- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
[ASK] Perlukan aksi Perploncoan itu dilakukan ?


TS
In7drA
[ASK] Perlukan aksi Perploncoan itu dilakukan ?
Untung Ruginya Ajaran Perpeloncoan
Quote:
Ketika seorang kakek yang berusia 70 tahun sedang asik menanam pohon durian, lewatlah seorang remaja.
Melihat sang kakek yang sedang asik menanam pohon durian itu, sang remaja mencoba untuk menyapa, “wahai kakek, kapan kakek akan menikmati buah durian itu kalau baru sekarang kakek menanamnya ?”.
Mendengar sapaan itu, sang kakek menjawab dengan suara paraunya, “wahai anak muda, kalau tadi/ kemaren kamu makan buah durian, kapan kamu menanamnya ?“.
Mengengar jawaban sang kakek, si anak muda pun berlalu tanpa jawaban. Sementara dalam hatinya ia berkata, “memang benar juga kata kakek itu, karena kalaulah orang-orang terdahulu tidak menanam pohon durian; tidaklah mungkin diusia belasan ini saya bisa makan buah durian? “. Demikian kata hatinya.
Begitulah, sebagaimana sudah sama-sama ketahui bahwasanya semua apa saja yang kita dapati, kita rasakan dan kita temukan hari ini, sebenarnya adalah buah dari kejadian hari-hari sebelumnya. Dan apa-apa yang akan kita dapati, kita rasakan dan kita temukan hari esok adalah hasil dari kejadian hari ini dan seterusnya.
Demikian juga tentunya dengan dunia pendidikan kita. Seandainya hari ini kita melihat anak bangsa ini menjadi sopan santun penuh tatakrama dan takut pula melakukan kejahatan. Keadaan seperti itu tentulah hasil buah dari dunia pendidikan pada hari-hari sebelumnya. Tetapi, bila sebaliknya anak bangsa ini kini justru malah senang dengan pergaulan amburadul, suka melakukan perbuatan tidak senonoh, suka melakukan kerusakkan, suka pergaulan bebas, suka melakukan kejahatan, suka tawuran dst; semua itu tentulah juga merupakan buah hasil karya dunia pendidikan kita yang bernaung dibawah kementerian pendidikan semenjak dulunya.
Permasalahan tawuran ini sering membuat polisi menjadi semakin sibuk sekali disamping berbagai permasalahan lain yang tidak dapat ditanggulangi oleh polisi seperti masalah pemerasan TKI, masalah korupsi, masalah keamanan lalu lintas dan tentunya masih banyak lagi.
2
Tetapi, walau bagaimananpun, semua kekacauan itu tentulah terjadi tidak dengan sendirinya, tetapi ada sebab musababnya, dan kalau kita ada niat untuk memperbaikinya; tentulah kita mesti mengetahuinya penyebabnya terlebih dahulu.
Salah satu dari sekian banyak penyebabnya, tawuran yang sering dan akan terus terjadi adalah seperti penjelasan berikut ini.
Berjuta pendidik dinegeri ini cendrung telah didorong/ terdorong mendidik anak didiknya dengan cara menanamkan rasa kekerasan, dengan cara menghilangkan rasa malu pada kepada anak didiknya dengan alasan plonco, dengan alasan mapram, ospek, orientasi dan lain sebagainya. Terlebih lagi, biasanya dalam pelaksanaan perpeloncoan itu pada setiap tahun ajaran baru, para guru cendrung pula menyerahkan pelaksanaan perpeloncoan itu kepada murid atau mahasiswa yang baru saja naik ke tingkat dua. Akibatnya, karena ingatan murid yang diserahi tugas perpeloncoan tersebut masih segar dengan penderitaan siksaan yang telah mereka rasakan ketika mereka menjadi murid baru setahun yang lalu, maka mereka yang sudah naik kelas itu akan merasa pelaksanaan orientasi yang diserahkan kepada mereka itu adalah merupakan satu kesempatan baik bagi mereka untuk balas dendam kepada murid yang baru, bahkan tak jarang pula perlakuan mereka malah lebih sadis lagi dari apa yang pernah mereka alami pada tahun yang lalu. Buktinya, setiap tahun ajaran baru selalu saja ada korban yang tidak perlu.
Sepertinya, para pendidik dinegeri yang memiliki beragam adat, budaya dan sopan santun ini atau dinegeri yang katanya beradat ini, merasa ada hiburan tersendiri melihat para murid baru sampai termehek-mehek dipelasah oleh kakak kelasnya.
Padahal, kalaulah mapram alias ospek ini memang dirasa sangat perlu, mutlak, mesti harus dilaksanakan karena dianggap hanya itulah satu-satunya cara terbaik untuk menjadikan masyarakat bangsa Indonesia ini agar dapat menjadi lebih cerdas; mestinya ospek itu dilakukan oleh para guru itu sendiri, bukannya diserahkan kepada murid-murid yang baru naik kelas sehingga tingkat kesadisan dari ajaran perpeloncoan itu akan tetap sama dari tahun ketahun atau tingkat balas dendamnya tidak akan bertambah.
Memang, diakui, bahwasanya mereka yang dianggap telah melanggar batasan kewajaran yang tak jelas dalam sistem orientasi itu, bisa saja di adili dan diberikan sangsi. Tetapi buat apa sangsi itu bagi mereka yang sudah terlanjur meregang nyawa akibat perpeloncoan itu ?.
Sudah saatnya kini kita menyadari bahwasanya dengan system perpeloncoan seperti apa yang sudah pernah diterapkan selama ini, yang telah dibebankan kedalam dunia pendidikan dinegeri ini; maka lahirlah tidak sedikit siswa-siswa brutal yang semakin jauh dari rasa sopan santun, yang tidak punya rasa segan, yang tidak punya tenggang rasa terhadap kesulitan orang lain, yang semakin jauh dari rasa malu. Bahkan lebih jauh dari itu, dengan sistem pendidikan yang dibebani perpeloncoan ini juga telah melahirkan cukup banyak anak bangsa ini yang justru hobinya tawuran. Oleh karena itu, kini sudah saatnya system perpeloncoan itu dibuang dari dunia pendidikan Indonesia ini. Akan jauh lebih baik bila setiap siswa baru diberikan kesempatan untuk berkenalan dengan cara adat ketimuran dulu. Yaa tentunya dipoleslah sedikit agar hasilnya menjadi lebih baik dan jauh dari kebrutalan.
Bila ajaran perpeloncoan atau kekerasan ini sepakat dapat dihilangkan dari dunia pendididkan; yakinlah, yang namanya tawuran, kebrutalan pasti akan berkurang dengan sendirinya.
Melihat sang kakek yang sedang asik menanam pohon durian itu, sang remaja mencoba untuk menyapa, “wahai kakek, kapan kakek akan menikmati buah durian itu kalau baru sekarang kakek menanamnya ?”.
Mendengar sapaan itu, sang kakek menjawab dengan suara paraunya, “wahai anak muda, kalau tadi/ kemaren kamu makan buah durian, kapan kamu menanamnya ?“.
Mengengar jawaban sang kakek, si anak muda pun berlalu tanpa jawaban. Sementara dalam hatinya ia berkata, “memang benar juga kata kakek itu, karena kalaulah orang-orang terdahulu tidak menanam pohon durian; tidaklah mungkin diusia belasan ini saya bisa makan buah durian? “. Demikian kata hatinya.
Begitulah, sebagaimana sudah sama-sama ketahui bahwasanya semua apa saja yang kita dapati, kita rasakan dan kita temukan hari ini, sebenarnya adalah buah dari kejadian hari-hari sebelumnya. Dan apa-apa yang akan kita dapati, kita rasakan dan kita temukan hari esok adalah hasil dari kejadian hari ini dan seterusnya.
Demikian juga tentunya dengan dunia pendidikan kita. Seandainya hari ini kita melihat anak bangsa ini menjadi sopan santun penuh tatakrama dan takut pula melakukan kejahatan. Keadaan seperti itu tentulah hasil buah dari dunia pendidikan pada hari-hari sebelumnya. Tetapi, bila sebaliknya anak bangsa ini kini justru malah senang dengan pergaulan amburadul, suka melakukan perbuatan tidak senonoh, suka melakukan kerusakkan, suka pergaulan bebas, suka melakukan kejahatan, suka tawuran dst; semua itu tentulah juga merupakan buah hasil karya dunia pendidikan kita yang bernaung dibawah kementerian pendidikan semenjak dulunya.
Permasalahan tawuran ini sering membuat polisi menjadi semakin sibuk sekali disamping berbagai permasalahan lain yang tidak dapat ditanggulangi oleh polisi seperti masalah pemerasan TKI, masalah korupsi, masalah keamanan lalu lintas dan tentunya masih banyak lagi.
2
Tetapi, walau bagaimananpun, semua kekacauan itu tentulah terjadi tidak dengan sendirinya, tetapi ada sebab musababnya, dan kalau kita ada niat untuk memperbaikinya; tentulah kita mesti mengetahuinya penyebabnya terlebih dahulu.
Salah satu dari sekian banyak penyebabnya, tawuran yang sering dan akan terus terjadi adalah seperti penjelasan berikut ini.
Berjuta pendidik dinegeri ini cendrung telah didorong/ terdorong mendidik anak didiknya dengan cara menanamkan rasa kekerasan, dengan cara menghilangkan rasa malu pada kepada anak didiknya dengan alasan plonco, dengan alasan mapram, ospek, orientasi dan lain sebagainya. Terlebih lagi, biasanya dalam pelaksanaan perpeloncoan itu pada setiap tahun ajaran baru, para guru cendrung pula menyerahkan pelaksanaan perpeloncoan itu kepada murid atau mahasiswa yang baru saja naik ke tingkat dua. Akibatnya, karena ingatan murid yang diserahi tugas perpeloncoan tersebut masih segar dengan penderitaan siksaan yang telah mereka rasakan ketika mereka menjadi murid baru setahun yang lalu, maka mereka yang sudah naik kelas itu akan merasa pelaksanaan orientasi yang diserahkan kepada mereka itu adalah merupakan satu kesempatan baik bagi mereka untuk balas dendam kepada murid yang baru, bahkan tak jarang pula perlakuan mereka malah lebih sadis lagi dari apa yang pernah mereka alami pada tahun yang lalu. Buktinya, setiap tahun ajaran baru selalu saja ada korban yang tidak perlu.
Sepertinya, para pendidik dinegeri yang memiliki beragam adat, budaya dan sopan santun ini atau dinegeri yang katanya beradat ini, merasa ada hiburan tersendiri melihat para murid baru sampai termehek-mehek dipelasah oleh kakak kelasnya.
Padahal, kalaulah mapram alias ospek ini memang dirasa sangat perlu, mutlak, mesti harus dilaksanakan karena dianggap hanya itulah satu-satunya cara terbaik untuk menjadikan masyarakat bangsa Indonesia ini agar dapat menjadi lebih cerdas; mestinya ospek itu dilakukan oleh para guru itu sendiri, bukannya diserahkan kepada murid-murid yang baru naik kelas sehingga tingkat kesadisan dari ajaran perpeloncoan itu akan tetap sama dari tahun ketahun atau tingkat balas dendamnya tidak akan bertambah.
Memang, diakui, bahwasanya mereka yang dianggap telah melanggar batasan kewajaran yang tak jelas dalam sistem orientasi itu, bisa saja di adili dan diberikan sangsi. Tetapi buat apa sangsi itu bagi mereka yang sudah terlanjur meregang nyawa akibat perpeloncoan itu ?.
Sudah saatnya kini kita menyadari bahwasanya dengan system perpeloncoan seperti apa yang sudah pernah diterapkan selama ini, yang telah dibebankan kedalam dunia pendidikan dinegeri ini; maka lahirlah tidak sedikit siswa-siswa brutal yang semakin jauh dari rasa sopan santun, yang tidak punya rasa segan, yang tidak punya tenggang rasa terhadap kesulitan orang lain, yang semakin jauh dari rasa malu. Bahkan lebih jauh dari itu, dengan sistem pendidikan yang dibebani perpeloncoan ini juga telah melahirkan cukup banyak anak bangsa ini yang justru hobinya tawuran. Oleh karena itu, kini sudah saatnya system perpeloncoan itu dibuang dari dunia pendidikan Indonesia ini. Akan jauh lebih baik bila setiap siswa baru diberikan kesempatan untuk berkenalan dengan cara adat ketimuran dulu. Yaa tentunya dipoleslah sedikit agar hasilnya menjadi lebih baik dan jauh dari kebrutalan.
Bila ajaran perpeloncoan atau kekerasan ini sepakat dapat dihilangkan dari dunia pendididkan; yakinlah, yang namanya tawuran, kebrutalan pasti akan berkurang dengan sendirinya.
SUMBER
Perlukan aksi Perploncoan itu dilakukan ?
DIWAJIBKAN KOMEN
Spoiler for Komen mendidik dari agan:
Quote:
Original Posted By alexitem►perlu ga perlu sich perpeloncoan..
tergantung dari tujuan nya dan panitia nya. zaman ane perpeloncoan bener bener membuahkan hasil yg cukup bagus karena membentuk karakter mahasiswa baru solid dan punya mental siap menjalankan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Karena panitia perpeloncoan bukan tempat ajang bales dendam. Panitia mau pukul,dia harus mau di pukul juga ma peserta. Dan tidak mencari-cari kesalahan, yang ada setiap kesalahan 1 orang menjadi kesalahan 1 kelompok. Bawaan sesajen yang seabrek abrek yang bikin baik otak dengan waktu yang amat sempit.
Tapi klo melihat sekarang sich mendingan di benahin dulu dri Lembaga nya. jadi ajang bales dendam,dokrinisasi musuh abadi. miris liat kelakuan yang Ababil Ababil yg sok pake emblem mahasiswa tawuran nya sama mahasiswa lagi.
CWMII
" Viva Academica"
tergantung dari tujuan nya dan panitia nya. zaman ane perpeloncoan bener bener membuahkan hasil yg cukup bagus karena membentuk karakter mahasiswa baru solid dan punya mental siap menjalankan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Karena panitia perpeloncoan bukan tempat ajang bales dendam. Panitia mau pukul,dia harus mau di pukul juga ma peserta. Dan tidak mencari-cari kesalahan, yang ada setiap kesalahan 1 orang menjadi kesalahan 1 kelompok. Bawaan sesajen yang seabrek abrek yang bikin baik otak dengan waktu yang amat sempit.
Tapi klo melihat sekarang sich mendingan di benahin dulu dri Lembaga nya. jadi ajang bales dendam,dokrinisasi musuh abadi. miris liat kelakuan yang Ababil Ababil yg sok pake emblem mahasiswa tawuran nya sama mahasiswa lagi.
CWMII
" Viva Academica"
Quote:
Original Posted By mm666►menurut ane sih ga perlu yah gan..ada cara laen mungkin yg lebih manfaat,,
kaya sosialisasi aja yg sekiranya ngena di otak mereka,,
klo plonco bakalan menurut ane sih ga usah
akibat pplonco itu makin lama akan timbul dendam,,dan akan diilakukan oleh
mereka yg dulu pernah diplonco ke junior mereka,,sampe seterusnya..tradisi gtu
tujuan plonco sebenarnya untuk membuat junior lebih respect akan lingkungan yg mereka masuki,,dan untuk menghargai senior,
akan ditetapi sering disalahgunakan seniornya untuk ajak unjuk diri..
klo mo plonco yg parah masuk TNI atu POLRI aja ya ga gan??

kaya sosialisasi aja yg sekiranya ngena di otak mereka,,
klo plonco bakalan menurut ane sih ga usah
akibat pplonco itu makin lama akan timbul dendam,,dan akan diilakukan oleh
mereka yg dulu pernah diplonco ke junior mereka,,sampe seterusnya..tradisi gtu
tujuan plonco sebenarnya untuk membuat junior lebih respect akan lingkungan yg mereka masuki,,dan untuk menghargai senior,
akan ditetapi sering disalahgunakan seniornya untuk ajak unjuk diri..
klo mo plonco yg parah masuk TNI atu POLRI aja ya ga gan??

Quote:
Original Posted By Guntz.►
Tapi kalau gak pelonco2an gak seruu gan, ane ngalamin waktu SMA di peloncoin tapi pas di Kuliah gak dipeloncoin, rasanya janggal hambar "cuma gini-gini" doang, gak ada pengalamannya gak ada momen yang bisa diinget gitu gan, jadi ane rasa perlu dah, karena dari situ kita jadi kompak n isa kenal temen2 yang laen gan, ya tapi pelonconya juga yg sesuai lah jangan kelewatan
Diubah oleh In7drA 24-02-2013 11:56
0
2K
Kutip
20
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan