- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Aku kehilangan 2 sosok yang sangat berarti dihidupku [ Kisah nyata]
TS
bocahkempot
Aku kehilangan 2 sosok yang sangat berarti dihidupku [ Kisah nyata]
Disini saya berbagi cerita tentang sahabat saya.. Dia seorang gadis cantik yang selalu tersenyum namun dibalik senyum dia banyak kesedihan yang dia pendam.
Dijamin ini gak kok karena ini kisah nyata teman ane, yang ane kenal dari jaman ane kecil gan. dia sahabat kecil ane yang ane sayang banget.
ane gak nerima kalo emang agan agan baik ane dengan senang hati nerima
Aku ingat betul hari itu hari senin, dihari dimana aku masuk sebagai anak kelas 1 SMP di Salah satu Sekolah swasta di Kota kelahiranku, Palembang. Tau Palembang ? Yup kota asri di daerah Sumatera bagian selatan. Oh ya perkenalkan namaku, Meiliana(nama samaran), panggil saja aku nana(nama samaran) Aku lahir dan dibesarkan di keluarga sederhana namum berkecukupan. Ayahku meninggal sejak umurku 12 tahun tepatnya disaat aku mulai masuk SMP, yah aku sudah kehilangan sosok ayah disaat aku beranjak dewasa. Aku anak Bungsu dari 3 bersaudara, dan aku paling manja dan keras kepala diantara saudara saudaraku. Yah maklum aku dimanjakan sejak aku lahir karena kebetulan aku anak bontot dan jika aku menginginkan seseuatu aku akan bersih keras untuk mendapatkan itu, Aku tahu kadang kakak kakakku kuesal dengan sikap ku yang terkesan egois. Aku ingat betul saat aku beranjak SMP aku sangat menginginkan handphone yang saat itu lagi booming "Nokia 6600", aku waktu itu merengek dengan papaku untuk meminta dibelikan handphone itu. Pertama mamaku sangat melarang keras aku untuk membeli handphone yang menurut ku lumayan mahal dijamannya, tapi yah tahu sendiri karena sifatku yang keras kepala aku tetap kekeuh mau handphhone itu. Sampai sampai aku ngambek dang mengurung diriku dikamar. Dan seperti tebakanku papa dan mamaku pun mengalah dan sehari setelah aku mengatakan pada papa aku langsung mendapat handphone itu. yah mungkin karena itu terkadang kakak kakakku sangat kesal dengan sikapku yang memang selalu keras kepala dan tidak mau mengalah terhadap siapapun. Mungkin ini efek dari keseringan aku dimanja. Ayahku bekerja sebagai kepala cabang Pabrik kayu Perusahaan dari Shanghai, ayahku bekerja tidak disini. Ayahku selalu bekerja diluar kota. Mungkin karena itu membuat aku merasa terbiasa dan tidak merasa kehilangan ketika beliau pergi. Aku ingat betul tanggal 19 Febuari sekitar pukul 7 malam, telepon berdering dirumahku dengan sangat nyaring. Saat itu aku yang sedang asyik menonton tivi dengan kakak perempuanku belarian ke kamar mamaku hendak mengangkat telepon. Aku sangat berharap itu ayah, yah aku kangen sekali dengan papa saat itu. Maklum aku dengan papa sangat dekat dan aku sangat dimanja Papa. Saat itu kakak laki laki ku yang pertama yang sedang berangkat menemani ayah yang menelepon, dia bilang denganku
“mana mama, panggil mama. Kakak mau bicara” aku yang masih kecil tidak menangkap gurat kekhwatiran dari suara kakakku. Namun aku tahu dari suara itu ada sebuah masalah yang sedang terjadi. Namun aku tak banyak bertanya, aku langsung memanggil mama
. “ Maaaaaaaaaaaaaa kakak telepon neh” mama segera bergegas kekamar untuk mengangkat telepon. Entah apa yang dibicarakan mama dan kakak ditelepon, yang aku tahu raut muka mama langsung berubah. Dan benar memang ada masalah besar sedang terjadi. Yah Papaku yang paling aku cinta dan paling aku banggakan masuk rumah sakit, aku juga tidak pernah tahu apa yang menyebabkan papa masuk rumah sakit. Yang aku tahu papa sudah masuk kurang lebih seminggu Cuma beliau melarang kakakku yang pertama dan semua karyawannya untuk mengabari keluarga dirumah. Entah kenapa alasaannya. Aku pun tak pernah tahu. Yang aku tahu papa hanya bilang jangan buat mama khawatir. Itu yang aku tahu alasaan papa. Papa memang sangat sayang sama keluarga, dia begitu mencintai keluarganya.
Dan keesok hariannya aku bersama mama dan kakak perempuan ku berangkat dari Palembang ke Padang. Yup papa bekerja di padang saat itu, dengan rute Palembang – Jakarta, Jakarta-Padang.Dari jakarta aku berangkat bersama tante dan pamanku yang memang berdomisili di jakarta, bersama mereka kita terbang ke Padang dan kami sampai sekitar pukul 4 sore dengan dijemput oleh karyawan papa. Dari bandara kami langsung menuju Rumah sakit dimana tempat papa ku dirawat. Ketika sampai disana kami langsung diajak menuju ICU, didepan pintu ICU ada kakak laki lakiku. Dia menunggu kami. Kemudian tidak berapa lama, kami diajak masuk bersama – sama untuk menjenguk ayah. Aku terkejut melihat keadaan papa. Papa begitu kurus, pipinya kempot!! Papaku itu badanya gemuk dan tegap ketika aku lihat dia di ICU rasanya sedih sekali melihat papaku yang begitu gagah menjadi lemah lemah tak berdaya. Badannya kurus dan tangannya di infus, mukanya sangat pucat. Aku ingat jelas betapa bahagianya beliau melihat keluarganya datang, entah kenapa papa mulai memunculkan gelagat orang yang akan segara meninggal. Dia meminta yang aneh aneh, seperti mau minum Pocari sweat dan makan makanan asam. Tidak seperti biasanya, Cuma kami tidak begitu peka dengan gelagat itu. Aku ingat sekali papa berkata padaku dan kakak perempuanku “kalian harus kuliah lulus sampai tamat dan pakai toga yah, papa pengen banget liat anak papa jadi sarjana. Jadi orang yang berguna dan tidak dihina. Kalian sekolah benar benar ya sampai sarjana” Itu pesan terakhir papa kepada kami berdua. Maklum kakakku yang pertama super malas, dia di paksa kuliah namun dia tidak pernah mau. Maka dari itu papa mengharapkan aku dan kakak perempuan ku untuk menjadi Seorang Sarjana. Aku ingat suara papa sangat lirih saat berkata tersebut dengan oksigen di mulutnya, Sungguh sedih sangat sedih. Orang yang kusayang tergeletak lemah di hadapanku, kami tidak banyak ngobrol karena papa harus beristirahat dan waktu kunjung pun sudah usai. Aku ingat aku berkata pada papa “Besok nana kesini lagi yah pa. Jaga papa seharian, papa istirahat dulu yah sekarang” Kemudian aku cium pipi papaku dan aku bergegas keluar.Diluar aku melihat tante dan pamanku berkumpul dengan mama sedang membicarakan hal yang serius. Dan benar ternyata, mereka berencana untuk memindahkan papa ke rumah sakit jakarta yang memang lebih bagus dan canggih. Aku tak mendengar omongan mereka karena aku asyik dengan mainanku saat itu. Setelah itu, kami segera keluar dan mencari makan. Sesaat setelah mencari makan kami pulang kerumah dinas papa disana dan beristirahat karena memang kami sangat lelah
Tanggal 21 Febuari 2006 pukul 04.00 telepon dirumah itu berdering berkali kali, membuat semua anggota dirumah terbangun. Tante ku yang mengangkat dan tiba tiba beliau histeris dan berkata pada mama “A sudah pergi” pagi itu rumahku benar benar sangat ramai, aku yang masih kecil terbangun tapi aku berdiri di halaman sambil menatap langit yang masih gelap. Dan aku yang saat itu masih tidak mengerti hanya diam terpaku melihat mama menanggis, kakak perempuan ku pun juga menanggis, namun aku nyatanya cukup tegar untuk tidak menangis saat itu. Sekitar pukul 4.30 kami menuju ke rumah sakit dengan diantar supir kantor yang kebetulan tinggal dirumah dinas itu, sekitar pukul 5 kurang kita sampai. Mama, tante dan kakak perempuan ku menuju ke ruang ICU, aku hanya jalan kecil ditemanin dengan Pak supir. Aku hanya tanya emang papa kemana yah pak? Pak supir hanya tersenyum dan bilang papa non pergi ke surga. Aku hanya mengangguk kecil, aku kemudian masuk ke ruang ICU, aku lihat wajah papa begitu segar, dan dia seperti sedang tidur. Aku coba bangunkan papa saat itu, dan papa tidak bergerak! Aku heran aku benar benar heran aku terus memukul mukul badan papa dan terus berkata “ Pa bangunnn....” tapi papa hanya diam saja tidak bergerak, tidak seperti jika dirumah jika aku pukul papa pasti akan segara bangun. Namun saat itu papa hanya diam saja dan aku tahu ada yang salah.. aku terus menggoyangkan badan papa “Pa bangunnnnn... Kita mau pulang hari ini pa” Aku ingat betul kakak laki lakiku menanggis disana, seumur hidup aku mengenal kakak ku yang pertama aku tidak pernah melihat dia menanggis. Dan begitu terkejut melihat dia menangis saat itu. Dan aku tahu papa pergi untuk selamanya dan tidak pernah kembali. Dan apa yang terjadi aku menangis dengan saat keras. Aku benar benar kehilangan papaku. Sosok yang paling kusayang dipanggil tuhan untuk selamanya..
(bersambung)
Btw maaf yah gan kalo agak berantakan, maklum ane gak pernah buat thread ginian... thankyou
Ane cuma harap kisah teman ane bisa dijadiin insipirasi buat agan agan sekalian, sekalipun orang yang agan sayang meninggal bukan berarti hidup kita juga harus berhenti.
"live must be go on"
Dijamin ini gak kok karena ini kisah nyata teman ane, yang ane kenal dari jaman ane kecil gan. dia sahabat kecil ane yang ane sayang banget.
ane gak nerima kalo emang agan agan baik ane dengan senang hati nerima
Aku ingat betul hari itu hari senin, dihari dimana aku masuk sebagai anak kelas 1 SMP di Salah satu Sekolah swasta di Kota kelahiranku, Palembang. Tau Palembang ? Yup kota asri di daerah Sumatera bagian selatan. Oh ya perkenalkan namaku, Meiliana(nama samaran), panggil saja aku nana(nama samaran) Aku lahir dan dibesarkan di keluarga sederhana namum berkecukupan. Ayahku meninggal sejak umurku 12 tahun tepatnya disaat aku mulai masuk SMP, yah aku sudah kehilangan sosok ayah disaat aku beranjak dewasa. Aku anak Bungsu dari 3 bersaudara, dan aku paling manja dan keras kepala diantara saudara saudaraku. Yah maklum aku dimanjakan sejak aku lahir karena kebetulan aku anak bontot dan jika aku menginginkan seseuatu aku akan bersih keras untuk mendapatkan itu, Aku tahu kadang kakak kakakku kuesal dengan sikap ku yang terkesan egois. Aku ingat betul saat aku beranjak SMP aku sangat menginginkan handphone yang saat itu lagi booming "Nokia 6600", aku waktu itu merengek dengan papaku untuk meminta dibelikan handphone itu. Pertama mamaku sangat melarang keras aku untuk membeli handphone yang menurut ku lumayan mahal dijamannya, tapi yah tahu sendiri karena sifatku yang keras kepala aku tetap kekeuh mau handphhone itu. Sampai sampai aku ngambek dang mengurung diriku dikamar. Dan seperti tebakanku papa dan mamaku pun mengalah dan sehari setelah aku mengatakan pada papa aku langsung mendapat handphone itu. yah mungkin karena itu terkadang kakak kakakku sangat kesal dengan sikapku yang memang selalu keras kepala dan tidak mau mengalah terhadap siapapun. Mungkin ini efek dari keseringan aku dimanja. Ayahku bekerja sebagai kepala cabang Pabrik kayu Perusahaan dari Shanghai, ayahku bekerja tidak disini. Ayahku selalu bekerja diluar kota. Mungkin karena itu membuat aku merasa terbiasa dan tidak merasa kehilangan ketika beliau pergi. Aku ingat betul tanggal 19 Febuari sekitar pukul 7 malam, telepon berdering dirumahku dengan sangat nyaring. Saat itu aku yang sedang asyik menonton tivi dengan kakak perempuanku belarian ke kamar mamaku hendak mengangkat telepon. Aku sangat berharap itu ayah, yah aku kangen sekali dengan papa saat itu. Maklum aku dengan papa sangat dekat dan aku sangat dimanja Papa. Saat itu kakak laki laki ku yang pertama yang sedang berangkat menemani ayah yang menelepon, dia bilang denganku
“mana mama, panggil mama. Kakak mau bicara” aku yang masih kecil tidak menangkap gurat kekhwatiran dari suara kakakku. Namun aku tahu dari suara itu ada sebuah masalah yang sedang terjadi. Namun aku tak banyak bertanya, aku langsung memanggil mama
. “ Maaaaaaaaaaaaaa kakak telepon neh” mama segera bergegas kekamar untuk mengangkat telepon. Entah apa yang dibicarakan mama dan kakak ditelepon, yang aku tahu raut muka mama langsung berubah. Dan benar memang ada masalah besar sedang terjadi. Yah Papaku yang paling aku cinta dan paling aku banggakan masuk rumah sakit, aku juga tidak pernah tahu apa yang menyebabkan papa masuk rumah sakit. Yang aku tahu papa sudah masuk kurang lebih seminggu Cuma beliau melarang kakakku yang pertama dan semua karyawannya untuk mengabari keluarga dirumah. Entah kenapa alasaannya. Aku pun tak pernah tahu. Yang aku tahu papa hanya bilang jangan buat mama khawatir. Itu yang aku tahu alasaan papa. Papa memang sangat sayang sama keluarga, dia begitu mencintai keluarganya.
Dan keesok hariannya aku bersama mama dan kakak perempuan ku berangkat dari Palembang ke Padang. Yup papa bekerja di padang saat itu, dengan rute Palembang – Jakarta, Jakarta-Padang.Dari jakarta aku berangkat bersama tante dan pamanku yang memang berdomisili di jakarta, bersama mereka kita terbang ke Padang dan kami sampai sekitar pukul 4 sore dengan dijemput oleh karyawan papa. Dari bandara kami langsung menuju Rumah sakit dimana tempat papa ku dirawat. Ketika sampai disana kami langsung diajak menuju ICU, didepan pintu ICU ada kakak laki lakiku. Dia menunggu kami. Kemudian tidak berapa lama, kami diajak masuk bersama – sama untuk menjenguk ayah. Aku terkejut melihat keadaan papa. Papa begitu kurus, pipinya kempot!! Papaku itu badanya gemuk dan tegap ketika aku lihat dia di ICU rasanya sedih sekali melihat papaku yang begitu gagah menjadi lemah lemah tak berdaya. Badannya kurus dan tangannya di infus, mukanya sangat pucat. Aku ingat jelas betapa bahagianya beliau melihat keluarganya datang, entah kenapa papa mulai memunculkan gelagat orang yang akan segara meninggal. Dia meminta yang aneh aneh, seperti mau minum Pocari sweat dan makan makanan asam. Tidak seperti biasanya, Cuma kami tidak begitu peka dengan gelagat itu. Aku ingat sekali papa berkata padaku dan kakak perempuanku “kalian harus kuliah lulus sampai tamat dan pakai toga yah, papa pengen banget liat anak papa jadi sarjana. Jadi orang yang berguna dan tidak dihina. Kalian sekolah benar benar ya sampai sarjana” Itu pesan terakhir papa kepada kami berdua. Maklum kakakku yang pertama super malas, dia di paksa kuliah namun dia tidak pernah mau. Maka dari itu papa mengharapkan aku dan kakak perempuan ku untuk menjadi Seorang Sarjana. Aku ingat suara papa sangat lirih saat berkata tersebut dengan oksigen di mulutnya, Sungguh sedih sangat sedih. Orang yang kusayang tergeletak lemah di hadapanku, kami tidak banyak ngobrol karena papa harus beristirahat dan waktu kunjung pun sudah usai. Aku ingat aku berkata pada papa “Besok nana kesini lagi yah pa. Jaga papa seharian, papa istirahat dulu yah sekarang” Kemudian aku cium pipi papaku dan aku bergegas keluar.Diluar aku melihat tante dan pamanku berkumpul dengan mama sedang membicarakan hal yang serius. Dan benar ternyata, mereka berencana untuk memindahkan papa ke rumah sakit jakarta yang memang lebih bagus dan canggih. Aku tak mendengar omongan mereka karena aku asyik dengan mainanku saat itu. Setelah itu, kami segera keluar dan mencari makan. Sesaat setelah mencari makan kami pulang kerumah dinas papa disana dan beristirahat karena memang kami sangat lelah
Tanggal 21 Febuari 2006 pukul 04.00 telepon dirumah itu berdering berkali kali, membuat semua anggota dirumah terbangun. Tante ku yang mengangkat dan tiba tiba beliau histeris dan berkata pada mama “A sudah pergi” pagi itu rumahku benar benar sangat ramai, aku yang masih kecil terbangun tapi aku berdiri di halaman sambil menatap langit yang masih gelap. Dan aku yang saat itu masih tidak mengerti hanya diam terpaku melihat mama menanggis, kakak perempuan ku pun juga menanggis, namun aku nyatanya cukup tegar untuk tidak menangis saat itu. Sekitar pukul 4.30 kami menuju ke rumah sakit dengan diantar supir kantor yang kebetulan tinggal dirumah dinas itu, sekitar pukul 5 kurang kita sampai. Mama, tante dan kakak perempuan ku menuju ke ruang ICU, aku hanya jalan kecil ditemanin dengan Pak supir. Aku hanya tanya emang papa kemana yah pak? Pak supir hanya tersenyum dan bilang papa non pergi ke surga. Aku hanya mengangguk kecil, aku kemudian masuk ke ruang ICU, aku lihat wajah papa begitu segar, dan dia seperti sedang tidur. Aku coba bangunkan papa saat itu, dan papa tidak bergerak! Aku heran aku benar benar heran aku terus memukul mukul badan papa dan terus berkata “ Pa bangunnn....” tapi papa hanya diam saja tidak bergerak, tidak seperti jika dirumah jika aku pukul papa pasti akan segara bangun. Namun saat itu papa hanya diam saja dan aku tahu ada yang salah.. aku terus menggoyangkan badan papa “Pa bangunnnnn... Kita mau pulang hari ini pa” Aku ingat betul kakak laki lakiku menanggis disana, seumur hidup aku mengenal kakak ku yang pertama aku tidak pernah melihat dia menanggis. Dan begitu terkejut melihat dia menangis saat itu. Dan aku tahu papa pergi untuk selamanya dan tidak pernah kembali. Dan apa yang terjadi aku menangis dengan saat keras. Aku benar benar kehilangan papaku. Sosok yang paling kusayang dipanggil tuhan untuk selamanya..
(bersambung)
Btw maaf yah gan kalo agak berantakan, maklum ane gak pernah buat thread ginian... thankyou
Ane cuma harap kisah teman ane bisa dijadiin insipirasi buat agan agan sekalian, sekalipun orang yang agan sayang meninggal bukan berarti hidup kita juga harus berhenti.
"live must be go on"
0
3.2K
24
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan