DIBALIK KISRUH DEMOKRAT, KACUNG KAMPRET MENGAIL DI AIR KERUH
TS
antiketololan
DIBALIK KISRUH DEMOKRAT, KACUNG KAMPRET MENGAIL DI AIR KERUH
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seluruh Kader Partai Demokrat diminta mengembalikan 'misi suci' yang telah dilakukan majelis tinggi.
Ketua Pusat Pengembangan Strategi dan Kebijakan DPP Partai Demokrat, Ulil Abshar Abdalla menyebut jika ada kader yang terpelanting karena proses menuju visi partai bersih ini, itu bukan desain sebagai upaya menyingkirkan satu atau dua kader tertentu.
"Tetapi dampak yang tak terelakkan saja," kata Ulil pada konferensi pers terkait dengan perkembangan politik Partai Demokrat bertajuk 'Bagaimana Menulis Lembaran Baru dan Memilih Nakhoda Baru' di Jakarta, Rabu (27/2).
Ulil juga mengajak kader untuk berfokus pada pemenangan Pemilu 2014. "Seluruh kader harus kompak luar biasa (KLB) menghadapi politik yang menentukan pada tahun 2014," imbuh Ulil mengakhiri.
Spoiler for UPDATE!!!!!:
Jakarta - Anas Urbaningrum memutuskan mundur sebagai Ketua umum Partai Demokrat (PD). Pasca muncur, Anas disebut hendak membuat buku politik yang berisikan ancaman kepada PD dan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
"Ketika beliau (Anas) mundur, beliau punya rencana ingin membuat buku politik yang berisi ancaman politik," ujar Ulil Abshar Abdalla di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Rabu (27/2/2013). Ulil hadir di tempat itu bersama tokoh muda PD lainnya yaitu Ketua DPP PD Didi Irawadi Syamsuddin, Sekretaris DPP PD Rachland Nashidik, dan Kepala Biro Perimbangan Keuangan Daerah dan Pusat DPP PD M Husni Thamrin.
Buku politik itu disebut berisikan ancaman kepada Partai Demokrat sebagai partai dan kepada tokoh sentral PD, Susilo Bambang Yudhoyono.
"Kami melihat indikasi, Mas Anas ini sebagai heating point terhadap kepentingan yang selama ini tidak suka, sakit hati yang melawan SBY," terangnya.
Ulil menyayangkan sikap dari Anas yang hendak mmembuat buku politik tersebut.
"Buku politik yang tidak terpuji dan bagi kami disayangkan," ungkapnya.
(van/nrl)
Spoiler for UPDATE!!!!!!:
Jakarta - Sabtu (23/2) lalu Anas Urbaningrum berhenti dari posisi Ketua Umum Partai Demokrat (PD). Dalam pidatonya Anas sempat mengatakan dia adalah bayi yang tidak diinginkan, rupanya itu memang benar.
Ketua Pusat Pengembangan Strategi dan Kebijakan DPP Partai Demokrat Ulil Abshar Abdalla mengatakan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) telah merespons pernyataan Anas tersebut.
"Kata-kata Pak SBY, Mas Anas kan bilang dalam pidatonya beliau adalah bayi yang tidak diinginkan. Kata Pak SBY betul Mas Anas memang bayi yang tidak diinginkan menjadi ketua umum pada 2010 tapi hanya menjadi sekjen," kata Ulil dalam konferensi pers di Warung Daun, Jalan Cikini Raya, Jakarta, Rabu (27/2/2013).
Ulil mengatakan SBY sudah menyarankan agar Anas menjadi sekjen Partai Demokrat saja di tahun 2010. Karier politik Anas bisa dibangun dari sekjen partai hingga presiden dan itu membutuhkan waktu yang cukup panjang.
"Bukan tidak dikehendaki menjadi tidak menjadi ketua umum selamanya. Pada 2010 menjadi sekjen dulu nanti 2015 jadi ketua umum mungkin 2019 bisa menjadi presiden," ujar Ulil.
Ulil mengungkapkan, pPernyataan SBY tersebut dikatakan satu hari setelah Anas pidato. "Pak SBY bilang begitu, mungkin hari Minggu. Saya enggak ketemu tapi saya tahu pasti secara verbal Pak SBY mengatakan betul tidak diinginkan menjadi ketum di 2010," kata Ulil.
Menurutnya, jika saran tersebut diikuti bisa jadi Partai Demokrat tidak akan terkena prahara seperti ini. "Kalau itu diikuti Demokrat akan lebih bagus tapi ya sudahlah nasi sudah menjadi buburlah," tambahnya.
Jakarta - Ketua DPP PD Ulil Abshar Abdala ditegur Ketua Majelis Tinggi PD, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), karena meminta Ketua Umum PD Anas Urbaningrum diganti. Namun Ulil terus menyuarakan perlunya pergantian nahkoda di tubuh PD.
"Teguran SBY diarahkan kepada semua pihak," ujar Ulil melalui pesan singkat kepada detikcom, Minggu (17/2/2013).
Bagi Ulil, pergantian nahkoda PD sangat penting. Menurutnya, hal itu untuk menaikkan elektabilitas partai.
"Posisi saya seperti awal, tetap sama untuk menaikkan elektabilitas partai, Partai Demokrat memang perlu nakhoda baru yang menakhodai partai untuk menghadapi Pemilu 2014," kata Ulil.
Meski begitu, lanjut Ulil, nahkoda baru bagi Partai Demokrat, tapi tetap di bawah kepemimpinan SBY selaku ketua majelis tinggi partai. "Tentu di bawah leadership SBY," ucapnya.
Sebelumnya diberitakan Ulil yang bersuara keras agar SBY melengserkan Anas Urbaningrum dari kursi ketua umum PD justru mendapat teguran keras. "Iya ditegur, cuma namanya seperti ini terpancing," kata anggota Dewan Pembina PD Ahmad Mubarak di arena Rapimnas PD di Hotel Sahid, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Mingu (17/2/2013).
[URL="http://news.detik..com/read/2013/02/17/163522/2172267/10/"]SUMBER[/URL]