- Beranda
- Komunitas
- News
- Sejarah & Xenology
Russian Civil War (1917-1922)


TS
Shuma-Gorath
Russian Civil War (1917-1922)
Quote:
What
(Apa itu perang sipil Rusia?)
Perang sipil Rusia adalah konflik bersenjata yang berlangsung pada tahun 1917 - 1922 antara kelompok Merah (Bolshevik) yang berhaluan komunis melawan kelompok Putih yang anti-komunis. Selama perang, negara-negara luar seperti Inggris & AS juga ikut terlibat di pihak anti-komunis. Perang tersebut merupakan salah satu peristiwa terpenting dalam sejarah modern Rusia karena usai perang, Rusia berubah menjadi negara komunis Uni Soviet.
(Apa itu perang sipil Rusia?)
Perang sipil Rusia adalah konflik bersenjata yang berlangsung pada tahun 1917 - 1922 antara kelompok Merah (Bolshevik) yang berhaluan komunis melawan kelompok Putih yang anti-komunis. Selama perang, negara-negara luar seperti Inggris & AS juga ikut terlibat di pihak anti-komunis. Perang tersebut merupakan salah satu peristiwa terpenting dalam sejarah modern Rusia karena usai perang, Rusia berubah menjadi negara komunis Uni Soviet.
Quote:
When
(Kapan perang sipil Rusia berlangsung?)
Oktober 1917 - Oktober 1922
(Kapan perang sipil Rusia berlangsung?)
Oktober 1917 - Oktober 1922
Quote:
Where
(Di mana perang sipil Rusia berlangsung?)
Teritori Kekaisaran Rusia & sekitarnya
(Di mana perang sipil Rusia berlangsung?)
Teritori Kekaisaran Rusia & sekitarnya
Quote:
Who
(Siapa saja yang terlibat dalam perang sipil Rusia?)
versus
(Siapa saja yang terlibat dalam perang sipil Rusia?)
- komunis Bolshevik
- anarkis Makhnovschina
versus
- Gerakan Putih
- separatis Kaukasus & Eropa Timur
- negara-negara Sekutu / Entente (Inggris, AS, Jepang, Cina, Polandia, Prancis, Cekoslowakia, Rumania, Serbia, Italia, Yunani)
Quote:
Why
(Mengapa perang sipil Rusia bisa terjadi?)
Sejak permulaan abad ke-20, timbul rasa tidak puas terhadap Kekaisaran Rusia akibat kesenjangan sosial & sikap otoriter Kaisar Rusia (Tsar). Rasa tidak puas tersebut semakin menjadi-jadi menyusul krisis ekonomi & kekalahan bertubi-tubi Rusia pada Perang Dunia I. Puncaknya adalah ketika sejak bulan Februari 1917, timbul kerusuhan & pemogokan massal di kota Petrograd (sekarang St. Petersburg). Tsar awalnya berusaha menghentikan aksi tersebut dengan mengerahkan tentara, namun gagal karena para tentara menolak melaksanakan perintah Tsar. Merasa tidak lagi mendapat dukungan, Tsar akhirnya setuju untuk membubarkan kekaisaran pada bulan Maret 1918.
Tak lama usai bubarnya kekasairan, pemerintahan koalisi sementara yang anggotanya berasal dari kubu liberalis & komunis (Bolshevik) didirikan. Salah satu fokus utama dari pemerintahan sementara tersebut adalah melanjutkan kiprah Rusia dalam Perang Dunia I. Namun, keinginan pemerintah sementara tersebut ditolak oleh kubu komunis & anarkis yang menginginkan Rusia untuk keluar dari api peperangan tanpa kehilangan wilayahnya. Sesuatu yang bisa dikatakan mustahil kalau melihat betapa rendahnya posisi tawar Rusia di dunia internasional saat itu & betapa superiornya pasukan Jerman ketika menaklukkan wilayah barat Rusia.
Kendati tidak mendapat dukungan dari semua golongan, pemerintah koalisi Rusia tetap kukuh pada rencana awalnya & memulai penyerangan besar-besaran di Eropa Timur pada bulan April 1917. Serangan tersebut berbuntut bencana bagi Rusia karena saat melakukan serangan, timbul aksi desersi besar-besaran dari para tentara pro-sosialis yang aslinya merupakan golongan petani & pekerja hasil rekrutan wajib militer. Pihak Jerman di lain pihak berhasil mematahkan serangan Rusia & memulai serangan baliknya. Dengan alasan untuk memulihkan kondisi di medan perang yang kacau, Jenderal Kornilov selaku pemimpin militer Rusia lantas melakukan percobaan kudeta, namun gagal.
Merespon gagalnya percobaan kudeta yang dilakukan oleh militer Rusia, tekanan publik terhadap pihak tentara & para pendukungnya di tubuh pemerintahan semakin membesar. Pihak Bolshevik yang memang memiliki massa dalam jumlah besar dari golongan petani & pekerja pun ibarat menemukan momentumnya di sini. Di bawah pimpinan Vladimir Lenin, pada bulan November 1917 (bulan Oktober 1917 kalau menurut kalender versi Rusia) kubu Bolshevik melakukan kudeta pemerintahan & membubarkan militer Rusia. Tentara Merah (Krasnaya Armiya) - pasukan yang aslinya merupakan sayap militer Bolshevik & terdiri dari para relawan golongan petani serta pekerja - lalu dirombak menjadi militer baru Rusia.
Walaupun sudah tersingkir dari pemerintahan, para politikus & petinggi militer yang berseberangan dengan Bolshevik tidak lantas menyerah. Dengan bermodalkan para simpatisan & tentara yang masih loyal terhadap pemerintahan lama, mereka mulai mengumpulkan kekuatan untuk menumbangkan paksa rezim Bolshevik. Belakangan, mereka juga mendapatkan tambahan kekuatan dari sisa-sisa anggota kekaisaran, para tuan tanah yang menentang kebijakan lahan bersama ala komunis, & pihak Gereja Ortodoks Rusia yang tidak menyukai paham ateisme Bolshevik. Dengan menyebut diri mereka sebagai Gerakan Putih (Beloye Dvizheniye), kelompok gabungan anti-Bolshevik tersebut memulai perlawanannya sehingga pecahlah perang sipil Rusia.
(Mengapa perang sipil Rusia bisa terjadi?)
Sejak permulaan abad ke-20, timbul rasa tidak puas terhadap Kekaisaran Rusia akibat kesenjangan sosial & sikap otoriter Kaisar Rusia (Tsar). Rasa tidak puas tersebut semakin menjadi-jadi menyusul krisis ekonomi & kekalahan bertubi-tubi Rusia pada Perang Dunia I. Puncaknya adalah ketika sejak bulan Februari 1917, timbul kerusuhan & pemogokan massal di kota Petrograd (sekarang St. Petersburg). Tsar awalnya berusaha menghentikan aksi tersebut dengan mengerahkan tentara, namun gagal karena para tentara menolak melaksanakan perintah Tsar. Merasa tidak lagi mendapat dukungan, Tsar akhirnya setuju untuk membubarkan kekaisaran pada bulan Maret 1918.
Tak lama usai bubarnya kekasairan, pemerintahan koalisi sementara yang anggotanya berasal dari kubu liberalis & komunis (Bolshevik) didirikan. Salah satu fokus utama dari pemerintahan sementara tersebut adalah melanjutkan kiprah Rusia dalam Perang Dunia I. Namun, keinginan pemerintah sementara tersebut ditolak oleh kubu komunis & anarkis yang menginginkan Rusia untuk keluar dari api peperangan tanpa kehilangan wilayahnya. Sesuatu yang bisa dikatakan mustahil kalau melihat betapa rendahnya posisi tawar Rusia di dunia internasional saat itu & betapa superiornya pasukan Jerman ketika menaklukkan wilayah barat Rusia.
Kendati tidak mendapat dukungan dari semua golongan, pemerintah koalisi Rusia tetap kukuh pada rencana awalnya & memulai penyerangan besar-besaran di Eropa Timur pada bulan April 1917. Serangan tersebut berbuntut bencana bagi Rusia karena saat melakukan serangan, timbul aksi desersi besar-besaran dari para tentara pro-sosialis yang aslinya merupakan golongan petani & pekerja hasil rekrutan wajib militer. Pihak Jerman di lain pihak berhasil mematahkan serangan Rusia & memulai serangan baliknya. Dengan alasan untuk memulihkan kondisi di medan perang yang kacau, Jenderal Kornilov selaku pemimpin militer Rusia lantas melakukan percobaan kudeta, namun gagal.
Merespon gagalnya percobaan kudeta yang dilakukan oleh militer Rusia, tekanan publik terhadap pihak tentara & para pendukungnya di tubuh pemerintahan semakin membesar. Pihak Bolshevik yang memang memiliki massa dalam jumlah besar dari golongan petani & pekerja pun ibarat menemukan momentumnya di sini. Di bawah pimpinan Vladimir Lenin, pada bulan November 1917 (bulan Oktober 1917 kalau menurut kalender versi Rusia) kubu Bolshevik melakukan kudeta pemerintahan & membubarkan militer Rusia. Tentara Merah (Krasnaya Armiya) - pasukan yang aslinya merupakan sayap militer Bolshevik & terdiri dari para relawan golongan petani serta pekerja - lalu dirombak menjadi militer baru Rusia.
Walaupun sudah tersingkir dari pemerintahan, para politikus & petinggi militer yang berseberangan dengan Bolshevik tidak lantas menyerah. Dengan bermodalkan para simpatisan & tentara yang masih loyal terhadap pemerintahan lama, mereka mulai mengumpulkan kekuatan untuk menumbangkan paksa rezim Bolshevik. Belakangan, mereka juga mendapatkan tambahan kekuatan dari sisa-sisa anggota kekaisaran, para tuan tanah yang menentang kebijakan lahan bersama ala komunis, & pihak Gereja Ortodoks Rusia yang tidak menyukai paham ateisme Bolshevik. Dengan menyebut diri mereka sebagai Gerakan Putih (Beloye Dvizheniye), kelompok gabungan anti-Bolshevik tersebut memulai perlawanannya sehingga pecahlah perang sipil Rusia.
Quote:
How Many
(Berapa jumlah korban tewas akibat perang sipil Rusia?)
Sekitar 9 juta jiwa.
(Berapa jumlah korban tewas akibat perang sipil Rusia?)
Sekitar 9 juta jiwa.
Diubah oleh Shuma-Gorath 04-11-2014 15:13
0
14.9K
Kutip
40
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan