Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

jabrik86mmAvatar border
TS
jabrik86mm
Parkour, Olah Raga Militer Klasik yang Semakin Digemari
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sejak dikenal di Indonesia sekitar 2006, Parkour terus berkembang pesat.
Pegiat seni yang memacu adrenalin itu pun terdiri dari berbagai kalangan.
Parkour berasal dari bahasa Perancis, ‘Le parcours’. Istilah ini merujuk kepada metode latihan militer klasik untuk menghindari haling-rintang. Parkour dikembangkan di Prancis oleh Raymond dan David Belle dan Sebastien Foucan yang berasal dari Prancis. Raymond Belle mulai mengembangkan Parkour dengan maksud mengurangi jumlah korban akibat perang.
Kemampuan Raymond melewati haling-rintang semakin berguna ketika dia bergabung dengan satuan pemadam kebakaran di Perancis. Kelihaian itu kemudian dia wariskan kepada putranya, David, yang kemudian membuat Parkour terkenal pada era 1990 hingga 2000-an.
Indonesia termasuk salah satu negara yang terkena “wabah” Parkour. Cikal bakal terbentuknya komunitas Parkour di Indonesia muncul pada 2006. Berawal dari enam orang yang sempat bergabung dengan komunitas parkour di luar negeri, mereka kemudian sebuah wadah komunitas. Setahun kemudian, komunitas mereka mulai berkembang hingga saat ini.
Di Indonesia, komunitas Parkour sudah berkembang pesat. Dari awalnya hanya berada di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, dan Surabaya, komunitas-komunitas Parkour mulai berkembang hingga kota-kota kecil seperti Bangka, Jambi, Makassar, Garut, Kediri, Samarinda, dan lain-lain.
Komunitas Parkour Jakarta rutin menggelar latihan di kawasan Gelora Bung Karno setiap hari Minggu pukul 09.00 hingga 12.00. Di Jambi, mereka biasa menggelar latihan di depan kantor DPR kota Jambi, Telanaipura setiap pukul 16.30. Sedangkan, di Makassar mereka berlatih setiap hari di Lapangan Hasanuddin (Selasa, Kamis, dan Sabtu pukul 19.30), Baruga Universitas Hasanuddin dan GOR Sudiang (Senin, Rabu, dan Jumat pukul 15.30), serta Benteng Rotterdam (Minggu pukul 15.00).
Mereka yang menggeluti Parkour pun tidak hanya dari kalangan tertentu. Pada umumnya, anggota komunitas Parkour di Indonesia terdiri dari kalangan pelajar dan mahasiswa. Namun, di Jakarta misalnya, terdapat seorang perempuan berusia 40 tahun yang mengajak anaknya turut berlatih Parkour.
“Ibu itu sudah tahu kalau Parkour tidak cuma sekedar melompat. Dia bahkan mengajak anaknya,” jelas Yunan seorang anggota Parkour Jakarta kepada TRIBUNnews.com, Selasa (27/2/2013).
0
3.6K
20
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan