- Beranda
- Komunitas
- Automotive
- Kendaraan Roda 2
Menggunakan lampu sein (sign) dengan benar


TS
yoedz24
Menggunakan lampu sein (sign) dengan benar

Katanya wikipedia:
Quote:
Lampu sein atau biasa disebut dengan lampu riting merupakan salah satu komponen terpenting dari sebuah kendaraan. Lampu sein berfungsi sebagai indikator pada kendaraan ketika berbelok yang dibuat dengan tujuan untuk mengurangi resiko kecelakaan.
Lampu sein sekarang ini menjadi salah satu kelengkapan yang wajib dimiliki oleh semua kendaraan. Lampu ini berwarna kuning yang akan menyala berkedip-kedip ketika dihidupkan. Dipiih warna kuning sebagai warna lampu sein karena warna kuning kelihatan dari jauh di siang hari atau pun malam hari. Selain itu ketika hujan warna kuning juga tetap dapat dilihat dengan jelas.
Lampu sein sekarang ini menjadi salah satu kelengkapan yang wajib dimiliki oleh semua kendaraan. Lampu ini berwarna kuning yang akan menyala berkedip-kedip ketika dihidupkan. Dipiih warna kuning sebagai warna lampu sein karena warna kuning kelihatan dari jauh di siang hari atau pun malam hari. Selain itu ketika hujan warna kuning juga tetap dapat dilihat dengan jelas.
Sejarahnya (kata wiki juga):
Quote:
Pada abad ke-18, kendaraan pada umumnya masih berbentuk gerobak yang dilengkapi tempat duduk. Gerobak tersebut menggunakan tenaga kuda sebagai penariknya.
Baru menjelang peralihan abad ke-18, Nicholas Cugnot dari Inggris menemukan alternative lain sebagai pengganti tenaga kuda, yaitu bahan bakar uap. Kemudian dia menciptakan sebuah kendaraan dengan bahan bakar uap. Temuan ini menginspirasi para ahli lainnya untuk menciptakan kendaraan yang lebih canggih.
Henry Ford dan Gottlieb Daimler misalnya, berhasil menciptakan kendaraan yang disertai mesin penggerak dan mobil dengan bahan bakar bensin. Seiring dengan penemuan-penemuan tersebut, penggunaan mobil pun semakin merajalela karena dianggap lebih cepat dan efisien. Namun terlepas dari itu semua, penggunaan mobil menjadi masalah karena sering menimbulkan kecelakaan. Kecelakaan yang sering terjadi yaitu tabrakan antar kendaraan ketika berada di tikungan. Hal ini dikarenakan belum adanya alat yang diciptakan sebagai tanda ketika mobil akan belok ke kanan atau ke kiri.
Oleh karena itu, pada tahun 1920-an pabrik kendaraan di Jerman mulai menciptakan lonceng dan peluit uap, kemudian memasangnya di kendaraan produksi mereka. Lonceng tersebut berfungsi sebagai tanda ketika mobil akan berbelok. Jika lonceng berbunyi sekali, tandanya mobil akan berbelok ke kanan. Jika lonceng berbunyi dua kali, berarti mobil akan berbelok ke kiri. Namun ternyata penggunaan lonceng sebagai tanda belok ini pun tidak efektif karena saking ramainya aktivitas lalu lintas, bunyi lonceng justru membingungkan pengguna mobil lainnya karena bersahut sahutan sehingga tidak jelas apakah lonceng berbunyi sekali atau dua kali.
Kemudian pada tahun 1930, dibuatlah sebuah alat indikator berupa lampu tambahan kanan-kiri yang dipasang di bagian depan dan belakang mobil. Pengguna kendaraan hanya perlu menekan tombol kontak yang telah tersambung dengan lampu indikator. Alat inilah yang dinamakan lampu sein atau lampu riting yang masih digunakan hingga saat ini pada mobil dan kendaraan lainnya.
Baru menjelang peralihan abad ke-18, Nicholas Cugnot dari Inggris menemukan alternative lain sebagai pengganti tenaga kuda, yaitu bahan bakar uap. Kemudian dia menciptakan sebuah kendaraan dengan bahan bakar uap. Temuan ini menginspirasi para ahli lainnya untuk menciptakan kendaraan yang lebih canggih.
Henry Ford dan Gottlieb Daimler misalnya, berhasil menciptakan kendaraan yang disertai mesin penggerak dan mobil dengan bahan bakar bensin. Seiring dengan penemuan-penemuan tersebut, penggunaan mobil pun semakin merajalela karena dianggap lebih cepat dan efisien. Namun terlepas dari itu semua, penggunaan mobil menjadi masalah karena sering menimbulkan kecelakaan. Kecelakaan yang sering terjadi yaitu tabrakan antar kendaraan ketika berada di tikungan. Hal ini dikarenakan belum adanya alat yang diciptakan sebagai tanda ketika mobil akan belok ke kanan atau ke kiri.
Oleh karena itu, pada tahun 1920-an pabrik kendaraan di Jerman mulai menciptakan lonceng dan peluit uap, kemudian memasangnya di kendaraan produksi mereka. Lonceng tersebut berfungsi sebagai tanda ketika mobil akan berbelok. Jika lonceng berbunyi sekali, tandanya mobil akan berbelok ke kanan. Jika lonceng berbunyi dua kali, berarti mobil akan berbelok ke kiri. Namun ternyata penggunaan lonceng sebagai tanda belok ini pun tidak efektif karena saking ramainya aktivitas lalu lintas, bunyi lonceng justru membingungkan pengguna mobil lainnya karena bersahut sahutan sehingga tidak jelas apakah lonceng berbunyi sekali atau dua kali.
Kemudian pada tahun 1930, dibuatlah sebuah alat indikator berupa lampu tambahan kanan-kiri yang dipasang di bagian depan dan belakang mobil. Pengguna kendaraan hanya perlu menekan tombol kontak yang telah tersambung dengan lampu indikator. Alat inilah yang dinamakan lampu sein atau lampu riting yang masih digunakan hingga saat ini pada mobil dan kendaraan lainnya.
Penampakan:
Quote:



Quote:
Lampu sein ini asal katanya dari bahasa inggris gan yaitu sign, yang artinya tanda atau isyarat. Lampu sein ini digunakan sebagai isyarat untuk berbelok pada kendaraan. Ketika kendaraan akan berbelok, baik ke kanan atau ke kiri, maka lampu ini dinyalakan sehingga pengendara lain dapat mengetahui bahwa kendaraan tersebut aka berbelok sesuai arah lampu sein.
Tapi berdasar pengalaman ane berkendara dari th 1996, yang menggunakan lampu sein dengan benar sekitar 70% pada pengendara mobil dan 40% pada pengendara motor.
Ane juga udah pengalaman nabrak karena masalah lampu sein.
Penggunaan lampu sein yang benar adalah, sekitar 100 meter sebelum belok (pada kondisi jalan ramai) sudah menyalakan lampu sein, sehingga pengendara lain dapat mengetahui dia akan belok. Jika berkendara dengan kecepatan tinggi dan lalu lintas tidak begitu ramai, nyalakan lampu sein sekitar 200 meter sebelum belok.
Orang yang ane tabrak biasanya belok sambil menyalakan lampu sein, setelah ditabrak dia marah2 dan bilang "MAKANYA LIAT LAMPU SEN GUA" padahal sebelumnya tuh lampu gak nyala. Dan ini sampe sekarang masih banyak dikalangan pengendara motor. Belok dan menyalakan lampu sein waktunya bersamaan, seharusnya 100 meter sebelum belok sudah menyalakan sebagai isyarat akan belok.
Tapi berdasar pengalaman ane berkendara dari th 1996, yang menggunakan lampu sein dengan benar sekitar 70% pada pengendara mobil dan 40% pada pengendara motor.
Ane juga udah pengalaman nabrak karena masalah lampu sein.
Penggunaan lampu sein yang benar adalah, sekitar 100 meter sebelum belok (pada kondisi jalan ramai) sudah menyalakan lampu sein, sehingga pengendara lain dapat mengetahui dia akan belok. Jika berkendara dengan kecepatan tinggi dan lalu lintas tidak begitu ramai, nyalakan lampu sein sekitar 200 meter sebelum belok.
Orang yang ane tabrak biasanya belok sambil menyalakan lampu sein, setelah ditabrak dia marah2 dan bilang "MAKANYA LIAT LAMPU SEN GUA" padahal sebelumnya tuh lampu gak nyala. Dan ini sampe sekarang masih banyak dikalangan pengendara motor. Belok dan menyalakan lampu sein waktunya bersamaan, seharusnya 100 meter sebelum belok sudah menyalakan sebagai isyarat akan belok.
Quote:
Semoga semua warga kaskus disini yang berkendara sudah menggunakan lampu sein dengan tepat sehingga tidak membahayakan keselamatan dan jiwa orang lain.
Quote:
Sebarkan tulisan ini jika dirasa bermanfaat.
0
24.4K
Kutip
20
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan