- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Tentang Céthé (Paduan Kopi, Rokok dan Batik)
TS
qi3w
Tentang Céthé (Paduan Kopi, Rokok dan Batik)
Mudah-mudahan no repsol:
Ini nih gan, td pas ane baca salah satu komeng di trit ane tentang manfaat ampas kopibahwa si agan ini memanfaatkannya ampas kopinya buat di oles di sebatang rokok agar lebih nikmat, terbesit juga untuk mencari nya, eh dan saya menemukan sebuah blog yang kebih unik lagi gan, blog ini membahas tentang hal tersebut namun yang uniknya adalah perpaduan nya itu loh gan, memadukan antara kopi, rokok dan batik
ane juga jadi penasaran nih gan, langsung az yuk gan..
Pada dasarnya kegiatan mengoleskan ampas kopi pada batang kretek ada di seluruh wilayah Indonesia dimana kebiasaan minum kopi dan menghisap kretek menjadi tradisi turun temurun. Kopi dan kretek menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari interaksi sosial masyarakat; baik yang agraris, pesisir, maupun perkotaan. Di daerah Tulungagung dan sekitarnya kegiatan mengoleskan ampas kopi pada batang kretek tersebut lebih dikenal dengan istilah nyéthé. Nyéthé sendiri berawal dari kata dasar céthé ampas kopi.
Bagi sebagian orang, tujuan dari nyéthé (mengoleskan ampas kopi pada batang kretek) adalah untuk mendapatkan citarasa lebih, baik aroma dan rasa pada hisapan kretek. Hal ini serupa dengan awal kemunculan kretek, dimana kretek merupakan racikan khas antara tembakau, cengkih, dan saus dengan komposisi citarasa personal. Guna mendapatkan aroma dan rasa yang nikmat, seorang pencéthé kadang menambahkan bahan-bahan lain di ampas kopi yang akan dioleskan. Bahan-bahan seperti susu, vanili, madu, gula aren menjadi bahan tambahan yang diracik dengan komposisi sedemikian rupa guna mendapatkan citarasa hisapan kretek yang jauh lebih nikmat. Selain itu, bahan-bahan tersebut juga berfungsi sebagai pelekat ampas kopi di batang kretek.
Popularitas céthé sebagai sebuah khasanah budaya muncul di awal tahun 80-an di wilayah Tulungagung dan sekitarnya. Pada masa itu kegiatan mengoles ampas kopi di batang kretek menjadi “warna” tersendiri yang menghiasi warung kopi dan interaksi sosial semacam kerja bakti maupun obrolan ringan. Perlu dicatat di sini, bahwa penyajian kopi yang digunakan untuk nyéthé harus bersama ampasnya.
Dalam perkembangannya céthé semakin kuat dan meluas, bukan hanya di wilayah Tulungagung dan sekitarnya, melainkan juga kota-kota lain. Kabupaten Rembang dan sekitarnya merupakan salah satu wilayah yang juga menjadikan céthé sebagai satu kebudayaan yang tidak terpisahkan dari kopi dan kretek. Kebudayaan céthé di Rembang dikenal dengan kopi lelet, hal ini merujuk pada alat yang digunakan untuk mengoleskan ampas kopi, yakni benang.
Kehalusan ampas kopi, pemilihan bahan campuran, alat, teknik, dan langgam sangat dipengaruhi oleh kekhasan masing-masing daerah dan citarasa yang diinginkan oleh pencéthé itu sendiri. Pada tahap inilah kebudayaan céthé memasuki level berikutnya dimana seorang pencéthé menambahkan unsur seni untuk menghiasi lukisan di batang kretek. Motif batik atau tribal merupakan motif yang paling sering dijumpai dalam céthé. Saat ini arti kata céthé bukan sekedar ampas kopi, namun lebih jauh berarti lukisan atau motif batik pada batang kretek.
Dapat disimpulkan céthé merupakan asimilasi budaya khas Indonesia yang berhasil memadumadankan antara kopi, kretek, dan batik dalam satu karya budaya. Dari sinilah konservasi céthé sebagai salah satu khasanah budaya Indonesia sangat diperlukan guna melindungi céthé dari klaim sepihak terutama dari pihak asing.
Ada lomba nya juga gan jangan salah lomba ini dihadiri dari berbagai kalangan, muda, tua, pria, wanita..
Spoiler for cek:
Ini nih gan, td pas ane baca salah satu komeng di trit ane tentang manfaat ampas kopibahwa si agan ini memanfaatkannya ampas kopinya buat di oles di sebatang rokok agar lebih nikmat, terbesit juga untuk mencari nya, eh dan saya menemukan sebuah blog yang kebih unik lagi gan, blog ini membahas tentang hal tersebut namun yang uniknya adalah perpaduan nya itu loh gan, memadukan antara kopi, rokok dan batik
ane juga jadi penasaran nih gan, langsung az yuk gan..
Pada dasarnya kegiatan mengoleskan ampas kopi pada batang kretek ada di seluruh wilayah Indonesia dimana kebiasaan minum kopi dan menghisap kretek menjadi tradisi turun temurun. Kopi dan kretek menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari interaksi sosial masyarakat; baik yang agraris, pesisir, maupun perkotaan. Di daerah Tulungagung dan sekitarnya kegiatan mengoleskan ampas kopi pada batang kretek tersebut lebih dikenal dengan istilah nyéthé. Nyéthé sendiri berawal dari kata dasar céthé ampas kopi.
Bagi sebagian orang, tujuan dari nyéthé (mengoleskan ampas kopi pada batang kretek) adalah untuk mendapatkan citarasa lebih, baik aroma dan rasa pada hisapan kretek. Hal ini serupa dengan awal kemunculan kretek, dimana kretek merupakan racikan khas antara tembakau, cengkih, dan saus dengan komposisi citarasa personal. Guna mendapatkan aroma dan rasa yang nikmat, seorang pencéthé kadang menambahkan bahan-bahan lain di ampas kopi yang akan dioleskan. Bahan-bahan seperti susu, vanili, madu, gula aren menjadi bahan tambahan yang diracik dengan komposisi sedemikian rupa guna mendapatkan citarasa hisapan kretek yang jauh lebih nikmat. Selain itu, bahan-bahan tersebut juga berfungsi sebagai pelekat ampas kopi di batang kretek.
Popularitas céthé sebagai sebuah khasanah budaya muncul di awal tahun 80-an di wilayah Tulungagung dan sekitarnya. Pada masa itu kegiatan mengoles ampas kopi di batang kretek menjadi “warna” tersendiri yang menghiasi warung kopi dan interaksi sosial semacam kerja bakti maupun obrolan ringan. Perlu dicatat di sini, bahwa penyajian kopi yang digunakan untuk nyéthé harus bersama ampasnya.
Dalam perkembangannya céthé semakin kuat dan meluas, bukan hanya di wilayah Tulungagung dan sekitarnya, melainkan juga kota-kota lain. Kabupaten Rembang dan sekitarnya merupakan salah satu wilayah yang juga menjadikan céthé sebagai satu kebudayaan yang tidak terpisahkan dari kopi dan kretek. Kebudayaan céthé di Rembang dikenal dengan kopi lelet, hal ini merujuk pada alat yang digunakan untuk mengoleskan ampas kopi, yakni benang.
Kehalusan ampas kopi, pemilihan bahan campuran, alat, teknik, dan langgam sangat dipengaruhi oleh kekhasan masing-masing daerah dan citarasa yang diinginkan oleh pencéthé itu sendiri. Pada tahap inilah kebudayaan céthé memasuki level berikutnya dimana seorang pencéthé menambahkan unsur seni untuk menghiasi lukisan di batang kretek. Motif batik atau tribal merupakan motif yang paling sering dijumpai dalam céthé. Saat ini arti kata céthé bukan sekedar ampas kopi, namun lebih jauh berarti lukisan atau motif batik pada batang kretek.
Dapat disimpulkan céthé merupakan asimilasi budaya khas Indonesia yang berhasil memadumadankan antara kopi, kretek, dan batik dalam satu karya budaya. Dari sinilah konservasi céthé sebagai salah satu khasanah budaya Indonesia sangat diperlukan guna melindungi céthé dari klaim sepihak terutama dari pihak asing.
Quote:
Spoiler for Céthé:
Ada lomba nya juga gan jangan salah lomba ini dihadiri dari berbagai kalangan, muda, tua, pria, wanita..
Spoiler for lomba nyete:
Quote:
0
4.4K
7
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan