki.
Hari ini keberadaan SPGDT melalui call centre 119 diluncurkan untuk mengintegrasikan sumber daya manusia serta fasilitas medis di Jakarta. Sistem call centre itu berada di bawah koordinasi Dinas Kesehatan DKI Jakarta. Saat ini, sistem ini baru terintegrasi dengan sembilan rumah sakit, yaitu RSUD Cengkareng, RSUD Koja, RSUD Tarakan, RSJP Harapan Kita, RSAP Harapan Kita, Ambulans Gawat Darurat DKI, RSUP Fatmawati, RS Cipto Mangunkusumo, dan RS Persahabatan.
Dalam satu bulan ke depan, SPGDT Dinas Kesehatan DKI akan segera tekoneksi dengan 92 rumah sakit yang bekerja sama dengan Pemprov DKI Jakarta. Saat ini ada empat operator yang bekerja 24 jam menerima panggilan telepon dari masyarakat. Dien Emmawati pun menjanjikan bahwa setelah APBD cair, pihaknya akan menambah peralatan dan petugas penerima telepon.
sumber
semoga kedepannya jadi lebih baik dan dapat diandalkan

0
1.5K
5


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan