- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
Jalan, Hidup, dan Kisah Si Brengsek


TS
kasihelia
Jalan, Hidup, dan Kisah Si Brengsek
Buat penunggu Stories From The Heart,
Maaf jelek. Saya ngerjain ini dalam waktu 15menit. Dengan koreksi seperlunya (baca: koreksi yang terlihat aja).
Dan ini cerita berseri, jadi kalau tanggapannya baik, saya berniat mengcoppas lanjutannya sesegera mungkin.
Saya juga menerima kritik dan saran YANG MEMBANGUN bukan yang menjatuhkan. Jadi sesama kita yang gemar membaca dan menulis, baiklah saling membangun, bukannya menjatuhkan dengan comment yang buruk dan tidak berpendidikan.
Selamat malam. Enjoy!
Maaf jelek. Saya ngerjain ini dalam waktu 15menit. Dengan koreksi seperlunya (baca: koreksi yang terlihat aja).
Dan ini cerita berseri, jadi kalau tanggapannya baik, saya berniat mengcoppas lanjutannya sesegera mungkin.
Saya juga menerima kritik dan saran YANG MEMBANGUN bukan yang menjatuhkan. Jadi sesama kita yang gemar membaca dan menulis, baiklah saling membangun, bukannya menjatuhkan dengan comment yang buruk dan tidak berpendidikan.
Selamat malam. Enjoy!
Spoiler for Part I : Si Brengsek, dan Gadis yang Mencintai Malaikat:
I. Si Brengsek, dan Gadis yang Mencintai Malaikat
Suatu malam di negeri yang berada di antara ada dan tiada. Negeri yang suatu hari akan disangkal keberadaannya olehmu ketika kau mulai beranjak dewasa. Negeri yang hanya bisa dipahami indahnya bagi mereka yang masih menyimpan kepolosan dalam hatinya. Dan malam itu adalah malam yang indah. Bintang-bintang terlihat jelas. Lebih jelas dari biasanya.
Tampaklah seorang gadis, berjalan tak tentu arahnya. Gadis itu mengenakan gaun pendek berwarna putih polos, namun terlihat begitu lusuh. Compang-camping pula. Matanya sembab seperti habis menangis. Jalannya tak lurus, layaknya orang mabuk. Tapi sepertinya gadis ini bukanlah pemabuk, dia lebih terlihat seperti gadis yang sedang kosong hatinya.
Jerkie, yang malam itu tetiba ingin bersepeda, berpapasan dengan gadis lusuh itu. Lalu sepersekian detik kemudian menoleh, tanpa memperhatikan jalan di depannya. Sepeda yang dinaikinya limbung. Beruntung ia berhasil mendapatkan kembali keseimbangannya dengan menapak ke tanah. Ia menghentikan sepedanya lalu kembali menoleh ke belakang. Kali ini diikuti keheranan, melihat gadis itu sudah tak ada lagi di belakangnya.
================================================== =
Malaikat itu berdiri di atas bebatuan dekat pantai, mengebas-kebaskan sayapnya. Iseng. Sampai matanya menangkap sesosok gadis. Berjalan limbung, sebentar ke kanan sebentar ke kiri. Bajunya lusuh sekali. Seperti berhari-hari dipakai tapi tak dicuci. Tahu-tahu, pandangan mereka beradu. Dan malaikat itu melihat, betapa sayunya mata itu. Tapi menarik. Menarik? Tahu kan maksudnya? Seperti gravitasi. Malaikat itu memandangnya. Tak mau lepas.
================================================== =
Jerkie memandang langit-langit kamarnya sambil diam. Malam itu dia berpikir lebih banyak dari biasanya. Lalu, tak lama memejamkan mata tertidur.
================================================== ==
3 hari kemudian...
Jerkie sudah benar-benar melupakan pertemuannya dengan gadis itu, sampai hari ini, ketika sedang bersama teman-temannya, ia menemukan gadis itu lagi. Di sana. Di dalam keramaian. Tak ayal, ia langsung berlari, mencari gadis itu di antara kerumunan orang yang berjalan hilir-mudik.
Ketika akhirnya Jerkie menemukannya, gadis itu tampak sedang tertidur tenang di bangku taman. Jerkie mendekatinya, menantinya bangun dari tidurnya.
1 jam... 2 jam... 3 jam berlalu...akhirnya gadis itu bangun.
Ia tampak tak terkejut melihat Jerkie sudah ada di sampingnya. Ia membetulkan posisinya jadi agak lebih tegak, lalu menoleh sepenuhnya ke arah Jerkie. Ke matanya.
"Kamu.....siapa?"
"Hai, aku Ahava. Tapi karena aku brengsek, semua orang memanggilku Jerk (Ind: Brengsek,red). Bagaimana denganmu? Apa yang kaulakukan? Tertidur di sebuah bangku di tempat umum adalah hal yang aneh bagi aku." ucap Jerk jujur.
Gadis itu lama terdiam, melihat ke mata Jerkie.
"Aku Beth. Bethany."
"Itu saja? Apa yang kaulakukan di sini?" tanya Jerkie gusar.
"Mencari seseorang."
"Seseoang? Siapa? Pacarmu kah?"
"Bukan, bukan pacarku. Tapi orang yang aku cinta. Hanya saja, dia bukan, dan mungkin tak akan pernah jadi pacarku."
"Mengapa? Apa dia tidak membalas rasa cintamu? Atau......"
"atau.......dia bukan manusia? Ya, dia bukan manusia."
Beth terdiam. Jerkie juga terdiam.
"Bukan manusia jadi apa dong?" tanya Jerkie benar-benar emosi. Satu sisi di dirinya sibuk berdilema apa gadis ini berbohong atau menggunakan semacam ungkapan. Tapi satu sisi lainnya merasa diremehkan.
"Tak bisa kusebutkan."
"Baiklah. Setidaknya berikan ciri-cirinya padaku. Karena aku mengejarmu sampai ke sini didorong rasa ingin tahuku. Ada apa di balik muka sembab dan mata sayu itu."
"Tak bisa kujelaskan."
"Duh kau ini, orangnya sulit sekali ya. Jadi mengapa kau jatuh cinta pada orang yang "bukan manusia" ini? desak Jerkie dengan sedikit menyindir.
================================================== ==
Gadis yang berpandangan dengan malaikat itu menatap lama, seakan ia bisa menyelidiki masa lalunya dengan melihat ke dalam pupil matanya yang indah itu. Tapi tidak. Gadis itu tak melihat apapun. Sebaliknya, ia tersadar bahwa malaikat itu juga balik memandang ke arahnya. Memandang sangaat lama. Begitu sadar, ia langsung membuang mukanya. Malu. Ia berani bertaruh, mukanya saat ini pasti sedang lucu-lucunya. Berwarna merah seperti akan meledak.
================================================== ==
Gadis itu menyelesaikan seluruh detail ceritanya. Bagaimana ia begitu lama berpandangan dengan yang dicarinya 'itu'. Bagaimana ketika ia pingsan kelelahan, 'itu' menggendongnya. Mengompres keningnya, dan berjaga hingga ia terbangun dari sakitnya. Bagaimana mereka berpandangan begitu lama, sampai akhirnya 'itu', entah mengapa menundukkan kepala, meneteskan airmata dan berkata, "Maaf, ...."
Jerkie mengedikkan bahunya lalu berkata,
"Siapa di dunia ini yang bisa melakukan hal itu? Maksudku, membuatmu jatuh cinta dan tergila-gila."
Gadis itu mengalihkan pandangannya ke arah matahari sore yang terbenam. Lama terdiam hingga akhirnya ia tertawa kecil dan berkata,
"Malaikat.....hihihi...."
Suatu malam di negeri yang berada di antara ada dan tiada. Negeri yang suatu hari akan disangkal keberadaannya olehmu ketika kau mulai beranjak dewasa. Negeri yang hanya bisa dipahami indahnya bagi mereka yang masih menyimpan kepolosan dalam hatinya. Dan malam itu adalah malam yang indah. Bintang-bintang terlihat jelas. Lebih jelas dari biasanya.
Tampaklah seorang gadis, berjalan tak tentu arahnya. Gadis itu mengenakan gaun pendek berwarna putih polos, namun terlihat begitu lusuh. Compang-camping pula. Matanya sembab seperti habis menangis. Jalannya tak lurus, layaknya orang mabuk. Tapi sepertinya gadis ini bukanlah pemabuk, dia lebih terlihat seperti gadis yang sedang kosong hatinya.
Jerkie, yang malam itu tetiba ingin bersepeda, berpapasan dengan gadis lusuh itu. Lalu sepersekian detik kemudian menoleh, tanpa memperhatikan jalan di depannya. Sepeda yang dinaikinya limbung. Beruntung ia berhasil mendapatkan kembali keseimbangannya dengan menapak ke tanah. Ia menghentikan sepedanya lalu kembali menoleh ke belakang. Kali ini diikuti keheranan, melihat gadis itu sudah tak ada lagi di belakangnya.
================================================== =
Malaikat itu berdiri di atas bebatuan dekat pantai, mengebas-kebaskan sayapnya. Iseng. Sampai matanya menangkap sesosok gadis. Berjalan limbung, sebentar ke kanan sebentar ke kiri. Bajunya lusuh sekali. Seperti berhari-hari dipakai tapi tak dicuci. Tahu-tahu, pandangan mereka beradu. Dan malaikat itu melihat, betapa sayunya mata itu. Tapi menarik. Menarik? Tahu kan maksudnya? Seperti gravitasi. Malaikat itu memandangnya. Tak mau lepas.
================================================== =
Jerkie memandang langit-langit kamarnya sambil diam. Malam itu dia berpikir lebih banyak dari biasanya. Lalu, tak lama memejamkan mata tertidur.
================================================== ==
3 hari kemudian...
Jerkie sudah benar-benar melupakan pertemuannya dengan gadis itu, sampai hari ini, ketika sedang bersama teman-temannya, ia menemukan gadis itu lagi. Di sana. Di dalam keramaian. Tak ayal, ia langsung berlari, mencari gadis itu di antara kerumunan orang yang berjalan hilir-mudik.
Ketika akhirnya Jerkie menemukannya, gadis itu tampak sedang tertidur tenang di bangku taman. Jerkie mendekatinya, menantinya bangun dari tidurnya.
1 jam... 2 jam... 3 jam berlalu...akhirnya gadis itu bangun.
Ia tampak tak terkejut melihat Jerkie sudah ada di sampingnya. Ia membetulkan posisinya jadi agak lebih tegak, lalu menoleh sepenuhnya ke arah Jerkie. Ke matanya.
"Kamu.....siapa?"
"Hai, aku Ahava. Tapi karena aku brengsek, semua orang memanggilku Jerk (Ind: Brengsek,red). Bagaimana denganmu? Apa yang kaulakukan? Tertidur di sebuah bangku di tempat umum adalah hal yang aneh bagi aku." ucap Jerk jujur.
Gadis itu lama terdiam, melihat ke mata Jerkie.
"Aku Beth. Bethany."
"Itu saja? Apa yang kaulakukan di sini?" tanya Jerkie gusar.
"Mencari seseorang."
"Seseoang? Siapa? Pacarmu kah?"
"Bukan, bukan pacarku. Tapi orang yang aku cinta. Hanya saja, dia bukan, dan mungkin tak akan pernah jadi pacarku."
"Mengapa? Apa dia tidak membalas rasa cintamu? Atau......"
"atau.......dia bukan manusia? Ya, dia bukan manusia."
Beth terdiam. Jerkie juga terdiam.
"Bukan manusia jadi apa dong?" tanya Jerkie benar-benar emosi. Satu sisi di dirinya sibuk berdilema apa gadis ini berbohong atau menggunakan semacam ungkapan. Tapi satu sisi lainnya merasa diremehkan.
"Tak bisa kusebutkan."
"Baiklah. Setidaknya berikan ciri-cirinya padaku. Karena aku mengejarmu sampai ke sini didorong rasa ingin tahuku. Ada apa di balik muka sembab dan mata sayu itu."
"Tak bisa kujelaskan."
"Duh kau ini, orangnya sulit sekali ya. Jadi mengapa kau jatuh cinta pada orang yang "bukan manusia" ini? desak Jerkie dengan sedikit menyindir.
================================================== ==
Gadis yang berpandangan dengan malaikat itu menatap lama, seakan ia bisa menyelidiki masa lalunya dengan melihat ke dalam pupil matanya yang indah itu. Tapi tidak. Gadis itu tak melihat apapun. Sebaliknya, ia tersadar bahwa malaikat itu juga balik memandang ke arahnya. Memandang sangaat lama. Begitu sadar, ia langsung membuang mukanya. Malu. Ia berani bertaruh, mukanya saat ini pasti sedang lucu-lucunya. Berwarna merah seperti akan meledak.
================================================== ==
Gadis itu menyelesaikan seluruh detail ceritanya. Bagaimana ia begitu lama berpandangan dengan yang dicarinya 'itu'. Bagaimana ketika ia pingsan kelelahan, 'itu' menggendongnya. Mengompres keningnya, dan berjaga hingga ia terbangun dari sakitnya. Bagaimana mereka berpandangan begitu lama, sampai akhirnya 'itu', entah mengapa menundukkan kepala, meneteskan airmata dan berkata, "Maaf, ...."
Jerkie mengedikkan bahunya lalu berkata,
"Siapa di dunia ini yang bisa melakukan hal itu? Maksudku, membuatmu jatuh cinta dan tergila-gila."
Gadis itu mengalihkan pandangannya ke arah matahari sore yang terbenam. Lama terdiam hingga akhirnya ia tertawa kecil dan berkata,
"Malaikat.....hihihi...."


anasabila memberi reputasi
1
2.1K
Kutip
21
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan