- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Berakhirnya Era Playboy


TS
perfect9world
Berakhirnya Era Playboy
Quote:
Quote:
Quote:
:
Bantu Rate Dulu gan 


Quote:

Quote:
Perbedaan definisi playboy di dua jaman
Quote:
]Menjadi playboy di jaman dulu tidaklah semudah membelikan wanita minuman mahal.
Pada era sekitar 50 tahun yang lalu, istilah playboy belum tentu berkonotasi buruk. Banyak tokoh-tokoh yang dikenal playboy tetap dipuji dan dihormati. Mengapa begitu?
Quote:
Semakin kita besar maka ingatan masa kecil kita semakin hilang, namun masih ada satu ingatan masa kecil yang masih bisa saya ingat dengan jelas. Setiap sore sehabis kerja, Eyang Kakung saya akan duduk di teras dengan secangkir kopi di meja sambil merokok dari pipa kayunya, masih lengkap dengan setelan jas berwarna putihnya. Pada saat itu saya sangat kagum dengan penampilan Eyang Kakung saya yang begitu elegan dan gagah. Sayangnya saya masih sangat kecil ketika Eyang Kakung saya meninggal sehingga belum sempat ada kesempatan mengobrol banyak.
Namun, begitu saya besar saya suka bertanya kepada Eyang putri tentang Eyang Kakung saya. Eyang putri menggambarkan Eyang Kakung sebagai lelaki yang santun, pintar, dan berkarisma. Eyang Kakung selalu memperlakukan Eyang putri dengan istimewa. Beliau selalu membukakan pintu untuk Eyang putri, menarik kursi untuknya saat makan, dan berdiri saat Eyang putri meninggalkan kursinya atau pada saat ia kembali. Sikap itulah yang membuat Eyang putri jatuh cinta pada Eyang Kakung. Namun Eyang Putri juga menambahkan bahwa pada saat muda, Eyang Kakung adalah pria yang banyak digemari oleh wanita karena sikapnya yang dapat membuat wanita merasa istimewa ini. Banyak wanita dari segala bangsa takluk olehnya (Eyang Kakung saya dapat berbicara enam bahasa). Dari penggambaran yang diberikan Eyang putri, saya mengambil kesimpulan bahwa Eyang Kakung - apabila kita menggunakan istilah sekarang - adalah seorang playboy. Namun, Eyang Putri juga menambahkan bahwa semua wanita yang pernah dekat dengannya tetap memujinya.
Mari sekarang kita majukan cerita ini ke jaman sekarang. Saya mempunyai teman yang seumuran dengan saya. Ia lajang, sukses, dan tentunya banyak uang.Sebenarnya secara pribadi ia orangnya baik, namun ada satu kekurangan dirinya (apabila memang kita dapat menyebutnya kekurangan), yaitu ia sangat gemar bermain wanita. Setiap ada kesempatan pasti akan ia habiskan mengatur strategi untuk menambah "koleksinya". Pernah suatu saat saya mencoba menjodohkannya dengan teman saya. Suatu kesalahan besar karena minggu depannya, teman saya marah-marah dan bercerita tentang betapa kurang ajarnya teman saya ini. Ternyata teman playboy saya ini meniduri teman saya dan tidak pernah menelfonnya lagi.. Okay, that was my fault.
Dua hal yang sangat kontras ini membuat saya berpikir bahwa ada masa dimana istilah playboy belum tentu identik dengan suatu yang buruk. Ada masa dimana untuk diberikan gelar playboy, seseorang harus mempunyai kelas, karisma, dan mengerti tata krama. Sangat berbeda dengan self-made playboy yang hidup di jaman sekarang yang hobi memburu wanita dengan modal mobil mewah, kantong tebal, dan kelakuan seperti bajingan. Mereka memperlakukan wanita seperti barang yang habis dipakai lalu dibuang, dan bercerita ke teman-temannya dengan bangga. Malah lebih parahnya lagi, banyak pria yang ingin dibilang playboy hingga merasa perlu ikut kursus konsultasi cara memikat wanita. Banyak juga pria yang mengubah namanya, dan berbohong demi dapat membawa wanita ke dalam ranjang. Mungkin cara itu ampuh untuk mendapatkan beberapa tipe wanita, tetapi seorang pria sejati tidak akan pernah menggunakan cara-cara rendah seperti itu.
Ada beberapa nama yang muncul dari riset saya untuk artikel ini. Tokoh-tokoh yang dikenal seperti Soekarno, John F. Kennedy, Howard Hughes, dan Frank Sinatra adalah segelintir contohnya. Mereka adalah tokoh-tokoh yang dikenal dengan gaya hidup playboy, namun bukan seorang bajingan. Setiap wanita yang didekatinya adalah karena ketertarikannya oleh keindahaan dan bukan hanya untuk pamer. Ada beberapa tokoh lain yang sudah sangat dikenal sebagai playboy internasional namun mungkin belum terlalu dikenal oleh masyarakat awam, seperti George Hamilton, Gunter Sachs, Gianni Agnelli, dan Porfirio Rubirosa.
Kisah-kisah playboy sejati ini sangatlah menarik untuk diketahui. Sebagian dari mereka memang lahir dari keluarga ternama, harta berlimpah, dan memang sudah dipersiapkan untuk menjadi pemimpin namun tidak satupun dari mereka yang tidak memiliki kelas dan gaya. Gunter Sachs lahir pada tahun 1932 dari keluarga kaya raya. Dari kecil hidupnya mewah dan berkecukupan namun hal itu tidak membuatnya menjadi anak manja. Sachs memiliki intelejensi tinggi, berbicara empat bahasa, ahli matematika dan atrologi, juga telah membuat film dan dikenal sebagai photographer handal.

Ia mempunyai hobi bermain bobsleigh (google it), polo, dan mengkoleksi barang-barang seni yang luar biasa mahal. Ia tiga kali menikah dan salah satu istrinya adalah aktris legendaris bernama Brigitte Bardot. Pada saat itu Brigitte Bardot adalah pujaan semua lelaki. Ia bertemu Bardot di Perancis dan langsung tertarik oleh kecantikannya. Keesokan harinya Sachs menaiki helikopter dan terbang di atas villa dimana Bardot berada, dan menghujani villa itu dengan ribuan mawar merah. Dua bulan kemudian mereka menikah. Sachs juga pernah memiliki hubungan dengan Soraya Esfandiary, mantan ratu Iran yang pernah menolak Frank Sinatra.


Apabila ada sosok Tony Stark di dunia nyata maka ia adalah Gianni Agnelli. Ia adalah pewaris kerajaan otomotif Italia, Fiat. Ia mengepalai perusahaan itu dan membuatnya menjadi perusahaan otomotif berskala internasional. Agnelli juga pernah menjadi pembalap Formula 1, dan mantan pemilik tim bola Juventus. Hobi seperti bermain ski, berlayar, dan balap mobil membuatnya menjadi idola para wanita. Daftar wanita yang pernah takluk olehnya adalah Anita Ekberg, Rita Hayworth, Linda Christian, Danielle Darrieux, dan Pamela Churchill Harriman. Hubungannya dengan Pamela hanya berlangsung 3 tahun, namun Pamela mendeskripsikan hubungannya dengan Agnelli sebagai "masa paling bahagia di dalam hidupnya". Jacqueline Kennedy pun sempat dirumorkan mempunyai hubungan dengannya.

Dalam suatu wawancara, Agnelli ditanya apa rahasia yang membuatnya bisa mendapatkan wanita-wanita kelas dunia ini. Agnelli menjawab, "Men fall into two categories: men who talk about women and men who talk to women. In my case, I talk to them".
Tokoh yang terakhir bukanlah dari keluarga ternama ataupun kaya. Porfirio Rubirosa adalah contoh lelaki yang menggunakan karismanya dalam mendapatkan kemauannya dalam hidup. Lahir dari keluarga menengah di Republik Dominika, kemudian sempat tinggal di Paris karena pekerjaan ayahnya. Di awal umur 20an, Rubirosa memikat hati Flor de Oro Trujillo, anak perempuan dari diktator kejam Rafael Trujillo yang pada saat itu adalah orang nomor satu Republik Dominika. Rubirosa pun diangkat menjadi diplomat dan ditempatkan di Berlin dan kemudian Paris.

Salah satu cerita penaklukkannya yang paling terkenal adalah saat dia memikat hati sang bintang Zsa Zsa Gabor. Ia bertatap muka dengan Gabor di Plaza Hotel, New York. Rubirosa langsung terpikat dengan kecantikannya. Saat Gabor kembali ke kamar hotelnya, Ia kaget mendapati kamar hotelnya dipenuhi bunga dengan dilengkapi sebuah kartu yang bertuliskan, "To the most beautiful of women", dengan namanya tertera di bawah kartunya. Pada saat itu Gabor masih menikah dengan aktor George Sanders. Hanya selang beberapa bulan, Gabor meninggalkan suaminya dan tinggal bersama Rubi.
Wanita-wanita yang berada di daftar penaklukkannya adalah wanita-wanita yang sangat berkelas dan luar biasa cantik, sebut saja Ava Gardner, Evita Peron, Jayne Mansfield, Veronica Lake, Dolores Del Rio, dan Marilyn Monroe. Rubi lima kali menikah, dua diantaranya adalah wanita terkaya di dunia, Doris Duke dan Barbarra Hutton. Walaupun Rubi terkenal akan petualangannya dengan wanita, namun ia tidak pernah membicarakannya dengan teman-temannya. Claude Terrail, pemilik restoran bintang empat La Tour d'Argent di Paris dan salah satu teman terdekat Rubi pernah berkomentar, "Dia (Rubi) adalah sosok gentleman, dan gentleman yang sangat sukses dengan wanita akan menjaga mulutnya. Ia tidak pernah membicarakan apa yang terjadi antara ia dan wanita-wanitanya".


Namun, begitu saya besar saya suka bertanya kepada Eyang putri tentang Eyang Kakung saya. Eyang putri menggambarkan Eyang Kakung sebagai lelaki yang santun, pintar, dan berkarisma. Eyang Kakung selalu memperlakukan Eyang putri dengan istimewa. Beliau selalu membukakan pintu untuk Eyang putri, menarik kursi untuknya saat makan, dan berdiri saat Eyang putri meninggalkan kursinya atau pada saat ia kembali. Sikap itulah yang membuat Eyang putri jatuh cinta pada Eyang Kakung. Namun Eyang Putri juga menambahkan bahwa pada saat muda, Eyang Kakung adalah pria yang banyak digemari oleh wanita karena sikapnya yang dapat membuat wanita merasa istimewa ini. Banyak wanita dari segala bangsa takluk olehnya (Eyang Kakung saya dapat berbicara enam bahasa). Dari penggambaran yang diberikan Eyang putri, saya mengambil kesimpulan bahwa Eyang Kakung - apabila kita menggunakan istilah sekarang - adalah seorang playboy. Namun, Eyang Putri juga menambahkan bahwa semua wanita yang pernah dekat dengannya tetap memujinya.
Mari sekarang kita majukan cerita ini ke jaman sekarang. Saya mempunyai teman yang seumuran dengan saya. Ia lajang, sukses, dan tentunya banyak uang.Sebenarnya secara pribadi ia orangnya baik, namun ada satu kekurangan dirinya (apabila memang kita dapat menyebutnya kekurangan), yaitu ia sangat gemar bermain wanita. Setiap ada kesempatan pasti akan ia habiskan mengatur strategi untuk menambah "koleksinya". Pernah suatu saat saya mencoba menjodohkannya dengan teman saya. Suatu kesalahan besar karena minggu depannya, teman saya marah-marah dan bercerita tentang betapa kurang ajarnya teman saya ini. Ternyata teman playboy saya ini meniduri teman saya dan tidak pernah menelfonnya lagi.. Okay, that was my fault.
Dua hal yang sangat kontras ini membuat saya berpikir bahwa ada masa dimana istilah playboy belum tentu identik dengan suatu yang buruk. Ada masa dimana untuk diberikan gelar playboy, seseorang harus mempunyai kelas, karisma, dan mengerti tata krama. Sangat berbeda dengan self-made playboy yang hidup di jaman sekarang yang hobi memburu wanita dengan modal mobil mewah, kantong tebal, dan kelakuan seperti bajingan. Mereka memperlakukan wanita seperti barang yang habis dipakai lalu dibuang, dan bercerita ke teman-temannya dengan bangga. Malah lebih parahnya lagi, banyak pria yang ingin dibilang playboy hingga merasa perlu ikut kursus konsultasi cara memikat wanita. Banyak juga pria yang mengubah namanya, dan berbohong demi dapat membawa wanita ke dalam ranjang. Mungkin cara itu ampuh untuk mendapatkan beberapa tipe wanita, tetapi seorang pria sejati tidak akan pernah menggunakan cara-cara rendah seperti itu.
Ada beberapa nama yang muncul dari riset saya untuk artikel ini. Tokoh-tokoh yang dikenal seperti Soekarno, John F. Kennedy, Howard Hughes, dan Frank Sinatra adalah segelintir contohnya. Mereka adalah tokoh-tokoh yang dikenal dengan gaya hidup playboy, namun bukan seorang bajingan. Setiap wanita yang didekatinya adalah karena ketertarikannya oleh keindahaan dan bukan hanya untuk pamer. Ada beberapa tokoh lain yang sudah sangat dikenal sebagai playboy internasional namun mungkin belum terlalu dikenal oleh masyarakat awam, seperti George Hamilton, Gunter Sachs, Gianni Agnelli, dan Porfirio Rubirosa.
Kisah-kisah playboy sejati ini sangatlah menarik untuk diketahui. Sebagian dari mereka memang lahir dari keluarga ternama, harta berlimpah, dan memang sudah dipersiapkan untuk menjadi pemimpin namun tidak satupun dari mereka yang tidak memiliki kelas dan gaya. Gunter Sachs lahir pada tahun 1932 dari keluarga kaya raya. Dari kecil hidupnya mewah dan berkecukupan namun hal itu tidak membuatnya menjadi anak manja. Sachs memiliki intelejensi tinggi, berbicara empat bahasa, ahli matematika dan atrologi, juga telah membuat film dan dikenal sebagai photographer handal.

Ia mempunyai hobi bermain bobsleigh (google it), polo, dan mengkoleksi barang-barang seni yang luar biasa mahal. Ia tiga kali menikah dan salah satu istrinya adalah aktris legendaris bernama Brigitte Bardot. Pada saat itu Brigitte Bardot adalah pujaan semua lelaki. Ia bertemu Bardot di Perancis dan langsung tertarik oleh kecantikannya. Keesokan harinya Sachs menaiki helikopter dan terbang di atas villa dimana Bardot berada, dan menghujani villa itu dengan ribuan mawar merah. Dua bulan kemudian mereka menikah. Sachs juga pernah memiliki hubungan dengan Soraya Esfandiary, mantan ratu Iran yang pernah menolak Frank Sinatra.


Apabila ada sosok Tony Stark di dunia nyata maka ia adalah Gianni Agnelli. Ia adalah pewaris kerajaan otomotif Italia, Fiat. Ia mengepalai perusahaan itu dan membuatnya menjadi perusahaan otomotif berskala internasional. Agnelli juga pernah menjadi pembalap Formula 1, dan mantan pemilik tim bola Juventus. Hobi seperti bermain ski, berlayar, dan balap mobil membuatnya menjadi idola para wanita. Daftar wanita yang pernah takluk olehnya adalah Anita Ekberg, Rita Hayworth, Linda Christian, Danielle Darrieux, dan Pamela Churchill Harriman. Hubungannya dengan Pamela hanya berlangsung 3 tahun, namun Pamela mendeskripsikan hubungannya dengan Agnelli sebagai "masa paling bahagia di dalam hidupnya". Jacqueline Kennedy pun sempat dirumorkan mempunyai hubungan dengannya.

Dalam suatu wawancara, Agnelli ditanya apa rahasia yang membuatnya bisa mendapatkan wanita-wanita kelas dunia ini. Agnelli menjawab, "Men fall into two categories: men who talk about women and men who talk to women. In my case, I talk to them".
Tokoh yang terakhir bukanlah dari keluarga ternama ataupun kaya. Porfirio Rubirosa adalah contoh lelaki yang menggunakan karismanya dalam mendapatkan kemauannya dalam hidup. Lahir dari keluarga menengah di Republik Dominika, kemudian sempat tinggal di Paris karena pekerjaan ayahnya. Di awal umur 20an, Rubirosa memikat hati Flor de Oro Trujillo, anak perempuan dari diktator kejam Rafael Trujillo yang pada saat itu adalah orang nomor satu Republik Dominika. Rubirosa pun diangkat menjadi diplomat dan ditempatkan di Berlin dan kemudian Paris.

Salah satu cerita penaklukkannya yang paling terkenal adalah saat dia memikat hati sang bintang Zsa Zsa Gabor. Ia bertatap muka dengan Gabor di Plaza Hotel, New York. Rubirosa langsung terpikat dengan kecantikannya. Saat Gabor kembali ke kamar hotelnya, Ia kaget mendapati kamar hotelnya dipenuhi bunga dengan dilengkapi sebuah kartu yang bertuliskan, "To the most beautiful of women", dengan namanya tertera di bawah kartunya. Pada saat itu Gabor masih menikah dengan aktor George Sanders. Hanya selang beberapa bulan, Gabor meninggalkan suaminya dan tinggal bersama Rubi.
Wanita-wanita yang berada di daftar penaklukkannya adalah wanita-wanita yang sangat berkelas dan luar biasa cantik, sebut saja Ava Gardner, Evita Peron, Jayne Mansfield, Veronica Lake, Dolores Del Rio, dan Marilyn Monroe. Rubi lima kali menikah, dua diantaranya adalah wanita terkaya di dunia, Doris Duke dan Barbarra Hutton. Walaupun Rubi terkenal akan petualangannya dengan wanita, namun ia tidak pernah membicarakannya dengan teman-temannya. Claude Terrail, pemilik restoran bintang empat La Tour d'Argent di Paris dan salah satu teman terdekat Rubi pernah berkomentar, "Dia (Rubi) adalah sosok gentleman, dan gentleman yang sangat sukses dengan wanita akan menjaga mulutnya. Ia tidak pernah membicarakan apa yang terjadi antara ia dan wanita-wanitanya".


lanjut di bawah gan

Diubah oleh perfect9world 28-02-2013 11:29
0
2K
Kutip
10
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan