Kaskus

Entertainment

elwinyapAvatar border
TS
elwinyap
No matter what: Seret Ibas, Didukung Mahfud MD, Anas Tetap Akan Di bui KPK
Biarpun Anas akan menyeret Ibas dan didukung Mahfud MD Anas Urbaningrum akan tetap dibui KPK. Biarpun banyak tokoh yang mengalir memberi dukungan selepas Mahfud MD dan Anwar Nasution mengunjungi Anas Urbaningrum tidak akan serta-merta menjadikannya bebas dan membuat KPK melempem. KPK akan tetap tegar dan konsisten untuk memasukkan Anas Urbaningrum ke penjara. Tidak ada dalam sejarah KPK sudah ditetapkan sebagai tersangka lantas dilepas melenggang begitu saja. Biarpun Anas menjadi justice collaborator, Anas tetap akan dibui dan Anas bukanlah pahlawan dan gelarnya pun nanti adalah koruptor.

Kasus Anas ini bukan kasus biasa. Ada tarik menarik kepentingan politik para petinggi partai, para penguasa, Penyebabnya adalah Anas Urbaningrum mantan Ketua Umum Partai Demokrat. Anas memiliki segudang teman yang selalu berkonsultasi dengan berbagai lembaga hukum mengingat kekuasaan Anas Urbaningrum yang mampu memengaruhi DPR.

Ingat, Partai Demokrat adalah partai penguasa yang suaranya diperhitungkan di DPR. Tak ada satu pun lembaga negara yang terlepas dari hubungan dengan Anas Urbaningrum. Benar-benar culun jika memahami bahwa Anas Urbaningrum tidak memiliki pengaruh kepada semua lembaga. Namun hubungan antara Anas dan para petinggi lembaga bukan selalu hubungan yang positif. Tidak semua tokoh yang datang memiliki kredibilitas brilian alias hanya tokoh biasa saja. Dan, korupsi di Indonesia telah secara sistematis dibagi-bagi oleh partai-partai dengan pembagian kekuasaan.

Hakikat partai dan demokrasi di Indonesia adalah hanya menjadi ajang mencari makan berakar dari human needs, bahkan animal needs yang berkonsep pada aturan manusia purba yang berebut makanan. Hal itu terwujud dalam demokrasi di Indonesia yang mewujud menjadi kartel politik berupa Satgas Koalisi yang tujuannya sama dengan manusia purba - berbagi makanan.

Nah, dalam kondisi politik, partai dan demokrasi seperti itu selaknyaknya kunjungan para tokoh itu dimaknai: adanya kepentingan simbiosis mutualisme antara Anas dan para tokoh tersebut - baik yang negative maupun yang positif. Ingat: dalam diri para politikus, hari ini masih menjadi manusia suci, besok bisa menjadi paria dan hina dina, karena politik dan demokrasi di Indonesia sesungguhnya masih menggambarkan konsep manusia purba bahwa demokrasi dan politik hanyalah ‘the fighting ground of animal being for food - tempat bertarung manusia teroengaruh gen hewani untuk mencari makanan”. Sangat nista. Maka tidak mengherankan bahwa semua partai di Indonesia korup.

Dalam gambaran demokrasi mencari makanan ala manusia purba seperti itulah seharusnya kunjungan para tokoh ke rumah Anas Urbaningrum dipahami. Kenapa baru sekarang semua berteriak, apakah karena Anas dianggap dikriminalisasikan? Jika benar KPK melakukan kriminalisasi dan indikasi intervensi Susilo Bambang Yudhoyono terbukti, maka itu hanya semakin membuktikan hukum ‘mencari makan bersama’ dalam konteks demokrasi purba.

Jika pun KPK tidak terbukti terinvensi, maka saga Anas Urbaningrum akan tetao berlanjut bukan karena Anas adalah pahlawan, namun karena kepentingan para koruptor telah selesai dengan dimasukkannya Anas ke dalam bui. Manuver apapun Anas, termasuk menjadi justice collaborator, dengan tanda-tandanya, akan tetap membuat Anas masuk ke dalam bui. Pun jika kasus Century dan Hambalang menyeret Boediono dan bahkan Ibas Baskoro, Anas akan tetap masuk penjara dan bergelar koruptor pada akhirnya.

Sebagai tambahan untuk justice collaborator, ada 7 indikasi Anas akan menjadi justice collaborator. Berikut catatan tambahan yang sudah pernah saya sampaikan.

Pertama, pidato Anas yang memuji-muji KPK sebagai benteng terakhir yang akan mengadili Anas secara adil, transparan dan professional merupakan signal bahwa Anas tak akan melawan KPK. Anas sadar siapapun yang sudah tersangka KPK akan memorakporandakan kehidupannya kecuali dirayu dengan lagu mellow - contohnya Angelina Sondakh dengan memamerkan anak-anak hartanya tak disita.

Kedua, Anas menjual ibundanya untuk mengaduk-aduk belas kasihan dan bermuka mellow untuk menarik simpati publik. Hj. Sriati menyebut Anas tegar, anak-anak kecil belum tahu kasusnya, dan sebagianya. Kenapa tidak sejak dulu ketika berkuasa Hj. Sriati tidak menemui wartawan dan baru sekarang setelah Anas menjadi tersangka?

Juga apa pentingnya Hj. Sriati menyebut-nyebut hilangnya beban dibanding ketika masih menjabat Ketum PD? Tujuannya jelas adalah meniru Angelina Sondakh yang mellow dan menjadikan kasus Anas seperti sinetron. Jelas Anas yang cerdas tapi mellow dan melankolis seperti SBY itu telah belajar dari kasus Wa Ode Nurhayati - yang juga akibat KPK didorong untuk menghukum lebih keras oleh Banggar - yang tegar ternyata dijatuhi hukuman 9 tahun. Yang menjual mellow dan belas kasihan pamer derita anak seperti Angelina Sondakh dihukum 4,5 tahun. Nah, Anas meniru sesuai karakter lembeknya seperti Angelina Sondakh.

Ketiga, Anas bergabung dengan Perindo, organisasi massa baru bentukan Hary Tanoesudibjo setelah tersingkir dari NasDem. Tindakan Anas ini adalah upaya untuk meyakinkan publik bahwa dia kuat untuk ditunjukkan kepada umum.

Keempat, Anas menyebutkan Ibas sebagai orang yang juga menghadiri rapat bersama dengan Amir Samsjudin, Nazaruddin dan Anas juga. Ibas mulai disebut-sebut sementara hubungan antara M. Nazaruddin dengan dirinya.

Kelima, Anas mulai menyebut kasus Bank Century dan menggandeng Anwar Nasution yang ketika itu mengaudit Bank Century. Anwar Nasution adalah justice collaborator yang tidak dibui dalam kasus BLBI Bank Indonesia sementara yang lainnya seperti Aulia Pohan - besan SBY, Maman Soemantri, Bun Bunan Hutapea, Aslim Tadjuddin diganjar 4-4,5 tahun penjara - meski faktanya dikurangi sehingga hanya sekitar 1,2 tahun bebas merdeka. Nah, Anas mendapat pelajaran dari Anwar Nasution agar menjadi pahlawan, bukan pecundang.

Keenam, Anas mendapat dukungan dari banyak pihak - yang tujuannya sebenarnya untuk menutup dosa. Anas harus melakukan tobatannasuha agar diampuni oleh Allah SWT akibat korupsinya. Juga dosa karena menutup-nutupi kebenaran kasus Century selama menjadi Ketum Demokrat.

Ketujuh, Partai Demokrat all-out akan menantang dan adu kuat memengaruhi KPK. Setelah keberhasilan SBY mengintervensi KPK, maka Partai Demokrat percaya diri menantang Anas agar buka-bukaan soal Century - seperti diungkapkan oleh Marzuki Alie. Anas harus memilih menjadi justice collaborator jika ingin dihukum ringan atau dibebaskan KPK. Sementara untuk kasus Hambalang, Ibas atau Edhie Baskoro menyampaikan bahwa apa yang diungkapkan oleh Anas adalah lagu lama - yang bisa jadi tak enak didengar oleh Partai Demokrat.

Jadi Anas tidak memiliki banyak pilihan. Apapun yang dilakukan termasuk membongkar Century, Hambalang, dan keterlibatan banyak pihak termasuk Ibas, mendapat dukungan Mahfud MD, tidak akan menguntungkan dirinya. Itulah politik model demokrasi zaman purba yang disebut Anas sebagai sadis.

Salam bahagia ala saya.
0
860
3
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan